39. WONDER WOMAN

1.2K 49 0
                                    

Saat melacak di mana keberadaan Rena, Raza terkejut saat mengetahui Rena bukan di rumah atau di rumah Devi, melainkan di gudang kosong yang sangat banyak tangki minyaknya. Saat Raza menelepon Rena, ponselnya tidak aktif karena dimatikan oleh Angel. Perasaan Raza sangat panik. Untung saja sekarang sudah tidak ada pasien lagi, jadinya Raza bisa izin pulang.

Saat Raza memasuki mobilnya, ada seseorang yang meneleponnya dengan nomor yang sama sekali tidak diketahui. "Halo? Ini siapa ya?" Tanya Raza.

Sosok perempuan di seberang sana tertawa. "Raza, kalau lo mau Rena selamat, bawa uang ke sini satu milyar. Kalau lo nggak ke sini juga, nyawa Rena dan janinnya tidak akan selamat! Dan jangan bawa polisi ke sini."

"Ang--" Angel sudah menutup teleponnya. Raza berdecak kesal. Mengacak rambutnya frustasi. Ia sudah menduga kalau dalang di balik semua ini adalah Angel. "Bangsat!" Umpatnya kesal.

Untung akal sehat Raza masih bekerja. Raza tidak akan mengasih uang untuk Angel. Tetapi ia akan menghubungi polisi untuk datang ke TKP tanpa memedulikan ancaman yang Angel berikan. Raza percaya kalau polisi bisa meng-handle semua ini. Raza sengaja tidak mengasih tahu keluarganya terlebih dahulu. Bisa-bisa nanti mereka semua panik dan akan membuat semuanya menjadi kacau.

Raza mengendarai mobilnya menuju kantor polisi. Raza membawa semua bukti yang selama ini menghantui mereka semua. Raza diuntungkan karena letak gudang, rumah sakit, dan juga kantor polisi tidak terlalu jauh. Sesampainya di sana, Raza langsung melaporkan semuanya. Pihak polisi pun setuju karena yang Raza ceritakan semuanya masuk akal. Raza menceritakan semua kronologinya mulai dari peneroran yang pertama sampai sekarang Rena hilang karena diculik oleh mereka.

***

Tiba-tiba Angel mendobrak pintu gudangnya. "Gawat, Reg, polisi menuju ke sini. Kita kabur sekarang kalau nggak mau ditangkap oleh mereka."

Reggy langsung mengenakan baju dan celananya. Sebelum ia pergi, ia menatap tajam Rena. "Hutang lo belum selesai, Renata!" Setelah itu Reggy pergi bersama kedua komplotannya dan meninggalkan Renata sendirian.

Terdengar suara tembakan dari luar, komplotan Angel langsung keluar gudang lewat pintu belakang. Hati Rena terenyuh saat melihat sosok Raza yang muncul di hadapannya. Raza segera melepaskan tali yang masih mengikat di tubuh Rena. Raza juga terkejut saat melihat kondisi Rena yang tidak mengenakan pakaiannya. Buru-buru Raza memakaikan kembali pakaian Rena. Air mata Rena masih mengalir dengan deras. Untung saja dirinya dan janin yang berada di perutnya masih selamat, kalau tidak Rena tidak akan tahu nasibnya sekarang seperti apa.

Rena langsung menjatuhkan badannya ke dalam pelukan Raza. Tentu saja Raza langsung memeluk erat Rena. "Za ... aku takut. Reggy jahat," lirihnya.

Raza tetap memeluk Rena dengan erat agar Rena menjadi aman saat berada di sampingnya. "Kamu tenang saja, polisi lagi mengejar mereka berdua." Raza melepaskan pelukannya, lalu ia memegang bahu Rena dengan cukup kencang. "Percaya sama aku, selama ada aku, sekarang kamu aman."

"Koas kamu bagaimana?" tanya Rena.

Raza menghela napasnya berat. "Kamu lagi genting kayak gini masih saja mikirin koas aku, itu biarin saja, nanti aku urus sama Kakek. Sekarang yang penting kamu aman sama aku." Lalu Raza kembali memeluk Rena.

Air mata Rena sudah mulai mereda, ia melepaskan pelukannya lalu menatap wajah Raza dalam-dalam. "Aku benci Reggy."

Raza hanya mengangguk sebagai jawabannya. Walaupun ia tahu kalau Reggy salah satu pelakunya, ia yakin kalau Reggy hanya di cuci otaknya oleh Angel. "Rena, kamu nggak boleh benci sama dia. Aku tahu sebenarnya dalang di balik semua ini Angel. Bukan Reggy."

"Tapi, Za--"

"Percaya sama aku. Reggy itu sahabat kamu. Nggak mungkin dia kayak gitu," ucap Raza meyakinkan Rena.

"Sudah bisa sok tahu ya lo!" Ketus seseorang yang berada kurang dari 10 meter di belakangnya.

Raza dan Rena langsung menoleh ke belakang mereka. Betapa terkejutnya Raza saat melihat Reggy belum di dalam tangan polisi.

Reggy tertawa renyah. "Kenapa? Kaget ya?"

Raza langsung membelakangi tubuh Rena. "Mau ngapain lagi lo? Kenapa lo nggak ikut sama kedua teman lo ke penjara?" Tanya Raza.

Reggy mengeluarkan pistol dari kantung celananya. Lalu mulai menyodorkan pistol tersebut ke arah mereka berdua.

"Reggy, gue mohon jangan lakukan itu," pinta Rena dengan suara yang masih sesegukan karena habus nangis.

Tangan Reggy sudah mulai mengarahkan pistolnya tepat ke arah Rena. Tetapi Raza masih di depan Rena sehingga badan Rena masih tertutup oleh badan Raza. Jari Reggy sudah mau menembakkan pistolnya.

Dor!

Rena menutup matanya. Ia mengira kalau setelah ini ia sudah tidak akan bisa melihat dunia. Ternyata prediksinya salah. Seseorang telah membuat badan Reggy menjadi jatuh dan berlumur darah.

"Adel?" Gumam mereka berdua.

***

Maaf kalo feelnya nggak terasa. Ok ini belum ending. Mungkin aku akan ngebut menyelesaikan cerita ini.

Terima kasih yang sudah membaca.

Razarena | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang