6. PANTAI NGLAMBOR

1.9K 101 24
                                    

05.00

Reggy sudah siap dengan penampilannya yang sangat santai. Ia hanya memakai kaos putih polos dan celana bahan selutut. Ia tidak memakai sepatu kets yang biasa ia pakai kemana-mana. Ia hanya memakai sendal jepit seadanya. Sedangkan Rena, ya ia masih menikmati mimpinya.

"Renaa!!!!!" Teriaknya. "Lo mau gue tinggal?"

"Ergghhh." Rena mengerang karena merasakan ada yang sedang mengganggunya. "Apa sih, Bim, berisik."

Reggy menghela napasnya. Pasti ia sedang memimpikan Bima, cintanya pada masa SMA. "Gue bukan Bima, gue Reggy. Buruan bangun kalo lama gue tinggal!" Kemudian Reggy menarik selimut yang sedang dipakai oleh dirinya.

"Reggy ah, ganggu gue aja sih," ucapnya tapi kedua matanya masih rapat.

"Lo lupa, kita kan mau ke pantai, Ren!"

Setelah mendengar ucapan 'pantai', mata Rena membelalak. Ia lupa bahwa hari ini ia janji pada Reggy akan mengajaknya ke pantai yang tepat nya di daerah Gunung Kidul.

Ia langsung loncat dari ranjangnya, memakai sendal hotel nya dan menyaut handuk di lemarinya. Ia menyalakan shower air dinginnya, sabunan dan shampoan dengan cepat, gosok gigi dan cuci muka. Setelah selesai, ia memakai dalemannya dan memakai kaos dipadukan dengan celana pendek selutut.

Ia mengeringkan rambutnya dengan tangan kirinya menggunakan hairdryer. Sementara tangannya mengoleskan pelembab muka. Setelah beberapa helai rambutnya kering, ia menyisirnya dengan rapih. Kebetulan rambutnya tidak panjang, hanya sebahu itu membuat rambutnya cepat kering. Lalu ia memoles bibirnya dengan lip cream berwarna netral yang nyamar dengan warna bibirnya.

"Abis ngerem? lama banget najis dah," ucap Reggy saat melihat Rena baru keluar dari kamar mandi.

"Gue kan ngeringin rambut dulu trus pake ini itu, emang lo!" Balasnya seraya ia menyiapakan barang yang akan dibawa nya nanti.

"Ah lama lu, buruan kita sarapan dulu abis itu langsung cabut."

Setelah itu mereka berdua turun untuk sarapan yang sudah disiapkan oleh pihak hotel. Memang kebetulan perutnya sudah berdendang saat ia bangun tidur. Dan yang ditunggu-tunggu akhirnya datang. Ia mengambil nasi dengan semua lauk yang tersedia. Tak lupa ia mengambil buah untuk pembuka makannya. Dan ia meminta untuk dituangkan secair teh manis. Reggy hanya mengambil sedikit sushi, churros, dan buah. Tapi ia merubah pikirannya, bahwa ia harus memakan nasi, kalau tidak bisa-bisa diperjalanan ia akan mual-mual karna belum sarapan.

Makanan yang mereka makan sudah berpindah semua ke perut mereka masing-masing. Rena yang merasa perutnya begah, ia memutuskan untuk menunggu pak Deni di lobby utama hotel. Kebetulan diaitu tersedia sofa yang membuatnya ingin berlama-lama.

Tak lama, ponsel Rena berdering. Di layarnya menunjukkan nama pak Deni menelfonnya.

"Halo pak."

"..."

"Di lobby ya pak."

"..."

"Ok."

Rena bangkit dari tempat duduknya, ia menggemblok tas ransel kecilnya di pundaknya.

"Gy, ayo buruan. Pak Deni udah mau nyampe." Reggy mengangguk dan mengikuti kemana Rena berjalan.

»»»

09.00

"Huek huekk." Perut Rena merasa terguncang. Rasa mual melandanya. Ingin sekali ia mengeluarkan isi perutnya. Bukan berarti ia hamil. Ia mual karena perjalanan menuju pantai itu berbelok-belok, tanjakan dan turunan yang tak diduga-duga.

Razarena | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang