Renata.
Sudah hampir satu bulan aku hidup bersama sang monster itu. Rasanya ingin sekali aku mengurungnya kedalam penjara yang isinya para kuntilanak. Entah kenapa Raza sangat takut pada kuntilanak. Padahal dibanding dengan dirinya, dirinya itu lebih menyeramkan dibanding kuntilanak.
Dan parahnya, aku baru tau kalau Angel adalah perempuan yang ingin dinikahinya saat dulu. Entah sakit atau biasa saja perasaanku sekarang saat mengetahui kalau sampai sekarang Angel masih mengharapkan Raza. Kalau hatiku sakit, tandanya aku sudah mulai menyukainya?
Aku tak mau bohong pada kalian semua dan tentunya pada diriku sendiri. Ya, sepertinya aku sudah mulai menyukai Raza. Entah kenapa, terkadang aku merasa nyaman berada di dekatnya. Seperti ada superhero yang sedang melindungiku. Walaupun terkadang ia yang menghancuriku dengan kata-kata pedas nya saat aku dapat IPK dibawah empat.
Aku pulang ke rumah dengan kondisi wajahku yang sudah tak karuan. Mami menanyakan kondisiku tapi aku hanya jawab tidak apa-apa. Aku masih tak percaya kalau wanita cantik itu jodohnya yang gagal. Walaupun sekarang Raza milikku, tapi aku takut kalau Raza mencintainya kembali.
Otakku rasa nya panas sekali. Seperti sedang di neraka jahanam. Aku berusaha meyegarkan otak ku dengan memainkan gitar dan menyanyikan lagu kesukaan aku dan Reggy dulu. High hopes. Andai saja Reggy saat ini disampingku, sudah ku unyeng-unyeng mukanya sampai hancur. Karena memang dia lah orang yang paling penyabar menghdapi ku dibanding orang lain.
Satu demi satu bait aku nyanyikan dengan pelan. Moodku kali ini benar-benar sangat amat buruk. Ya kalian tahu pasti sebabnya apa.
*Flasback on*
"Bukan itu oon chord nya," ucapku sambil menoyor kepala nya.
"Lah lu bego, ini tuh yang ini pea." Ia pun menoyor kepala ku juga.
"Mana ini ini, kalo gak tau ya bilang lah. Sini!" Lalu aku mengambil gitarku yang terdapat di tangan Reggy. Lalu aku memainkan bagian reff nya.
But I've got high hopes
It takes me back to when we started
High hopes
When you let it go go out and start again
High hopes
When it all comes to an end
But the world keeps spinning around"Salah lirik tau!" Ucapnya ketus.
"Mana salah si? Lu kuno banget deh. Hidup di jaman apa sih?"
"But high hopes...." Nyanyinya.
"Eh bego!" Aku menoyornya kembali. "But I've got high hopes tau bukan but high hopes!" Ucapku lalu aku mengambil alih gitar yang dia pegang.
"Oh iya gue lupa hehe," ucap Reggy setelag ia mendengar aku menyanyi sambil memainkan gitarnya.
Lalu kami berdua kembali menyanyikan lagu itu sampai dua kali. Entah apa yang special dari lagu itu. Rasanya hati ku semakin adem saat menyanyikan lagu itu.
"Reggy lo tau gak?" Tanyaku padanya. Sengaja aku memancing agar aku dan dia mengobrol seperti biasa karena dari tadi aku hanya diam. Begitupun dirinya.
"Kenapa?"
"Bima kan pindah sekolah," jawabku malas.
"Lah kok?"
"Iya dia kan sebulan hampir gak masuk. Terus ibunya gak suka kalo dia sekolah di swasta."
"Bandel banget sih doi lo!"
"Siake mana doi sih?!" Tanyaku geram. Sebenarnya dia meledekku atau menghina Bima?
"Yakan dia calon pacar lo."
"Dia aja jutek banget sama gue sekarang, terus udah jarang nge-chat gue,"
"Malang banget sih nasib lo!"
Karena aku kesal dengannya, ku cubit lengannya, "sembarangan lo!"
"Aduh sakit oon! Bercanda doang gue!"
"Gak! Lo ngeselin! Gak tau apa gue lagi sedih?"
"Enggak," jawabnya cuek lalu ia kabur dan masuk ke dalam kamarku.
"REGGY!!!!!!!"
"APAAA?" Jawabnya dengan teriakan juga.
"Liatin lo!" Ancam ku sambil menatap tajam ke arahnya.
"Ini lo lagi liatin gue kan?"
"Tai tai tai banget lo!" Lalu aku mencubit kembali lengannya.
"Sakit ih tuan puteri!" Ia menepuk-nepuk tanganku yang sedang mencubit lengannya.
"Bodo," ucapku sambil membuang muka.
Lalu aku terkejut saat Reggy menghampiriku lalu ia memelukku pada saat itu juga.
"Uuuu bercanda gue, jangan sedih dong nanti sahabat lo yang gantengnya sejagat raya ini sedih." Sangat pede sekali dia. Lalu aku melepaskan pelukannya.
"Ah nyebelin!" Dan aku duduk di ujung ranjang milikku.
"Lah malah marah, lagi di tenangin jugaan," katanya sambil geleng-geleng kepala.
Lalu ia menghampiriku dan duduk di samping diriku. Ia merangkulku." Yaelah cowo kayak gitu masih lo nangisin,"
"LO BELA GUE DIKIT KENAPA!" Bentakku kesal. Satu demi satu tetes air mataku keluar.
"Ih nangis hahahah—sini sama abang." Tubuhku lalu ditarik oleh kedua tangannya dan di dekap wajahku ke dada bidangnya. Disitu tangis ku pecah. Ada sesuatu yang Reggy tidak ketahui tentang Bima.
*flashback off*
"Ren? Kok nangis sih?" Astaga ternyata sedari tadi aku melamuni kenanganku saat aku masih duduk di bangku SMA bersama Reggy.
"Hah?—iya kah?" Aku tersadar dari lamunanku saat Raza melambaikan tangannya ke depan wajahku. Aku segera mengusap air mata yang sudah mengalir di wajahku.
"Lo kenapa Ren? Marah ya sama gue?" Tanya Raza merasa bersalah.
"Eh engga kok, gue gak marah sama lo." Lalu aku tersenyum ke arahnya meyakinkan Raza kalau aku tidak marah kepadanya.
"Ren, gue tuh gak pernah suka sama Angel, itu orang tua gue yang nyiapin semuanya. Itu juga sudah lama banget. Lupain aja, gue kan suka nya sama lo."
Setelah aku mendengar perkataan Raza barusan, kenapa hati ku yang paling dalam menyuruhku untuk memeluk Raza. Lalu aku memeluknya secara spontan.
"Ren kenapa? Kok nangis?" Ia pun membalas pelukanku sambil mengusap puncak kepala ku.
Aku tak menjawabnya. Aku hanya menangis sepuasku. Jujur, aku rindu sama Reggy. Sangat amat rindu. Tapi kalian jangan salah paham dulu ya. Aku dan Reggy hanya bersahabat saja kok. Tidak ada apa-apa.
"Nangis aja sini," lalu ia memelukku lebih erat.
Akhirnya rasa nyaman ku kembali datang. Ini lah yang aku inginkan.
🍃
Halo semua!!!
Gak tau kenapa ini part nya sedih mulu. Atau gak sedih? Aku gak jago banget sih duh gimana ya masih amatiran banget huehehe.
Maaf kalau ada typo. Tell me tell me ya kalau ada typooo
Happy reading❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Razarena | ✔
Romance[SELESAI] Tidak semua yang terlihat baik itu baik. Dan belum tentu yang terlihat buruk itu buruk. Ps: tidak akan direvisi. ✔post: 13 July 2017 ✔finish: 27 Mei 2018