Happy reading...
"Turun" ucap adhit kepada iren.
"Disini?" tanya iren dengan mengangkat satu alisnya.
"Ya"
"Katanya lu mau ngajak gue makan gimana si"
"Turun sendiri atau gua paksa"
"Ish sadis amat" iren turun dari mobil sembari mendengus keras.
"Ikut gua"
"Gak ah, lu mau kemana si, orang gak ada tempat makan disini"
"Ya karena lu belum tau, udah lu ikut aja"
Akhirnya iren hanya bisa mengikuti adhit dari belakang dengan masih bertanya tanya.
Dan sampailah mereka ke sebuah bangunan yang asing bagi iren. Bangunan yang tak jauh dari jalan raya. Hanya saja terhalang oleh gedung gedung lainnya. Sehingga tempat ini sedikit susah ditemukan. Adhit dan iren memasuki gedung tersebut, seketika iren menarik tangan adhit dari belakang. Ia merasa tak nyaman dengan tempat ini karena musik yang bising dan tak jelas bagi iren.
"Gas, ini tempat apa? "
"Lu baru kesini ya, ini tempat yang biasa gua datengin sama temen temen gua"
"Ouhh...ada makanan gak? "
"Trus buat apa gua bawa lu kalau bukan buat makan hah? "
"Hehe ayolah gua lapar"
"Lu duduk disana" kata adhit sembari menunjuk salah satu meja yang dikelilingi lumayan banyak kursi.
"Lu kira acara keluarga? Ngapain duduk disitu, gua mau disini aja" ucap iren menunjuk meja berkursi dua disebelahnya.
"Duduk disana" kata adhit tegas, iren ya tetap iren yang pada akhirnya harus menuruti kata adhit. Ia pun duduk di tempat yang adhit maksud.
Sementara adhit memesan makanan, iren sibuk memperhatikan setiap sudut ruangan tersebut. Entah ini restauran atau apa, yang jelas keadaan didalam lumayan gelap dan sangat berisik oleh musik. Dan betapa terkejutnya ia melihat perempuan perempuan disekelilingnya memakai pakaian kurang bahan, dan banyaknya kerumunan laki laki. Ia langsung melihat ke baju yang ia kenakan saat ini, kaos lengan pendek dipadu dengan dress overall.
Mampus...
Sangat tidak nyaman bagi iren memakai baju ini ditempat yang seperti ini. Ditambah tak sedikit mata para pria hidung belang memperhatikannya.
"Aduh agas mana si" gerutu iren pelan. Matanya terus siaga melihat sekelilingnya.
"Na, makan dulu" adhit muncul membawa sepiring makanan dan segelas minuman. Yang iren lihat itu adalah chicken wraps dan taro milk tea kesukaan iren.
Matanya langsung berbinar dan tanpa basa basi ia langsung menyantap makanannya sedikit rakus. Rupanya tingkah iren mengundang tawa adhit yang sedari tadi memperhatikannya.
"Makannya pelan pelan" ucap adhit sembari memainkan hpnya.
Sadar akan perintah adhit, iren menghentikan aktifitasnya.
"Hehe maap gas"
.
.
.
"Kenyang" ucap iren sembari tersenyum. Adhit membalas juga dengan senyuman khasnya yang hanya selalu ia berikan kepada iren. Yaitu senyum dengan matanya yang sendu."Sekarang kita pulang" rengek iren.
"Gak, jangan sekarang. Lu nggak bosen apa dirumah terus?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ADHIT DAN IREN
RomanceNasib gue harus ngurusin cewek bar bar kaya loe. Menderita hidup gue -adhitya bagasardi Dari sekian banyak cowok di dunia, kenapa harus loe sih yang ada di hidup gue -irena irwanda Adhitya Bagasardi dan Irena Irwanda. Dua remaja yang harus menelan k...