7. SEORANG RAZA

2.1K 97 12
                                    

13.00

Renata

Setelah tiga  hari liburan kami di Jogja, kamipun pulang ke Jakarta karna hari ini akan diadakan tes SBMPTN. Entahlah, bukannya aku belajar untuk mempersiapkan ujian, aku malah liburan. Sudah dari di pesawat aku memikirkan bagaimana soal nya. Soal UN aja aku mengerjakannya hampir mau nangis, gimana soal SBM. Sebenarnya kalau tidak diterima gak ada masalah, mami juga udah nyiapin kampus swasta bareng dengan Reggy, tapi aku lebih bersyukur kalau masuk ke negri.

Beruntung aku satu tempat ujian bersama Reggy. Jadi masih ada teman untuk mengobrol bareng.

"Ah gila, Gy, susah banget soalnya," ucapku mengeluh kepada Reggy yang sedang asyik memakan semangkuk baksonya.

Reggy menghiraukan ocehan ku, ia masih tetap memakan satu demi satu bakso yang sudah ia potong.

"Reg, dengerin gue kenapa." Karna aku geram dengannya, kumakan satu buah bakso miliknya.

"Lo apa-apaan sih, Ren!" Sepertinya ia kesal dengan sikapku, dalam hati aku tertawa kemenangan

"Lagian lo tuh ya kalo orang ngomong dengerin, tadi tuh soalnya susah banget. Gue pusing, kalo misalnya gue gak lulus gimana ya, kalo gue swas—"

"Makan tuh bakso gue, ngoceh mulu kayak burung beo. Kalo lo nggak diterima yaudah swasta elah ribet banget sih tuh congor. Udah ah, gue mau balik." Saat aku belum selesai berbicara, mulut ku disumpal oleh bakso miliknya yang berukuran besar. Tapi lumayan sih dapet dua bakso.

Aku mengejar Reggy, aku sejajari langkah ku dan langkah Reggy yang begitu cepat. Kalau aku ditinggal pulang oleh nya, aku tak tau mau pulang dengan apa. Dan kebetulan dompetku sejak tadi pagi tertinggal di dalam mobilnya.

Aku membuka pintu mobil miliknya kemudian duduk manis di dalamnya. Aku mengecek dompet ku dan semuanya masih utuh. Reggy menjalankan mobilnya dengan kecepatan standar karena pada sore ini jalanan tidak begitu macet. Mungkin bisa dibilang ramai lancar.

Otakku panas setelah mengerjakan soal laknat itu. Aku memutar lagu kesukaanku, menyumpal kedua kuping ku dengan headset lalu ku mundurkan jok mobilnya dan aku memejamkan mata ku.

Tidurku sangat nyenyak sekali sampai ku kira ada gempa di Jakarta, ternyata Reggy lah yang membuat gempa itu. Ia mengguncangkan badanku sampai aku terbangun kaget. Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya aku tiba di istana ku.

"Lo mau mampir, Gy?" Tanya ku yang nyawa nya belum sepenuhnya kumpul.

Reggy menggeleng, "gue langsung aja, mau tidur capek." Ku kira orang seperti Reggy tidak capek bila mengerjakan soal susahnya naujubilah.

"Yaudah, makasih ya," ucapku sambil mengucek sebelah mataku. Aku mengambil tas dan dompetku yang terdapat di jok belakang mobilnya kemudian aku turun dari mobilnya. Ku perhatikan Reggy tersenyum kecil dari dalam mobilnya. Entah apa yang membuat orang ini tersenyum. Lalu ia memutarkan mobilnya hingga masuk ke pekarangan rumahnya.

Aku memencet bel dan aku mendengar suara hentakan kaki yang berjalan menghampiri pintu rumahku. Ia memutar kunci rumahku ke kanan dan membukanya. Ternyata dia mba ku, kukira mami.

Aku langsung masuk membuka sepatuku sembarang, kalau mami tahu aku seperti ini, beliau akan memarahiku. Aku menaiki tangga satu persatu. Hampir saja aku terjatuh karna aku berjalan dengan satu mata. Aku membuka kamarku yang dingin karena tadi aku sudah memesan kepada mba ku untuk menyalakan pendingin ruangan di kamarku.

Aku melempar tasku di lantai dan langsung menjatuhkan badan ku ke atas kasur yang tidak terlalu besar milikku. Aku berusaha memejamkan mataku tapi hasilnya nihil. Mungkin aku sudah terlalu lama tidur di mobil sehingga susah untuk kembali tertidur. Aku bangkit lalu pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Lalu aku mengambil gitar pink milikku dan memainkannya di balkon depan kamarku yang berdepanan dengan kamar Reggy.

Aku memetik satu persatu senar gitarku yang melantunkan lagi yang dinyanyikan oleh kodaline yang berjudul high hopes. Karena aku terlalu asik memainkan gitar milikku, aku sampai tidak ngeuh ada yang memperhatikanku dari ujung sana.

Aku menyipitkan mataku, di sana terdapat Reggy yang sedang memakai kacamata yang membuatnya tampan. Ia sedang membaca buku yang tebalnya bisa menimpuk anjing sampai pingsan. Dan kebiasaan buruknya adalah selalu meminum kopi.

Aku sangat jarang melihatnya memakai kacamata dengan frame tang cukup besar. Mungkin itu daya tarik seorang kutu buku? Aku tak tau.

"REGGY!" Teriakanku cukup menggelegar, tidak mungkin kalau ia tidak mendengar teriakanku. Ia menoleh ke sumber suara, yaitu aku.
Aku hanya memamerkan sederetan gigi rataku. Lalu ia melanjutkan membaca bukunya kembali. Bibirku berubah menjadi manyun.

"REGGY!!" Teriakku untuk kedua kalinya. Ia menutup bukunya dan membawa secangkir kopi miliknya kedalam kamarnya.

Dasar cowo tidak peka! Batinku dalam hati.

Lalu aku melanjutkan permainanku dengan lagu yang berbeda. Aku memejamkan mataku mendalami lirik yang ku nyanyikan dan menikmati dentingan musik yang ku mainkan.

"DOR!" Aku langsung bangun dari mimpiku. Ada seseorang yang baru saja ingin ku bunuh tapi tidak jadi. Reggy tertawa melihat respon ku seperti orang yang sedang kejang-kejang. Apakah ia mempunyai kepribadian ganda? Tadi sangat jutek padaku dan sekarang? Entahlah.

"Lo punya penyakit baru ya, Ren? Hahahaha." Lagi-lagi tawanya semakin menggelegar. Karna geram, aku mencubit perutnya yang sama sekali tidak ada lemaknya.

Reggy mengambil kursi kerajaanku dari kamarku dan menjajarkannya di samping kursi yang aku duduki. Ia merebut gitarku dan melantunkan lagu despacito, lagu yang lagi sangat hits di seluruh penjuru dunia. Aku pun ikut menyanyi sesuai nada yang ia mainkan walaupun terkadang lidahku terpeleset karena liriknya yang sangat sulit.

***

Author.

"Mba, bakso nya tiga porsi ya nggak pake lama," ucap salah satu mahasiswa tampan yang bernama Raza.

Raza Alatas. Dari namanya kalian sudah tau kalau Raza adalah keturunan arab. Badannya tegap tinggi, kulitnya yang cenderung kuning, hidungnya mancung seperti perosotan dan bibirnya yang merah membuat wanita tergila-gila padanya. Sampai ada yang sudah menikah masih menyukainya.

Semua mahasiswa mengenal siapa Raza. Bisa dibilang dia adalah the most wanted di Fakultas Kedokteran. Semua wanita di kampus tersebut kenal dengan Raza. Apalagi kampus tersebut merupakan kampus milik keluarganya. Sudah banyak sekali wanita yang mengantri untuk menjadi kekasihnya. Tapi sayangnya, sikapnya yang dingin membuat mereka mundur perlahan. Tak semudah itu Raza memilih siapa yang akan menjadi pendampingnya. Ia masih asik dengan jurusan yang ia tekuni. Ia tidak mau terganggu kalau ia memiliki kekasih. Apalagi yang sangat over.

"Gue gak sabar ngeliat maba yang gemes-gemes ugh," ucap salah satu temannya yang bernama Danur. Ya Danur memang terkenal dengan cap suka menggoda mahasiswa disini.

"Najis lo, Nur, masih aja tingkah lo kayak bocah SMA aja sih!" Sambung Theo sambil menoyor kepala temannya itu.

"Udah makan bakso nya, ntar keburu kering dengerin ocehan si Danur yang isinya cuma cewe, cewe, dan cewe," ucap Raza kesal karena ocehan Danur yang sama sekali tidak ada faedahnya.

***

Cuplikan bebebQ satu aja ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cuplikan bebebQ satu aja ya. Sisanya bisa diliat di part terakhir. Nanti takutnya kalian jatuh cinta sama bebebQ h3h3.


Hepi reading❤

Razarena | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang