Bab 15

265 20 0
                                    

"OK jadi lo jadian sama Putri?" Nando bertanya pada Revan. Laki-laki yang ditanya malah mengusap wajahnya kesal.

"Kagak, enggak and BIG NO! Elah lo udah nanyain ini banyak banget pusing gue." Iya jadi Nando udah beberapa kali nanyain hal itu ke Revan gaes, ada 50 kali ngulang pertanyaan yang sama terus jadi Revan pusing plus risih dengernya padahal jawaban Revan gak berubah dari awal.

Nando memang orangnya pantang menyerah, dia pasti akan mengupas tuntas setiap masalah kayak salah satu acara TV. Apa ya namanya.. rumah Uya? Rumah mertua atau rumah mantan? Eh kenapa jadi ke mantan-,-

Oke back to the topic.

Nando tahu kalau Revan sedang menyembunyikan sesuatu darinya dan juga Kai makanya sekarang dia mau buat Revan terpojok dulu, kalau gak gitu Revan gak bakal mau cerita. Macem cewek ya bang Revan, kudu dipaksa dulu baru mau cerita, hmm👀

"Jadi lo--"

"KAGAK!" kali ini Revan berteriak frustasi, "gak jadian tapi pura-pura jadian."

Tuh 'kan.

Nando menganggukan kepalanya paham kemudian dia diam menatap Revan yang ada dihadapannya, begitupun dengan Revan, sedangkan Kai dia sibuk dengan game Mobile Legend di ponselnya. Suasana menjadi hening untuk beberapa saat sampai sebuah suara terdengar.

"Pura-pura jadian? Faedahnya apa?" ini Suara Kai, pandangannya masih tak lepas dari layar ponselnya. Ternyata walaupun sibuk sendiri diam-diam dia mendengarkan juga.

"Iya apa?" Nando malah mengajukan pertanyaan yang sama.

Revan merebahkan tubuhnya di atas kasur kemudian menatap langit-langit kamarnya. Iya, sekarang mereka sedang berkumpul di rumah Revan tepatnya di kamarnya. Besok hari minggu dan memang setiap sabtu malam minggu mereka menginap di rumah salah satu dari mereka. Minggu ini bagian Revan yang ketempatan, minggu depan Kai dan minggu depannya lagi Nando. Gitu gitu terus sampe dunia shinobi berubah jadi dunia lain.

"Gue tanya woy," Kai bersuara lagi dan Nando lagi-lagi mengikutinya. "Iya woy jawab!"

"Berisik lo bangsat!" Revan melempar bantal ke arah Nando tapi berhasil dia tangkap. Revan mendengus kesal.

"Et gak kena wlee ...." Nando malah menjulurkan lidahnya sok imut, itu membuat Revan jadi jijik sendiri melihatnya.

"Kalo gak ada faedahnya mending gak usah," Revan diam saat mendengarkan ucapan Kai barusan. Dia nampak memikirkan sesuatu.

"Ada," ucapnya kemudian, "faedahnya gue bisa terbebas dari Rani dan gue makin deket sama Putri."

Kai menghentikan pergerakan tangannya dan menatap Revan lurus. Dia menekan tombol kunci pada ponselnya dan meletakkan benda pipih itu di hadapannya. Untuk beberapa saat dia rela mengabaikan gamenya demi Revan. Kai sudah mulai serius nih gaes, hmm.

"Lo sebenernya suka 'kan sama Putri?" tanya Kai.

Revan tersentak saat mendengar itu kemudian dia tertawa, "kagak woy, gue minta bantuan Putri karna yaa... emang dia tepat orangnya."

"Dari sekian banyak cewek kenapa harus Putri? Kenapa gak Chacha?"

Mampus.

"Yaa .... Chacha gak bisa di ajak kerja samanya, susah dia terlalu galak." jawab Revan.

Kai mengangguk samar, "Bukannya bagus kalo Chacha? Dia galak, Putri gak. Chacha tegaan, Putri gak. Apa yang diandelim dari si Putri?"

Sungguh kalau Putri ada disana dan mendengarkan ucapan Kai barusan sudah dipastikan dia sakit hati banget. Sakitnya tuh disini bang, di dalam hatiku. Hiks.

"Lagian lebih masuk akal ke Chacha lah dari pada Putri karena 'kan secara lo gantiin hpnya dan sebagai timbal balik lo bisa minta bantuan dia."

Revan diam tak bisa berbicara lagi. Kalau Kai sudah berbicara serius begini dia bisa apa selain diam, mendengarkan lalu diam lagi. Adu bacot sama Kai mah udah pasti kalah, karena dari semuanya dia lah yang paling dewasa pemikirannya.

"Skak mat! Mampus lo Revan, mau jawab apa lo, HAHAHA ...." Nando tertawa puas. Seketika dia menghentikan tawanya saat mendapatkan tatapan tajam dari Kai.

Mampus.

"Coba jujur lah sama diri lo sendiri, lo naksir 'kan sama Putri?"

Revan menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal, pandangannya kemana-mana dia tak berani menatap Kai.

"Bingo!" ucap Kai mengagetkan semuanya yang ada di ruangan ini, "udah gue duga."

"Apaan?" tanya Nando kepo.

"Tanya lah temen lo tuh." jawab Kai menunjuk Revan. Revan masih terdiam, jujur saja dia juga bingung dengan perasaannya.

"Apaan, Van?" Nando masih kepo gaes.

Revan mendelik ke arahnya, "apanya?"

Nando mendengus kesal kemudian dia melempar bantal ke arah Revan dan tak disangka malah mengenai kepalanya. Revan meringis dan menatap tajam Nando. Temannya itu hanya nyengir kuda, mukanya gak ada rasa bersalahnya banget, minta ditampol.

Dan setelah itu tak ada percakapan lagi di antara mereka. Kai kembali sibuk dengan ponselnya, sedangkan Nando dan Revan sama-sama terdiam dengan lamunan mereka masing-masing.

🌷🌷🌷

Today
19.04

Maharani: Van, jalan yuk, malming nih.

Revano Salim: Mls

Maharani: Kok kamu gitu sih?:(

Revano Salim: Terus hrs gmna?

Maharani: Van ayo kita omongin baik2

Revano Salim: Gada yang harus di omongin lagi *delete*
Revano Salim: Mau ngomongin apa?

Maharani: Ntr tunggu aku smpe rumah kmu ya, see you bby😘
Read.

"Mampus, Rani otw rumah gue." Revan bangkit dari kuburnya eh dari duduk santainya, dia terlihat panik. "Gimana ini?"

"Lah ngapain?" tanya Nando yang sedang asyik bermain PS.

"Dia mau ngomong sesuatu sama gue."

"Ya udah tunggu aja dia datang." jawab Kai santai, laki-laki ini juga sedang asyik bermain PS. "Selesain masalah lo sendiri, Van."

Revan mengeluarkan nafasnya kasar, Kai benar dia harus menyelesaikan masalahnya sendiri. Tapi apa dia bisa? Dia pun kembali duduk dengan perasaan campur aduk.

Ting!

Today
19.10

PutriSN: Van, sebentar lagi gue kerumah lo, mau kasih titipan dari nyokap gue.
PutriSN: Jangan pergi kmna2 lo

Revan menatap jam dinding yang ada di hadapannya, dia menarik sudut bibirnya ke atas.

Revano Salim: Gue jemput
Read.

Dan tanpa pikir panjang Revan langsung berlari mengambil kunci mobilnya di atas nakas dan melesat keluar.

"Woy mau kemana?!" seru Nando.

"Jemput Putri."

Story Of Putri [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang