Rena sudah siap dengan pakaiannya yang terlihat cukup santai. Ia merapihkan rambutnya yang baru saja di keringkan dengan sisirnya. Saat ingin menyisir, sisir yang dipegang olehnya kini sudah berpindah tangan.
"Sini aku sisirin ... hoaam." Raza meraih sisir yang dipegang Rena. Walaupun masih mengantuk, tapi kalau sudah berurusan dengan rambut wanginya Rena, ia tidak akan lepas. "Kamu mau ke mana?"
"Ya ... ke kampus lah," ucapnya datar. Terlihat dari cermin, wajah Raza masih penuh dengan bekas lipatan.
"Hah?" Tanyanya dengan nada yang masih mengantuk. "Kamu mau kuliah? Kamu enggak takut kecapekan? Kamu kan lagi sakit, harusnya istirahat aja Rena."
Sungguh cerewet sekali pria ini.
Rena membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Raza. Pria itu sangat tampan. Matanya masih merem melek, rambutnya masih berantakan, perutnya yang sedikit gendut itu membuat Rena geregetan ingin mencubitnya.
"Bawel!" Ucap Rena gemas. Rena mencubit perut Raza yang cukup buncit itu. "Ayo kita kuliah, Za. Aku kangen sama Adel."
Sepertinya Raza masih setengah sadar. Ia masih menatap Rena dengan bingung. "Hah?"
Rena tertawa melihat wajah Raza yang seperti orang plongo. "Kamu mandi, ya. Aku sudah siapin air hangat." Rena memegang tubuh Raza yang besar lalu mendorongnya ke arah kamar mandi kamarnya. "Handuknya ada di dalam ya. Kamu jangan lama-lama."
Sebelum mereka berangkat kuliah, Raza sempat menentang saat Rena ingin pergi ke kampus. Dengan alasan ia sedang hamil muda. Ia tidak mau ada apa-apa oleh istrinya. Tapi Raza tidak ingin istrinya itu sedih, jadinya ia mengizinkan Rena untuk pergi ke kampusnya bersama dengannya.
***
"Gimana?" Tanya Adel sambil melihat dengan jeli wajah Rena.
Rena sedikit bingung dengan pertanyaan Adel barusan. "Apanya?"
Adel menghela napasnya sejenak, "kandungan lo lah."
Rena sedikit terkekeh lalu menyeruput teh hangat pesannya, "ya, nggak gimana-gimana sih. Cuma gue masih suka mual aja."
Adel membulatkan bibirnya, "Raza gimana?"
Rena hanya mengedikkan bahunya, "ya, lumayan."
Adel menaikkan sebelah alisnya, "Apa nya lumayan?"
"Tanya aja orangnya sendiri."
Tangan Adel melayang tepat di kepala Rena, "ye dasar! Kayaknya lo sudah bahagia banget sama dia ya?"
"Ya, begitulah. Better dari yang dulu. Sudah jarang marah-marah sama gue."
Tanpa se-pengetahuan Rena, tiba-tiba Raza sudah duduk di sebelah Rena, "Dor!"
Merasa ada yang mengagetinya, Rena menoleh ke arah kanannya. Terdapat pria berambut gondrong yang sudah dirapihkan dengan pomade wangi stoberi itu.
Hidung Adel mengendus-ngendus baju yang dipakai oleh Raza, "suami lo wanginya kayak wangi ponakan gue deh, Ren."
Rena dan Raza saling melirik, "emang aku bau apa, yang?" tanya Raza sambil mencium baju yang sedang dipakainya.
Hidung Rena pun mengendus-ngendus bau yang dipakai oleh Raza, "kamu ... bau asem, Za."
Rena dan Adel pun tertawa melihat wajah Raza yang panik karena katanya ia bau asam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Razarena | ✔
Romance[SELESAI] Tidak semua yang terlihat baik itu baik. Dan belum tentu yang terlihat buruk itu buruk. Ps: tidak akan direvisi. ✔post: 13 July 2017 ✔finish: 27 Mei 2018