S.S.S -1-

Seandainya #174

Sei-sensei,

Seandainya waktu pendaftaran masuk Universitas, Kenzo tidak salah melihat tanggal, bagaimana jadinya hubungan mereka?
=============

"Juno pergi, Lo juga pergi... sedih gue, siapa yang bakal ngasih gue traktiran PH dong."

"Modal dikit napa lu, elah."

"Ken-chan, sesampainya di bandara Akane-chan dan Bibi Michiko sudah menunggu, jangan lupa memberi kabar ya!"

"Ya, Kaasan, beres pokoknya. Pa, Ken berangkat dulu ya."

"Ya, sehat-sehat di sana. Entar pas liburan, Papa ama Kaasan bakal main ke sana."

"Zo, gue bakal kangen banget ama lo. Jangan lupa kirim kabar ya."

"Wokeh Pak."

Sementara mereka semua meninggalkan perpisahan untuk Kenzo yang akan menimba ilmu di negeri Sakura, Randy hanya memandangi Kenzo dari jauh. Ini adalah akhir dari perasaan gelisah dan tidak pastinya.

Kenzo melambaikan tangan, menggeret kopernya dan berjalan masuk ke gate check in.

Namun ia berhenti... menoleh kembali ke belakang, mencari sosok yang paling ingin ia lihat.

"............."

Tidak menemukan sosok tersebut, Kenzo menarik napas dan membulatkan tekadnya. Ini adalah jawaban terakhir dari ia yang ia harapkan.

.

.

.

.

2 Tahun Kemudian－Tokyo.

.

.

.

.

"Ken-kun!"

Seorang gadis dengan wajah yang manis berlari mengejar Kenzo.

"Yumi-chan!"

"Ken-kun! Yumi yumi merindukanmu!"

"Yumi-chan~~~maaf ya membuatmu kesepian, tapi jangan khawatir, Kenzo-sama sudah avaliable 24 jam buat Yumi-chan."

"Ehehe! Ken-kun hari ini ada kelas? Kalau tidak ada, ayo pergi nonton! Hari ini ada film bagus!"

"Boleh, ayo deh."

*

Jakarta－

.

.

"Kak Randy!"

"Aila? Udah selesai kelasnya?"

Gadis cantik bertubuh mungil itu tersenyum lebar ketika Randy bertanya.

"Udah! Kak Randy mau kemana? Ah, latihan basket ya!"

"Iya, besok ada pertandingan sih."

"Kak, aku liat boleh ya??"

"Gak bosen lu?"

"Gak bosen! Ehehe."

"Ya udah, awas ya kalo komen bosen."

"Nggak akan! Ehehehe."

***

"Ini akhir yang seharusnya, buat kebahagian dia..." －Randy.