Bab 07

307 22 0
                                    

PUTRI kesal gaes karena waktu istirahatnya diganggu oleh makhluk yang bernama Revan. Selesai makan malam niat Putri sih pengen belajar sebentar gitu terus dia pergi tidur, eh taunya ada sosok yang tak kasat mata datang.

Revan datang kerumahnya malam-malam sekitar pukul 9 lebih, setan memang bertamu kerumah orang gak tahu waktu. Dan yang paling menyebalkan Revan datang dengan wajah tanpa dosa, rasanya pengen Putri tonjok aja tuh muka sampe bonyok.

Kerena Putri orangnya gak tegaan dan gampang tersentuh hatinya jadilah dia pergi mengantarkan Revan kerumah Chacha. Putri memang gampang tersentuh hatinya kalau soal beginian, apalagi ini juga menyangkut Chacha sahabatnya. Tapi kalau soal perasaan yang bernama cinta, asek, Putri gak gampang tersentuh, justru dia kayak susah banget buat jatuh cinta. Karena dihatinya hanya ada dia sosok yang selalu Putri rindukan setiap harinya. Eeaa.

Lihat Revan jadi keinget Chacha, gak tega dia. Pagi tadi perempuan itu marah-marah karena Revan gak masuk. Ya jelas marah wong benda kesayangannya ada di Revan, coba kalau gak ada? Ya bodo amat mau Revan sakit atau mati pun Chacha gak peduli.

"Lo tau rumah gue darimana dah?" tanya Putri.

"Dari Rosa." jawabnya.

"Ohh ...."

Ohh doang? Tega kamu, Put.

Posisi mereka sekarang ada di dalam mobil, suasananya pun hening banget kayak kuburan dan mereka berdua sebenarnya tak suka dengan suasana ini. Sampai akhirnya Revan berdehem cakep gitu kemudian membuka suaranya lagi.

"Itu tadi nyokap lo?".

Putri menoleh, "iya, kenapa?"

"Baik banget." Putri mengerutkan keningnya bingung. Revan menyadari hal itu kemudian melanjutkan perkataannya, "ya baik, ngizinin lo malem-malem gini keluar."

"Itu juga karena lo maksa."

Revan melirik tajam ke arah Putri, "gak maksa ya mbaak ...."

"Iyaa iyaa masnyaa ...." Putri lebih memilih mengalah jujur saja dia capek banget pengen istirahat. Suasana pun menjadi hening kembali. Revan diam, Putri juga. Hanya ada suara abang Charlie Puth yang sedang bersenandung ria di tipe mobil.

Masih hening dan kali ini Putri berinisiatif yang membuka suaranya, "dia orangnya pengertian, baik hati dan gak tegaan juga." Revan sempat melirik, dan dia hanya diam mendengarkan sambil fokus ke jalanan. "Mirip lah sama gue."

Revan tertawa membuat Putri bingung, "yang ada lo yang mirip dia kali, dimana-mana tuh anak mirip sama orang tuanya bukan sebaliknya."

"Ya itu maksud gue," kalian bisa menebak perasaan Putri sekarang? Yak tul, dia biasa aja.

"Lagian lo sama dia gak ada mirip-miripnya ah, cuman muka sih lumayan mirip."

"Ya iyalah gue 'kan anaknya, gimana sih lo."

"Buset ngapa jadi ngegas lo?" Revan jadi ikut-ikutan ngegas. Suaranya ya gaes, kalau mobilnya sih daritadi juga udah ngegas, kalo gak gitu gak bakalan nyampe-nyampe kerumah Chacha dong.

"Siapa yang ngegas? Lo tuh!" balas Putri.

"Dih gue .... lucu lo." 

"Makasih."

"Dih apaan coba?"

"Lo bilang gue lucu ya gue berterima kasih dong."

Tiba-tiba Revan menghentikan mobilnya, membuat tubuh Putri melayang ke depan, kepalanya kejedot kaca yang ada dihadapannya. Untung dia udah pake sabuk pengaman kalau gak? Udah tembus kaca kali terus terbang ke langit gak turun-turun.

"Duh, Van! Hati-hati dong!" protes Putri sambil mengusap jidatnya, Revan malah tertawa membuat Putri jadi semakin kesal. "Ketawa lagi, gak ada yang lucu."

Revan menghentikan tawanya, "noh liat, lampu merah bego."

"Ya udah sih gak usah pake bego juga," Putri memberenggut, Revan jadi bingung.

Lah?

Revan kembali menjalankan mobilnya, sepanjang jalan Putri hanya diam. Revan sih lirik-lirik Putri gitu tapi dia gak peka. Jujur saja Putri sakit hati karena dibilang bego sama Revan. Udah tau 'kan Putri baperan? Iya udah, cuman ngingetin kok.

"Belok kanan," ucap Putri, "terus lurus aja sampe ada rumah yang catnya merah."

"Itu rumah Chacha?"

"Bukan, rumah ibu bapaknya."

Lawak juga ni anak...

"Lucu lo." kata Revan, Putri sih diem aja, ngelamun dia. Kemudian Revan membelokkan mobilnya ke kanan, sepanjang jalan mata Revan mencari rumah yang catnya warna merah, tapi gak ada. "Eh yang mana dah rumahnya?"

Putri menoleh sebentar ke arah Revan lalu pandangannya beralih menatap sekitarnya. "Lah ini dimana?"

Lah?

Lah?

Dia bilang apa tadi?

Ini dimana?

Dimana?

D I M A N A?!

Revan menahan nafasnya sebentar lalu dia keluarkan kencang lewat mulut. Dia kesal plus greget, rasa-rasanya dia pengen makan Putri hidup-hidup. Sabar, Van, sabar, batinnya bersorak.

"Eh serius ini dimana?" tanya Putri dia mulai panik.

"Lo bilang tadi belok kanan 'kan?" Putri mengangguk, "ya udah bener dong gue gak salah."

"Ini belok kanan? Serius?"

"Tampang gue meragukan emang?"

"Emang."

Bang.sat(:

"Lo sebenernya tau rumah Chacha gak sih?"

"Tau lah, ya kali gue gak tau. Ini tuh salah jalan harusnya belok kiri."

Revan berdecak, "ck, lo tadi bilangnya belok kanan, gamana sih?"

"Ya gak gimana-gimana, udah cepet puter balik udah kemaleman nih."

Boleh makan Putri sekarang juga gak sih?

Revan mendengus dengan kencang, saking kencangnya pohon sampai tumbang. Gakdeng. Akhirnya Revan memutar balik mobilnya dan menjalankannya dengan kecepatan tinggi. Greget abang dek.

Kendaraan beroda empat itu pun terus melaju dibawah sinar bulan, sinarnya sungguh amat terang, seterang martabak terang bulan. Apa ini?👀

"Nah itu dia rumahnya!'

🌷🌷🌷

"PUTRI .... oy bangun udah sampe rumah lo nih." bisik Revan. "Put .... woy!" Revan menoel-noel lengan gadis itu namun si gadis tak kunjung bangun juga dari tidur nyenyaknya, apa kudu Revan cium dulu? Hmm👀

Revan harus bagaimana sekarang? Putri tidurnya nyenyak banget bikin Revan gak tega buat banguninnya. Kasihan pasti Putri capek, soalnya sepanjang jalan tadi dia berisik banget ngedumel; gue tuh capek, Van, serius. Revan pikir itu cuma bohongan taunya beneran.

Laki-laki itu juga tak bisa berlama-lama disini, sudah malam gak enak sama tetangganya Putri, dia juga harus istirahat, Revan udah ngantuk pengen bobo cantik.

Apa gue gendong Putri aja ya?

Oke, keputusan Revan sudah bulat sebulat tahu bulat yang digoreng dadakan. Dia keluar dari mobilnya, berjalan memutarinya, membuka pintu dan membuka sabuk pengaman Putri.

Revan mulai mengendong Putri ala bridal style, "buset berat juga ya lo." katanya, kemudian berjalan ke arah rumah Putri. Dia memencet bell dan tak lama seseorang membuka pintu, dia terlihat sangat terkejut.

"SIAPA KAMU?!"

Story Of Putri [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang