Seandainya #150

3.6K 505 185
                                    

Sei-sensei,

Seandainya a―

"Hei, Alien busuk."

"Oya oya Gilbert, ada apa? Aku belum menulis skenario untuk chapter ini."

"Aku tidak peduli dengan skenario-mu. Katakan padaku apa yang terjadi pada Luca. Mengapa beberapa chapter ini ia tidak datang untuk bergabung? Lalu kenapa ia bersikap aneh pada chapter-chapter sebelumnya? Apa yang kau lakukan?"

"Aku sedang menghukumnya."

"Menghukumnya? Bukan Nagisa?"

"Nagisa tidak mungkin menghukum Luca. Yang bisa menghukum Luca adalah aku, si Alien."

"Atas dasar apa kau menghukumnya?"

"Kau bisa bertanya langsung padanya. Aku yakin ia masih menunggu di luar."

".............."

"Gilbert, apa kau punya perasaan khusus untuk Luca?"

"Perasaan khusus padanya? Perasaan khusus seperti itu hanya untuk bocah jalangku yang akan melebarkan lubang jalangnya dan memohon untuk dirajam. Yang bersedia memakai kalung anjing dan menjilati p*n*s-ku seperti perempuan jalang. Yang rela jatuh ke neraka dan membuang semua kesuciannya, menjual imannya dan berlutut di hadapan dosa."

"Lalu kenapa kau tampak kecewa saat Luca tidak bergabung bersama?"

"Tentu saja karena yang mengerti humorku hanya Luca. Selain itu, hanya Luca yang jalan pikirannya tidak dapat kutebak. Ia selalu penuh kejutan. Siapa yang mengira ia akan benar-benar menghajarku meski ini adalah cerita dengan kategori random dan humor. Ia membuatku benar-benar berhasrat untuk membunuhnya dan aku benar-benar membunuhnya."

"Bisa kau bayangkan jika itu bocah-bocah yang lain? Sebut saja bocah yang sering dibunuh oleh si Malu-malu Kucing. Ia pasti akan membuat komedi, seperti memohon untuk dibiarkan hidup. Tapi Luca menghajarku, lalu setelah itu meledakkanku. Adakah tokoh lain di sini yang punya pikiran sekeji pikirannya?! Aku membantunya berdiri waktu itu, ia menjabat tanganku dan tiba-tiba ia bicara "Mundur 5 langkah, Gilbert." Aku bertanya kenapa, dia menjawab "Kau bau rokok." Aku mundur karena aku tahu Luca tidak merokok dan aku pikir ia tidak ingin bau rokok menempel di tubuhnya. Tapi apa? Ia meledakkanku. Bajingan, sungguh. Tanpa ragu, begitu aku berhenti ia meledakkanku."

"Tidakkah sesudah berkelahi dua tokoh akan saling bicara? Atau setidaknya akan memuji. Aku sempat berharap Ia akan memujiku. "Gilbert, kau benar-benar kuat." Tapi ia meledakkanku.

Bajingan.

Setelah meledakkanku, ia pergi begitu saja.

Saat pertama kali bertemu di S.S.S ini ia bahkan merakit bom, menabur garam, dengan sempurna memperlakukan seperti roh jahat. Tidak ada yang lebih menantang kecuali reaksi dan sikap dari Yang terhormat Luca Fearbright."

"Gilbert, chapter hari ini akan aku berikan padamu. Selesaikan urusanmu."

.

.

.

.

.

"Lucie! Sedang apa kau hanya berdiri di luar sini?!"

"Aku tak punya urusan denganmu."

"Kenapa kau tak mengambil bagianmu untuk bergabung di dalam sana?"

"Bukan urusanmu."

"Apa maksud Alien busuk itu bahwa ia menghukummu? Apa yang kau lakukan? Beri tahu aku karena Alien busuk itu memintaku bertanya langsung padamu."

S.S.S -1- Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang