12. BERSAMA RENATA

1.7K 95 1
                                    

Raza.

Betapa apesnya diriku ketemu cewek tidak jelas itu lagi. Sudah cukup penderitaanku bertemu dia lagi. Mulai dari di kapal dia muntahin celana, sampai satu kampus, satu fakultas, dan pada akhirnya kita di jodohkan. Entah apa yang ada dipikiran nyokap. Kenapa aku mesti dijodohin sama cewek gila itu. Klise sekali bukan?

Ya ... walaupun aku belum tahu seluk beluknya dia. Siapa namanya, Reno, Reni, eh bukan dia Renata. Gadis galak tapi penakut. Cuih! Apa itu yang disebut galak?

Bayangkan saja, Angel yang mengejarku saja, aku abaikan, padahal dia cantik, tinggi, bodygoals banget, ramah, dan yang terpenting dia tidak galak. Kalau dibandingkan dengan Rena sih langit dan bumi. Rena cenderung kurus, krempeng, dan galak. Duh nggak banget deh.

"Cuy, gue kayaknya dijodohin deh sama si cewek galak itu." Aku berusaha cerita sama temen-temen gue. Ya, semoga aja nggak diledekin.

Terlihat muka Danur dan Theo menahan tawa nya dan sampai akhirnya tawa mereka meledak.

"HAHAHAH. Demi apa, lo? Kok bisa sih?" Tanya Theo sambil menertawaiku, Theo memegang perutnya karena sudah tidak tahan lagi.

"Nggak tau tuh, nyokap gue. Mata nya buta kali ya jodohin gue sama bambu panjang gitu," jawabku sambil menyeruput jus mangga.

"Gue sih kalo jadi lo mau mau aja, Ja, Rena cantik, tinggi, gila dah gemes," timpal Danur. Rasanya ingin sekali aku me-lakban mulutnya yang seperti anak kecil itu.

"Ambil dah sana, gue nggak peduli sama cewe sinting kayak gitu." Karna memang aku tak peduli sama cewe sinting itu.

"Tadi lo bilang galak, nggak jelas terus sekarang sinting. Mau lo apaan sih Ja?" Tanya Danur sangat polos.

"Ya, itu sepaket, Nur."

"Paket apaan?"

"Paket hemat!" Ucapku bener-bener geregetan sama cowo seperti Danur. Akhirnya ku toyor kepala nya.

"Duh nggak usah noyor dong. Kayak anak kecil aja!" Ucap Danur sambil memegangi kepala nya yang ditoyor.

"Lo tuh anak kecil. Lagian gue capek ngomong sama lo, Nur!" Timpal Theo. Danur hanya mengerucutkan bibirnya lalu memakan makanan yang ia bawa tadi. Salad sayur. Ya Danur memang vegetarian. Jadi ia hanya makan daging atau semacamnya pas jam makan siang.

Tut tut ... ponselku berdering. Saat aku buka, ternyata itu pesan dari mama.

From: mama

Ass.

Za. Nanti pulang kuliah kamu bilangin Rena ya. Kita undang keluarga dia makan malam bersama kakek nanti. Kamu pulang bareng dia ya. Sekalian anterin dia pulang ke rumahnya. Gak boleh nolak.

Aku mendengus kesal. Ada ada saja. Bebanku bertambah lagi. Lagi-lagi aku apes. Harus pulang bersama cewe sinting itu. Theo yang melihat raut wajahku yang kesal, ia mengeluarkan suara.

"Kenapa, Ja?" Tanya Theo.

Aku menghela nafas dan memejamkan mata sesaat. "Mama gue nyuruh gue pulang bareng sama dia, trus nanti Rena diundang makan malam sama kakek."

"Ikut dong hehe lumayan ketemu dua bidadari." Sambung Danur, aku langsung melototinya.

"Siapa dua bidadari?" Tanya Theo bingung. Lagi pula nggak ada yang namanya bidadari.

"Kak Anne sama Renata hehe," jawabnya enteng sambil cengengesan. Huh, sabar Za sabar.

"Kayak kakaknya Raja mau sama lo aja, cil!" Ucap Theo sambil menoyor kepala Danur itu. Membuat jambul nya berantakan.

Razarena | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang