{16} I'M SORRY

2.3K 93 5
                                    

Happy reading guys...

Perasaan cemas adhit semakin bertambah ketika melihat shiren yang meringis kesakitan sambil memegang kepalanya.

Buru buru adhit membenahi posisi duduk shiren dan mengambil alih kemudi. Namun sebelumnya ia menyuruh iren masuk dengan menarik tangannya. Iren pun menuruti adhit dan langsung duduk dikursi belakang. Sementar shiren tepat disebelah adhit. Bagaimana pun adhit tak mungkin meninggalkan iren.

Adhit menancap gas dan mengemudikan mobil shiren dengan kecepatan tinggi, namun tetap berhati hati. Sebenarnya ia tak tau harus membawa shiren kemana karena ia juga tak tau dimana rumah shiren yang sekarang. Satu satunya tujuan yang paling benar adalah rumah sakit. Mungkin itu lebih baik untuk shiren.

-

Di tempat parkir sekolah, bima dan sakti yang telah membawa mobil adhit pun harus mencari keberadaan adhit, karena mereka harus menyerahkan kunci mobil kepada adhit.

"Aduh mana sih si adhit" gerutu bima.

"Coba kita tanya tuh ke pak tono" kata sakti sembari menunjuk ke arah pos satpam. Bima pun mengangguk setuju.
Mereka pun menghampiri pak tono yang sedang menutup gerbang belakang.

"PAK PAK TUNGGU !" Teriak bima sambil melambaikan tangannya.
Merasa dirinya dipanggil, pak tono pun membalikan badannya.

"Ya ada apa ?"

"Pak liat adhit ga ?" Tanya sakti.

"Na adhitya ?"

"Iyah pak"

"Wah bapak nggak liat lagi anak anak. Setau bapak mereka semua pulang sekitar setengah jam yang lalu kok" jelas pak tono.

Sedangkan bima dan sakti menggaruk kepalanya yang tak gatal. Mereka bingung sebenarnya kemana perginya adhit.

"Oh gitu ya pak, yaudah makasih ya pak. Eh tapi bapak mau nutup sekolah ?" Tanya bima.

"Oh engga kok, sekolahnya ditutup sekitar jam dua" kata pak tono.

"Alhamdulillah. Kita boleh dong diem dulu disini ?" Sekarang giliran sakti yang bertanya.

"Iya boleh"

"Makasih pak"

"Sama sama"
Kemudian bima dan sakti pun kembali ke tempat parkiran.

"Coba loe telpon sak" kata bima. Sakti pun hanya mengangguk dsn segera mengeluarkan iphone nya.

Tut...tut...

Tut...tut...

Tut...tut...

Tut...tut...

"Anjir gak diangkat !"

"Coba loe yang telpon" kata sakti.
Sekarang giliran bima yang menelpon adhit.

Tut...tut...

Tut...tut...

Tut...tut...

"Lah tai ! sama aja nggak diangkat"

"Trus gimana dong ?"

"Si anying ! Kita harus kemana lagi ?"

"Tunggu aja dah"

-●-

Sesampainya di rumah sakit, adhit menggendong shiren turun dari mobil. Karena sebenarnya saat diperjalanan shiren sudah pingsan.

ADHIT DAN IRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang