17. AIR MATA RENA

1.9K 93 0
                                    

Author.

"Halo Del. Lo udah selesai kelas belum?"

"..."

"Ke kantin dong temenin gue."

"..."

"Ok bye."

Rena memutuskan pembicaraannya setelah ia selesai menyuruh Adel untuk menemaninya di kantin. Entah kenapa sekarang perasaannya sangat senang karena ia berhasil menghukum Raza.

"ADEL!" Rena melihat Adel sedang celingak-celinguk mencari dirinya. Setelah tau Rena duduk di ujung kantin, kemudian Adel menghampirinya.

"Kenapa, Ren?"

"Lo gak makan?" Tanyanya basa-basi.

"Engga ah, gue mau diet supaya baju pengantinnya muat hahaha." Tawa nya menggelegar begitu saja. Rena terdiam. Apa yang lucu?

"Ren kok diam?" Tawanya berhenti tiba-tiba.

"Hehe engga, Del." Jawab nya kikuk.

"Ah lu mah gue lagi seneng malah krik gitu." Keluhnya. Ia menopang dagunya dengan kedua telapak tangannya.

"Oh, iya. Asal lo tau ya, Del. Pagi ini gue seneng pake banget. Karena apa, gue abis ngehukum si monster gila itu," Ucapnya sangat percaya diri.

"Si Raza?"

Rena mengangguk yakin. "Iya. Tadi pagi dia gue suruh bawa motor. Terus gue suruh pasang pintu kamar gue yang copot."

Adel menaikkan sebelah alisnya karena bingung. Mana ada pintu copot begitu saja. "Copot gimana?"

"Kurang ajar nggak sih, dia tadi pagi tuh dobrak pintu kamar gue pas gue mau mandi. Sampe copot ancur gitu."

Raut muka Adel sangat keliatan sekali bahwa ia ingin tertawa terbahak-bahak, dan akhirnya tawanya pecah. Adel yang termasuk perempuan yang jaim, ternyata punya selera humor yang rendah. Kalau anak jaman sekarang bilangnya receh. Mungkin tawa nya itu seperti recehan. Bisa dibilang murah.

"Trus-trus gimana?" Tanya Adel, ia masih memegangi perutnya karena sakit akibat tawa nya yang tak berhenti.

"Gue omelin lah. Bukannya benerin pintu, dia malah nyisirin gue. Emang sih rambut gue kusut gara-gara ulahnya dia."

Kalau bisa dibilang, Rena ini masuk ke golongan istri yang tak patuh pada suaminya. Karena apa yang Raza mau tak pernah dilaksanakan olehnya. Sementara Raza, ia masuk ke kategori suami-suami takut istri. Walaupun terkadang ia lah yang lebih menyeramkan dibanding Rena. Tapi sayangnya, nyali Rena tak secuil nyalinya.

"Angel!" Panggil Rena setelah ia melihat ada wanita berambut panjang berwarna cokelat sedang membeli secangkir kopi di gerai sebelah.

Angel yang menyadari namanya terpanggil langsung menoleh ke arah sumber suara.

"Hai, Rena!" Ia menghampiri Rena dengan senang. Begitupun sebaliknya. Mereka berdua berpelukan ala ibu-ibu arisan gitu deh.

"Oh, lo kuliah disini, Ngel?"

Angel mengangguk, "lo juga?"

"Iya, abisnya gue nggak dapet negeri. Makanya gue disini deh."

Rena yang menyadari keberadaan Adel, ia langsung mengenalkan Adel pada Angel. Dari raut muka Adel, ia seperti tidak suka pada Angel. Entah apa yang membuatnya tidak bersikap manis pada Angel.

"Eh, Ren. Sorry ya waktu pas resepsi pernikahan lo gue gak dateng," ucap Angel.

Rena tersenyum, "iya nggak apa-apa,"

Razarena | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang