21. CLUB

1.8K 78 2
                                    

Author.

Sekarang yang dilakukan oleh segerombol gang nya Raza adalah duduk cantik sembari menikmati secangkir kopi yang pahit seperti hidup teman-temannya yang belum memiliki pasangan. Sungguh miris, bukan?

"Bro, nanti malam ikut yuk," ajak Danur. Tumben sekali ia tidak membicarakan cewek. Biasanya yang dibicarakan hanya cewek, cewek, dan cewek.

Raza menautkan alisnya. "Hah?"

"Kok hah sih? Lo lupa? Kita 'kan biasanya kalau abis ujian nongkrong," sambung Theo. Membuat Raza semakin bingung.

"Ah, lemot lo lebih dari Danur." ejek Theo. "Biasa lah clubbing. Kayak dulu lagi. Udah lama gak clubbing," Sambungnya.

"Lah si anjing, kok gue sih?!" Ucap Danur yang merasa kalau dirinya dibawa-bawa oleh Theo.

"Iya emang. Lo kan nyambung kalo masalah cewek doang!" Ejeknya lagi. Lalu Raza dan dirinya tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Danur yang kesal campur sedih itu.

"Sialan lo emang!" Alhasil kepala Theo ditoyor oleh Danur.

"Hahaha, udah sih kayak anak kecil aja," lerai Raza. Memang di antara ketiganya yang paling dewasa adalah Raza. "Yaudah yuk, ntar malem ya? Jam berapa?"

"Hmmm, kayak biasa lah. Jam 12 an aja gimana?" Tanya Theo.

"Oke. Nanti gue dateng," Jawab Raza.

***

00.00

"Yang, aku pergi dulu ya." Pamit Raza.

Sekarang ia sudah rapih. Tidak rapih sih, hanya pakaiannya santai tapi tetap rapih. Dan ketampanannya tidak berkurang satu persen pun. Ia mengenakan celana selutut dan kaos berwarna putih bercorak abstrak.

"Mau kemana pagi-pagi gini?" Tanya nya jutek. Tak biasanya Raza pergi pagi gini hari seperti ini. Membuatnya curiga pada Raza.

"Um--mau ke rumah Danur, mau bantuin dia bikin tugas. Tadi dia SMS aku mendadak," ucapnya berbohong. Rena tau sekali kalau ada yang diumpati oleh Raza. Apalagi ia berbicara dengan terbata-bata.

"Oh gitu, harus banget sekarang? Udah malem banget loh," sebenarnya ini hanya pancingan Rena. Ia penasaran dengan respon Raza.

"Eh? Kasian Danur. Dia itu cuma tau tentang cewek doang. Dia lupa kalau tadi ada tugas yang. Boleh ya?"

Rena menarik nafasnya, "hm. Hati-hati," ucapnya jutek. Rena harus cari tau kemana laki-laki itu akan pergi.

"Za, bawa kunci ya, takut aku ketiduran," lanjutnya.

"Iya, yang. Makasih ya udah ngizinin.
Aku gak lama-lama kok," ucapnya sambil mencium kening istrinya itu. Setelah itu Raza pergi meninggalkan Rena sendirian di kamar nya.

Rena tidak seratus persen percaya dengan omongan Raza barusan. Ia tau bagaimana pribadi Raza. Setau nya, semenjak Raza menikah dengannya, Raza tidak pernah keluar dini hari seperti ini.

Tak lama Raza keluar dari kamarnya. Dengan cepat ia mengambil jaket hitamnya dan mengganti celananya menjadi celana panjang. Ia juga memakai penutup hidung ala-ala topeng gitu. Yang ia lakukan sekadang adalah ia akan menguntit kemana Raza akan pergi. Setelah Raza menjalankan mobilnya keluar rumah, ia pun membawa motornya keluar rumah mengikuti kemana arah mobil Raza berjalan.

Razarena | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang