24. FAKULTAS KAPAN LULUS

1.6K 76 0
                                    

14.00

Author.

"Gila ya Del, gue benar-benar enggak nyangka kalau seorang Angel yang sangat amat jaga image dan ternyata dia punya dunia malam yang benar-benar di luar nalar gue," ucap Rena pada Adel.

Saat selesai kelas, Rena memang sengaja meminta Adel untuk bertemu dengannya di cafe milik Raza. Ia ingin menceritakan tentang Angel kepada Adel. Ia menceritakan semua gerak-gerik yang Angel lakukan saat di club.

"Ren, menurut gue sih si Angel pernah punya hubungan sama Raza," ucap Adel membuat Rena sedikit takut. Bisa saja prediksi Adel benar. Siapa yang bisa menebaknya.

"Hubungan gimana?" Tanyanya bingung.

"Ya hubungan. Pacaran mungkin?" Tanya nya sambil mengedikkan bahunya.

"Entahlah gue enggak tau. Raza juga ngaku sih kalau Angel yang deketin dia duluan. Ngaku saja sudah bagus," jawab Rena sambil menyeruput segelas minumannya.

"Lo lagi skripsi 'kan Del?" Tanya Rena sekalian mengalihkan pembicaraan.

"Huh? Iyalah bentar lagi sidang gue," jawabnya malas. Nyatanya skripsi itu lebih sakit dibanding diputusin selingkuhan.

"Widiih semangat bebyi," Rena memberi sedikit semangat untuk Adel dengan gaya bicara yang sedikit aneh. Kalau alay nya kumat ya seperti inilah dirinya.

"Lo kapan skripsi?" Tanya Adel pada Rena. Saat ditanya seperti itu, muka Rena yang tadinya sangat ceria menjadi masam.

"Lo tau 'kan gue ngambil jurusan apa?"

"Dokter."

"Bukan." Jawabnya malas.

"Terus apa?" Kening Adel pun mengerut. Dia tau dari awal Rena mengambil jurusan pendidikan dokter.

"Fakultas kapan lulus," jawabnya sambil menutupi wajahnya dengan telapak tangannya.

"HAHAHA," Tawa Adel pun pecah setelag mendengar keluhan Rena.

"Semangat bebyi," ledek nya balik.

"Sialan lo Del!" Ucap Rena sambil menoyor kepala Adel.

"Si Raza gimana kabarnya? Masih marah-marah?" Celetuk Adel.

"Hm? Menurut lo? Dia mah aneh kayak punya alter-ego. Ntar marah ntar baik ntar romantis. Freak deh!" Ucap Rena bersemangat. Kalau sudah menyiyir tentang Raza pasti ia paling semangat.

"Apaan sih lo kok melotot ke gue?" Tanya nya saat melihat mata Adel melotot ke arah tiba-tiba. Tangan Adel menunjuk ke arah belakang Rena.

"Itu--" Rena langsung menoleh ke sumber yang membuat Adel melotot. Dan disana terdapat Raza beserta kedua temannya.

"Ren gue cabut ya. Dadah!" Ucap nya singkat dan terburu-buru. Belum sempat Rena menahannya agar tidak pergi, Adel langsung melarikan diri duluan.

"Huh," Rena menghela nafasnya kasar. "Kayak jalangkung tau gak sih, datang gak dianter, pulang gak dijemput!" Ucapnya ketus.

Ia tidak memerdulikan keberadaan Raza dengan teman-temannya. Ia hanya asik dengan makanan nya sendiri. Atau mungkin ia tengsin karena ketahuan oleh Raza kalau ia sedang menggosip tentang Raza.

"Ah, gila mba-mba nya cakep bener dah buset seger banget," ucap Danur sambil melihat ke arah kasir dengan bertopang dagu. Ia selalu saja seperti itu. Bukannya ingat umur malah lupa umur. Gak ingat apa dia sudah bau tanah. Masih saja gak taubat-taubat.

Razarena | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang