Seandainya #80

4.3K 575 38
                                    

Sei-sensei,

Seandainya Luca dan Nagisa ke main-main ke Ibukota Jakarta ?

=================

Jakarta--

"Lu-chan, aku butuh toilet...."

"Nagi, bisa kau tahan sampai kita tiba di hotel? Toilet bandara tidak higienis."

"Tapi aku sudah tidak tahan... aku ingin ke toilet sekarang..." ujar Nagisa sambil menatap Luca dengan mata berkaca-kaca.

"Baiklah, di sana ada toilet sepertinya."

Nagisa menitipkan semua kopernya pada Luca yang menunggu di luar toilet sambil bersandar ke tembok dan melihat orang-orang yang lalu lalang. Beberapa saat kemudian seorang pemuda berjalan ke arahnya sambil tersenyum lebar, mengangkat tangannya seperti menyapa.

"Seperti yang mereka bilang, orang di Indonesia ramah-ramah..." batin Luca. "Sebaiknya aku belajar menyapa juga, siapa tahu Nagisa akan senang melihatku ramah pada orang lain."

Luca perlahan-lahan mengangkat tangannya.

"Bro, Lu apa kabar! Udah dateng ya!"

Luca tersentak kaget ketika ia mendengar pemuda itu mengatakan sesuatu, yang ia tangkap adalah sapaan 'apa kabar' dan makin terkejut ketika ia mendengar 'namanya' disebut.

"Hel--"

"Yo, bro!! Lama gak jumpa!"

"Lu kok nggak kabar-kabar! Sombong bro lu ah."

"Gue udah ngabarin Lu kali, Lu aja yang gak bales-bales."

"Hahaha, sorry bro gue lupa."

Saat sadar bukan dirinya yang disapa dan dipanggil, Luca segera menurunkan tangannya dan membuang mukanya.

"Damn... it's so embarrassing...."

"Lu-chan, aku sudah selesai! Maaf membuat menunggu ya!" ujar Nagisa setelah ia keluar dari toilet.

"Lu-chan?"

"Nagi, dilarang memanggilku 'Lu-chan' selama kita di sini."


S.S.S -1- Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang