SETELAH kejadian kemarin hubungan Putri dan Revan semakin dekat. Begitu pun dengan Chacha, dia sudah tak lagi berbicara sinis pada Revan and the gengnya dan juga pada yang lainnya. Semua berkat sahabatnya, Putri.
Dan masalah Adnan, Putri sudah menyelesaikannya dengan baik-baik. Putri juga minta maaf perihal masalah chat yang menurutnya kurang sopan. Putri memang menyuruh Chacha untuk membalas pesan dari Adnan, tapi dia gak tahu kalau isi chatnya ternyata begitu. Langsung saja Putri memarahi Chacha.
Ya walaupun Adnan bersikap begitu pada Putri tetap saja gadis itu memiliki rasa kemanusiaan. Putri gak tega.
Hari ini hari sabtu, malam minggu. Putri dikejutkan dengan kedatangan Revan kerumahnya. Seperti kejadian kemarin, dia datang tak tahu waktu. Putri sempat kesal, rasanya dia ingin menendang jauh-jauh laki-laki ini. Tapi mana tega dia.
Sekarang Revan sedang duduk di ruang tamu rumah Putri, laki-laki itu sedang menunggu doinya dandan. Iya, malam ini Revan mau ngajak Putri jalan.
Ecie.
Uhuq.
Revan sesekali melirik jam tangannya, lalu bersenandung ria. Terlihat jelas dari raut wajahnya dia sangat bahagia. Hmm.
"Revan?" suara seorang wanita terdengar. Revan menoleh dan mendapati Rita sedang berjalan ke arahnya. Revan berdiri dan mencium punggung tangan wanita itu.
Rita tersenyum, "mau kemana?" tanya Rita.
"O-ohh ini tante, Revan mau ajak Putri keluar sebentar. Boleh?"
Rita mengerutkan keningnya, "di jam segini?"
Revan menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal, dia bingung mau jawab apa. Dalam hati dia merutuki Nando dan Kai, gara-gara mereka dia telat sampai rumah Putri.
"Ya udah, tapi jangan malem-malem ya." ucap Rita kemudian. Revan yang semula terlihat lesu kini bersemangat kembali.
"Siap, tante!" seru Revan dengan bersemangat. Rita terkekeh pelan melihatnya.
Dan tak lama Putri keluar dari kamarnya. Dia hanya mengenakan celana jeans panjang dengan jaket berwarna pink yang membalut pakaiannya. Rambutnya dia kuncir kuda dan tunggu... dia hanya memakai sendal jepit!
Yang benar saja, Put(:
"Gak apa-apa 'kan gue make beginian doang?" tanya Putri pada Revan. Laki-laki itu menatap Putri dari atas sampai bawah. Perfect! Ucap Revan dalam hati.
Hmm, iya tau, Van, tau.
"Gak apa-apa, lagian gue mau nunjukin sesuatu doang terus kita pulang."
Putri menyerhit, "mau nunjukin apa?"
"Ada deh ...."
Putri memberenggut.
"Udah cepetan buru malem," ini suara Rita.
"Iya, bu. Ya udah Putri keluar dulu ya, gak lama kok."
Rita mengangguk, "hati-hati ya kalian."
"Pasti tante!" Putri dan Revan pun mencium punggung tangan Rita, kemudian keduanya berjalan kearah pintu.
"Put," bisik Revan, "lo cantik banget malam ini ...."
BUG!
Putri menendang kaki Revan membuatnya meringis kesakitan. Sedangkan Putri, dia sedang menutupi wajahnya yang sudah memerah akibat perkataan Revan tadi.
"Sakit, Put."
"Biarin ...."
🌷🌷🌷
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Putri [COMPLETED]
Fiksi RemajaRevan bertanya, "mengapa wanita selalu beranggapan bahwa pria mudah bosan?" Gadis itu, Putri, menarik sudut bibirnya ke atas dan menjawab, "fakta membuktikan, beberapa pria beranggapan wanita tidak mempunyai pendirian. Dan beberapa wanita mengangga...