{35} REIHAN

2.4K 97 0
                                    

"Re-reihan??" tanya irene gelagapan.

"Ya ini gua" jawab orang tersebut yang ternyata adalah reihan. Orang yang selama ini ia rindukan, kalau saja ia bukan istri dari seseorang, maka kini ia sudah memeluk reihan.

Kalian yang belum mengenal reihan tolong ijinkan saya memperkenalkannya oke.

Reihan, pemuda tampan yang pernah mengisi masa lalu iren. Lelaki pertama yang membuatnya merasakan jatuh cinta atau bisa dibilang cinta pertama, namun dulu iren tak mengerti tentang perasaannya. Sehingga ia tak pernah peka terhadap sikap reihan yang memiliki perasaan yang sama dengannya. Karena ia belum mengerti, ia pikir reihan hanyalah menyayanginya sebagai sahabat, ya SAHABAT.

Reihan memanglah sahabat lelaki iren yang paling dekat dengannya. Sebenarnya ia adalah teman dari adhit, tapi karena dulu adhit sering membawa iren main, jadilah reihan dekat dengan iren.

Ia juga lelaki yang selalu melindungi iren saat adhit tak ada. Ia yang akan membela iren selain adhit. Ia bahkan memperlakukan iren layaknya adik perempuan.

Apa dulu adhit marah saat reihan dekat dengan iren? Jawabannya adalah TIDAK, adhit tak pernah mempermasalahkan kedekatan mereka. Bahkan jika adhit tidak bisa bersama iren, ia akan menitipkan iren kepada reihan. Entahlah tapi itu dulu, saat mereka masih beranjak remaja bahkan bisa dibilang masih anak anak.

Lalu apakah reihan mengetahui bahwa iren dan adhit adalah suami istri? Jawabannya juga TIDAK ia benar benar tidak mengetahui, ia pikir adhit hanyalah sahabat iren.

Skip

Kedua pasang mata yang sudah lama tak bertatapan kini saling bertemu. Menjelaskan lewat bola mata betapa rindunya mereka satu sama lain.

"Ya, ini gua ren, reihan lu" kata reihan kelewat lembut.

Iren terbuai dengan kata terakhir 'reihan lu' seakan reihan menjelaskan bahwa hingga kini reihan masih miliknya.

"Gu gue gue kangen sama lu han" kata iren yang mulai menetaskan air matanya. Ingin sekali ia memeluk pria bertubuh tegap dihadapannya ini. Tapi gengsinya tinggi ditambah ia tak enak karena statusnya adalah seorang istri. Meski dulu ia lumayan sering memeluk reihan, namun jelas dulu ia masih anak anak, kini ia sudah beranjak dewasa. Iren tentu merasa canggung.

Seakan mengetahui keinginan iren, reihan maju selangkah mendekat kemudian mengaitkan tangannya keleher iren, memabawa iren kedalam pelukan hangatnya.

Seketika iren menangis di pekukan reihan. Ia tak dapat menahan rasa rindunya yang sudah lama ia pendam bahkan hampir terlupakan. Yah, ia hampir melupakan pria yang sudah ia anggap penting dalam hidupnya.

"Gua sayang lu ren" bisik reihan. Ia semakin mengeratkan pelukannya ketika mendengar tangisan iren.

10 menit lebih mereka berpelukan, tak menyadari bahwa sedari tadi ada sepasang mata yang memperhatikan mereka dari jarak yang cukup jauh dan kepalan tangan yang mungkin bisa mendarat kapan saja kepada reihan.

Reihan dan iren melepaskan pelukannya. Dengan segera reihan menangkup wajah iren dengan kedua telapak tangannya. Menyeka air mata yang masih sedikit mengalir di pipi iren.

"Haha kok lu nangis?"

"Heh gue nangis gara gara lu!" jawab iren membuat reihan terkekeh.

"Segitu kangennya lu sama gua haha"

"Ih najisun"

"Yeuh pake pura pura segala" kata reihan sembari menyubit pipi mulus iren.

"Lu tuh ya kemana aja sih gapernah ada kabar!" kata iren memayunkan bibirnya.

ADHIT DAN IRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang