15.00
Renata.
Akhirnya aku sampai di istana pribadiku. Aku menjatuhkan badanku di kasurku lalu mengambil ponsel ku di saku celanaku. Aku ingin menghubungi Adel untuk menanyakan apakah dia pelakunya.
Aku mencoba menelfon adel lewat free call.
"Halo Adel."
"Hm?"
"Gue mau nanya sama lo."
"Nanya aja. Lo kayak mau nge-introgasi gue aja."
"Lo yang ngasih id line gue ke Raza ya?"
"Hehe iya."
"KAN!"
"Lo tuh gak dimana-mana teriak mulu. Pengang kuping gue."
"Ya abisan lo ngeselin. Ngapain juga lo ngasih-ngasih ke dia."
"Tadi sih dia bilang ada urusan keluarga. Makanya gue kasih."
"Oh gitu. Yaudah."
"Emang ada apa deh Ren?"
"Kapan-kapan gue kasih tau ke lo oke. Bye."
Aku langsung memutuskan pembicaraanku dan Adel. Kan benar, siapa lagi kalau bukan Adel pelakunya. Huh, untung Raza tidak ada niat jahat sama sekali. Kalau ada, bisa-bisa aku penggal dua orang tersebut.
Baru saja aku ingin memejamkan mataku, ponselku kembali berdering. Raza menelfon ku.
"Apaan—"
"Jangan telat. Nanti malem jam 8! Alamat rumah nya udah gue line!"
Aku belum sempat berbicara apa-apa, ia sudah mematikan pembicaraan. Huh ingin rasanya aku mencangkulnya lalu menguburnya hidup-hidup. Akhirnya aku mencoba memejamkan mataku walaupun hanya dua jam.
Alarm sudah berdering, menunjukkan pukul enam sore. Aku bangun dan keluar dari kamarku dan ingin menghampiri mami yang berada di kamarnya. Saat aku buka kamar mami, mami tidak terdapat di dalam kamarnya. Aku membuka ponsel, dan mami mengirimkan pesan untukku.
From: mami
Hellow cuy. Mami kan hari ini lembur, jadi mami langsung ke rumah tante Hani. Loe nanti dijemput calon suami loe aja ya. Bye love you!
Mami ada-ada saja. Mana mengetik nya pakai bahasa alay. Tapi sebentar. Tadi mami bilang aku disuruh bareng calon suami. Berarti ... aku bareng si senior monster itu dong? Ya Tuhan, cobaan apa lagi ini?
Aku naik ke kamar, lalu mengambil handuk lalu membersihkan semua diriku. Setelah 15 menit aku berendam di dalam bathtub, aku keluar dan mencari baju pesta ku. Hampir semua baju aku keliarkan dari dalam lemari. Aku bingung ingin mengenakan yang mana. Akhirnya aku memutuskan untuk memakai dress berwarna putih tanpa lengan yang panjangnya sampai betisku. Aku mempoles sedikit beda dan lipstik berwarna nude. Aku tak ingin dandan yang berlebihan. Toh ini cuma acara makan malam keluarga.
Aku mengambil tas selempang kecilku, aku memasukkan powerbank, charger dan headset. Aku memakai sepatu yang hak nya tidak terlalu tinggi, hanya untuk hiasan saja sih sepertinya. Aku menyisir rambutku lalu turun kebawah nenunggu Raza datang menjemputku.
Tak lama ada suara klakson mobil di depan rumah. Aku pamit sama mbak, lalu keluar menghampirinya.
Aku masih diam di depan kaca mobilnya, memastikan itu apakah Raza atau bukan. Lalu ia membuka kaca mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Razarena | ✔
Romance[SELESAI] Tidak semua yang terlihat baik itu baik. Dan belum tentu yang terlihat buruk itu buruk. Ps: tidak akan direvisi. ✔post: 13 July 2017 ✔finish: 27 Mei 2018