8. RESAH

1.8K 104 7
                                    

16.00

Setelah sebulan menunggu pengumuman ujian, sesuai dengan dugaan Rena, ia tidak lolos PTN, dan Reggy lah yang lolos di salah satu PTN di Bandung dan mengambil jurusan teknik industri.

Sekarang mereka berdua sedang duduk di balkon kamar Rena. Seperti biasa, memainkan gitar dan menyanyiman lagu.

"Gy," panggil Rena.

"Hm?" Responnya. Ia masih asik memetik senar gitarnya satu demi satu.

"Kalo lo kuliah di Bandung, lo nge kost dong?" Pertanyaan macam apa itu, jelas-jelas ia akan nge kost, yakali bolak balik Jakarta-Bandung.

"Iyalah, lo nanya yang ada faedah nya kenapa."

Rena menghembuskan nafasnya panjang, "huuuh, jadi kita pisah dong?"

"Iya kali, tapi gue masih ke Jakarta lah, Bandung deket ini."

"Lo gak usah nge kost kenapa sih," bujuk Rena.

Reggy terkekeh pelan mendengar permintaan Rena barusan, jelas-jelas kalau ia di Jakarta butuh ongkos untuk kesananya, "cie kangen ya sama gue ha ha ha." Ledeknya.

Rena mencubit lengan Reggy, "ih apaan sih lo. Pede banget najis!" Ia memutar bola matanya. Tapi memang ada rasa sedikit kangen kalau nanti Reggy akan kuliah di Bandung.

"Trus apalagi kalo bukan kangen namanya?"

Skakmat! Rena terdiam. Tidak ada alasan yang bisa ia keluarkan lagi.

"Yaaa ... nanti siapa yang nganterin gue jalan lagi, siapa yang bantuin gue milih buku resep, siapa yang masakin gue lagi?"

"Ya sendiri lah, udah dewasa masa masih nggak ngerti. Kayak masih SMA aja." Ia menyenggol bahu Rena.

Dan sekarang dua-dua nya terdiam. Rena hanya memikirkan siapa yang akan menjaganya, siapa yang akan membantunya dan lain-lain. Reggy itu bagaikan papi nya. Dan sebentar lagi Reggy akan pergi meninggalkannya.

Rena mendekat ke arah Reggy. Ia menyenderkan kepala nya ke bahu Reggy. Reggy yang merasakan seperti ada yang mengganjal bahu nya, ia menoleh dan memperhatikan Rena yang sedang memejamkan matanya. Satu kata yang menggambarkan wajah Rena. Cantik. Walaupun tukang marah.

"Gy," panggil nya.

"Hm?"

"Jangan lupain gue ya."

Reggy terkekeh, "apaan sih lo. Gak usah melow gini deh."

"Ih! Nanti kalah lo punya sahabat baru terus lo lupain gue, terus kalau lo udah punya cewe terus lupain gue, terus kalau lo udah sibuk terus lupain gue gim--"

Reggy membekap mulutnya yang berkicau seperti burung beo itu. Ia membangunkan Rena yang sedang bersandar lalu ia pegang kedua bahu Rena.

"Renata, gue cuma pergi ke Bandung doang. Gak pergi sampai ke antartika. Jadi gue gak bakal lupain lo. Kita kan masih bisa chat."

"Ya terserah lo, Reggy," ucapnya malas. Ia bangkit menuju kamarnya dan meninggalkan Reggy sendirian.

"Rena kok gue ditinggal sih!" Teriaknya.

"Bodo!" Mendengar jawaban Rena, ia hanya tertawa. Betapa lucu nya kalau Rena ngambek karena di ledek. Ingin rasanya ia mencium pipinya. Tapi hubungan mereka hanya sahabat. Gak lebih.

Reggy menyusul Rena yang sedang duduk di kasur sembari memainkan laptopnya mendengarkan musik kesukaannya. Ia mengambil sebelah headset yang sedang Rena pakai.

Razarena | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang