{30} HUH...

2.4K 80 15
                                    

HAPPY READING...

Semua mobil membuntuti mobil adhit dari belakang. berusaha tetap fokus agar tak kehilangan jejak. Dari mulai mobil bang fahri yang tepat berada di belakang mobil adhit, hingga mobil nisa yang berada di paling belakang.

Sudah 2 jam lamanya adhit menyetir mobil. Rasa bosan tentu tengah melandanya. Ditambah iren yang sedari tadi diam tak bersuara membuatnya tak ada teman untuk bergurau, karena shiren pun tengah tertidur. Ia putuskan untuk menyetel radio, itung itung untuk menghilangkan penatnya.

'Oke, buat kalian yang lagi galau atau banyak masalah, kali ini kita akan mempersilahkan kalian untuk menumpahkan kekesalan atau sekedar curhat curhat kepada kita ya...'

Sebelum perkataan sang penyiar selesai, adhit sudah menghubunginya terlebih dahulu.

'Ouh udah ada yang tersambung ya oke, dengan siapa dimana?'

"Udin di jakarta" jawab adhit asal.

'Oke udin, silahkan mau curhat ?'

"Gua bukan mau curhat, gua cuma mau nanya solusi"

'Solusi apa tu? Kita akan berusaha membantu kok'

"Gua kan punya bini, nah dia ngeselinnya minta ampun. Tiap hari hobinya bikin otak gua kusut, apa gua buang aja ya bini gua ?"

Perkataan adhit tersebut sontak membuat iren kesal bukan main, tadinya ia ingin memukul adhit. Namun itu bisa membuat shiren terbangun, mengingat shiren tidur dengan bersandar ke bahu iren.

'Hahaha aduh bang, jangan dong kasian. Gitu gitu juga istri abang gimana si'

"Ya abis gimana lagi, eneg gua"

'Aduh masa si bang eneg ? Istri abang pasti cantik kan ?'

"Ya cantik si"

Seketika pipi iren memerah karena malu.

"Tapi bego nya tingkat dewa"

Muka iren kembali merah, kini bukan karena baper, tapi karena menahan marah.

'Haha kalau cantik mah bang sayang kalau dibuang'

"Yang cantik mah banyak, gua bisa nyari lagi"

'Emang apa si yang bikin abang kesel sama istri abang ?"

"Nih ya pertama dia itu cerewet, stres, lo tau pasien RSJ ?"

'Iyalah tau bang'

"Nah dia percis kek gitu!"

'Aduh abang ini ada ada aja. Janganlah jangan dibuang, kan istri adalah seorang wanita yang akan terus menemani abang'

"Iyalah gua tau, makasih ya sudah membukakan pintu hati gua, gua nggak jadi buang bini gua kalau gitu" kata adhit sembari cengengesan.

'Iya sama sama bang'

"Gila lo !" ketus iren kepada adhit.

"Abis gua bosen,  lo kenapa diem terus si?" tanya adhit sambil melihat iren dari kaca.

"Gapapa, udah lo nyetir aja lah" jawab iren dengan muka sebal.

"Ah basi lo" kata adhit.

Perkataan adhit tadi menutup percakapan mereka. Adhit kembali fokus menyetir, sedangkan iren memutuskan untuk ikut tidur bersama shiren.

*suasana di mobil nisa

"Nis, emang shiren itu siapanya adhit sama iren si ?" tanya adel sembari masih mengetik sesuatu di ponselnya.

ADHIT DAN IRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang