Seandainya #127

3.6K 498 88
                                    

Sei-sama,

Seandainya An-Hee dan Nagisa bertukar sifat namun kedua pasangan mereka tidak tahu akan hal tersebut, apa yang akan dilakukan oleh Luca dan Gilbert?
===============

"Alien-sensei! Aku datang membawakan kue stroberi kesukaan Sensei!"

"Ah, Nagisa-hyung."

"Ah! Ada An-Hee-chan rupanya! An-Hee-chan, apa Alien-sensei ada?"

"Seosaengnim tidak ada di ruangannya. Mungkin ia pergi berkunjung ke Indonesia. Hari ini Riki dan Mozaz baru saja diperbaharui."

"Begitu rupanya! An-Hee-chan ada perlu apa?"

"Aku kemari untuk mengantarkan surat komentar yang dikirim oleh pembaca. Seosaengnim bilang ia akan menatanya di rak."

"Boleh aku lihat?? Aku ingin tahu tanggapan pembaca untuk An-Hee-chan!"

"Tentu saja, aku meletakkan suratnya di meja Seosaengnim. Nagisa-hyung, mari aku antar."

Sesampainya di meja

"Karena aku tidak begitu populer, surat yang aku dapat tidak begitu banyak."

"Tidak apa! Aku dan Lu-chan pun sama! Ah! An-Hee-chan, benda apa itu? Di sebelah tumpukan surat!"

"Entahlah..."

"Ayo buka, An-Hee-chan!"

"Tapi... bagaimana kalau Seosaengnim marah?"

"Tidak apa! Nanti kita bilang pada Lu-chan dan Gil-sensei! Alien-sensei pasti yang ganti di R.I.P!"

Mereka berdua memutuskan untuk membuka kotak asing itu. Lalu sebuah cahaya yang menyilaukan membuat mereka tak mampu melihat apa isi kotak itu...

"A-apa yang terjadi?"

"Aku tidak tahu.. tapi sepertinya ada cahaya aneh."

"Nagisa-hyung! Lebih baik kita segera pergi sebelum Seosaengnim datang! Kalau ia datang dan melihat kita, kita pasti akan kena marah! Ah! Aku juga harus segera pulang sebelum Gil-ahjusshi pulang! Sampai nanti Nagisa-hyung!"

"Baiklah, hati-hati An-Hee."

***

Kediaman Fearbright;

"..........."

"Luca, ada apa? Kenapa kau tidak makan?"

"......Nagi, boleh aku tanya sesuatu?"

"Ya?"

"Apa warna telur mata sapi?"

"Putih dan kuning oranye, bukan?"

"Lalu kenapa telur mata sapiku... hitam?"

"Papa, punyaku juga kentangnya berwarna hitam!"

"Ah!! M-Maafkan aku!"

"Kau baik-baik saja?"

"Y-Ya, Luca... maafkan aku... aku tidak bermaksud membuat makan tidak layak dimakan seperti ini..."

"Theodore, bisakah kau meminta pelayan membuat sarapan untukmu? Aku ingin bicara sebentar dengan Papa."

"Ya, Daddy!"

"Luca... maafkan aku..."

"Nagi, kau baik-baik saja? Apa kau terlalu memforsir dirimu? Kau tidak perlu minta maaf soal ini."

"Luca... apa kau marah?"

"Aku tidak marah."

"Kenapa? Kenapa kau tidak marah?..."

S.S.S -1- Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang