09.00
Renata
Saat hari pertama masuk kuliah dan memulai pembelajaran. Aku sudah diusik oleh senior yang akan menjadi calon suamiku nanti. Entah kapan hanya Tuhan yang tahu. Tapi aku berharap itu semua di batalkan
Sudah banyak sekali penjelasan yang dosen berikan. Dan sekarang waktu nya praktek kecil. Mungkin kalian pernah merasakan semasa SMA kalau yang mengambil jurusan IPA. Yaitu belah kodok. Aku sudah pro kalau hanya belah katak. Tapi rasa geli nya pada binatang itu membuat rasa semangat ku menurun.
"Cepet pake baju lab, masker sama sarung tangan lo, RENATA." Pintanya sambil menekankan kata Renata. Aku hanya melihat picik ke arah senior yang gaya nya menyebalkan itu.
"Sekarang ambil kodok nya." Lanjutnya sambil melirik ke arah kodok yang berada di dalam ember.
"Gak mau, lo aja!" Melihatnya yang sedang loncat-loncat saja sudah geli nya minta ampun. Apalagi mengambilnya.
"Cepet ambil!" Bentak Raza.
"Gak akan mau." Jawab ku ketus sambil melotot ke arahnya. "Aden, tolong ambilin kodok buat gue dong." Pinta ku pada Aden teman satu jurusan ku.
Saat Aden ingin mengambil katak itu, Raza menengok ke arah Aden dengan tatapannya yang mematikan. Aden langsung berbalik badan dan meninggalkannya. Ia tidak jadi membantuku karena tatapan Raza seperti ingin membelahnya.
"Manja banget sih lo. Ambil buruan!" Bentak Raza pada ku. Sepasang mata yang lain memerhatikan Rena dan Raza.
Saat aku ingin mencoba mengambil katak tersebut, lalu..
"AAHHH—" kodok itu loncat tepat ke wajahku. Aku terkejut bukan main.
Ingin rasanya Raza menertawaiku. Dari mimik muka nya sudah terlihat. Dengan sigap Raza membekap mulut ku karena teriakanku sudah bisa menembus sampai ke antero dunia.
"Berisik!" Ucap Raza pelan. "Lo tuh, mau jadi dokter tapi sama kodok aja takut. Nih liatin gue!" Raza mengambil badan katak itu dengan seluruh pergelangan tangannya. Ia membekap kaki nya agar tidak bisa gerak.
"Nih, udah gue ambilin. Sekarang lo telentangin kodoknya, terus jepit kaki dan tangannya pake jarum pentul." Raza menyodorkan satu buah katak yang berukuran kecil pada ku.
Aku berusaha untuk tidak geli tapi apa daya. Aku pun gengsi meminta tolong pada senior itu. Untung saja Raza peka pada ku. Ia membantu memegangi sebelah kaki katak itu. Dan aku mulai menusukkan jarum pentul agar katak itu menempel.
"Udah tau kan selanjutnya apa?" Tanya Raza proffesional. Aku menggeleng. Wajar saja aku lupa, sudah lama libur dan sekarang baru lah mulai.
"Huh bego banget sih lo!" Ucapnya ketus. Raza jalan mengambil alkohol yang mempunyai konsentrasi yang tinggi. Lalu ia menyodorkannya padaku.
"Sekarang lo tuang sedikit alkohol nya di kapas, terus lo bius, lo tempel kapas nya di mulut kodok itu." Aku mengangguk paham lalu menempelkan dengan erat kapas itu hingga pingsan.
Perasaanku lega saat katak itu sudah pingsan. Beban ku berkurang satu. Aku memulai aksiku. Aku mengambil gunting kecil lalu memulai menguliti nya dengan perlahan dari bagian bawah. Aku sangat berhati-hati mengguntingnya. Kalau salah, bisa-bisa aku diomeli oleh senior galak itu.
"AAAA."
Aku kembali berteriak saat katak itu menggeliut dan hampir mau loncat. Sepertinya bius yang aku berikan kurang banyak, sehingga katak itu sadar kembali. Dengan sigap Raza membantuku mengolesi alkohol yang baru ia tuangkan di kapas dan menaruhnya di mulut katak itu. Ya aku akui Raza sangat peka padaku. Walaupun galak, aneh dan menyebalkan.
Dan akhirnya praktek pun selesai. Raza telah banyak membantuku. Ia menjelaskan padaku bagian organ mana yang aku tidak tau.
"Makasih."
"Gak uaah basa-basi. Sekarang cepet lo buka baju lab lo, buang sarung tangan dan masker lo. Lalu balik ke kelas!" Ucapnya tegas. Lalu ia pergi meninggalkanku.
Dasar senior aneh. Tadi sangat manis, sekarang galak, trus nanti ngeselin. Gue rasa kepribadiannya ada banyak. Batinku kesal. Aku membuang nafasku kencang lalu segera melakukan apa yang Raza perintahkan tadi.
🍃
Maaf ya dikit banget. Soalnya part ini gue khususin buat praktek gitu. Walaupun sebenarnya semester pertama itu tidak langsung praktek masih teori. Tapi ini cuma khayalan gue doang. Soalnya otak gue tiba-tiba aja nge blank gitu hihu.
Maaf juga kalo berantakan, ini ngetiknya pake hp trus mata gue tinggal 5 watt merem melek.
Happy reading gaizzee!
KAMU SEDANG MEMBACA
Razarena | ✔
Romance[SELESAI] Tidak semua yang terlihat baik itu baik. Dan belum tentu yang terlihat buruk itu buruk. Ps: tidak akan direvisi. ✔post: 13 July 2017 ✔finish: 27 Mei 2018