Seandainya #179

2.9K 504 133
                                    

Sei-san,

Seandainya ada 1 hari 'Mari-lupakan-Nagisa' dan pada hari tersebut Luca tidak mengingat siapa Nagisa, bagaimana reaksi Nagisa?
=============

".............."

"Lu-chan, ada apa?"

"Bukannya ada apa tapi, siapa kau? Kenapa orang asing yang tak kukenal tidur satu ranjang denganku?"

"Eh?! Lu-chan, bicara apa?!"

"Pria murahan, jangan memanggilku sembarangan. Cepat turun dari tempat tidurku!"

"Lu-chan?!"

"Jangan menyentuhku, murahan."

"............. Lu-chan... kenapa bersikap seperti ini padaku.... uuh...hh...."

"Menangis tak akan mengubah apapun. Sekarang turun dari tempat tidurku! Apa yang penjaga dan pelayan lakukan?! Kenapa mereka membiarkanmu naik ke atas tempat tidurku."

"Lu-chan! Aku Nagisa! Aku suami... maksudku istrimu!"

"Ha. Ha. Jangan membuatku tertawa. Siapa Nagisa? Istriku? Aku tak punya ingatan apapun tentangmu."

"Jangan bohong.."

"Aku tak perlu berbohong apapun."

"Kenapa Lu-chan melupakanku?!"

"Aku tak melupakanmu, kau yang sejak awal tak ada dalam ingatanku."

Luca menyeret Nagisa turun dari tempat tidur bahkan sampai keluar kamar.

"Lu-chan! Uhh... Lu-chan..."

"Keluar dari rumahku."

"Aku tidak mau! Aku tidak mau pergi!"

"...... dasar sampah."

"Biar saja sampah! Aku tak mau pergi.... Lu-chan... uuh... kenapa Lu-chan melupakanku..."

"Lu-chan... coba lihat..uhh... cincin di jari tengahmu... di cincin itu terukir namaku...hiks.. hiks..."

"Berhentilah bicara omong kosong, aku tak ingat dirimu dan tak juga mengenalmu. Tinggalkan rumahku baik-baik sebelum aku menyeretmu."

"Aku tidak akan pergi!"

"Berapa banyak uang yang kau minta? Aku akan segera memberimu bayaran tidur denganmu. Setelah kau dapatkan bayaranmu, tinggalkan rumahku."

"Aku tidak mau! Uhh... aku mohon... Lu-chan... jangan seperti ini-"

Luca kembali menyeret Nagisa dan mendorongnya keluar dari rumah lalu menutup pintu rumahnya.

"Uhh.... uh.... Lu-chan...."

"Lu-chan.... uh... hh...."

Tak ada seorang pun yang mempedulikannya, Nagisa hanya duduk di depan pintu rumah sambil memeluk lututnya dan menangis.

.

.

.

.

Esok hari.

.

.

.

"Nagi..?"

Luca terkejut tak mendapati Nagisa di sisinya. Ia bergegas mencari Nagisa di seluruh rumah sampai akhirnya ia melihat seseorang duduk di depan pintu rumahnya.

"Nagi?!"

Cepat-cepat Luca membuka pintu dan menghampiri Nagisa.

"Nagi!"

"..... Lu-...chan...?"

"Nagi! Apa yang kau lakukan di sini?!"

"Lu-chan...?"

"Badanmu begitu dingin... apa yang kau lakukan di luar pagi-pagi seperti ini?! "

"Lu-chan... kau mengingatku..?"

"Apa maksudmu? Aku tak mungkin melupakanmu, bukan? Sekarang kita kembali ke dalam. Kau dingin sekali... sudah berapa lama kau di luar?"

"Ehehe... maafkan aku..  aku terkunci di luar.."

"Terkunci? Bagaimana bisa?!"

"Maafkan aku... uuh...hh... aku takut sekali..."

"........ haah.... semua baik-baik saja sekarang."

Luca menggendong Nagisa sampai ke kemar dan membiarkan Nagisa memeluknya begitu erat.

***
.

.

.

"Alien-sensei!"

"Oya, Nagisa, ada perlu apa?"

"Aku membuat kue!"

"Oya oya, terima kasihー"

💣💣💣🍰💣💣💣💣
💣💣💣💣💣💣💣💣

BBBBOOOOOOOMMMMMMMM!!!!!

"Fiuh~~ Alien-sensei, lain kali jika main-main dengan perasaan dan cinta kami.... akan aku ledakan seluruh markas ini ya!☆ tee hee!"

"Ma...af..kan...aku..."

"Dimaafkan! Sampai jumpa lagi nanti Sensei☆"

S.S.S -1- Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang