Bab 33

208 19 0
                                    

ADNAN mengepalkan tangannya dengan sangat kuat, dia terlihat sangat marah karena Putri-nya dipeluk oleh laki-laki lain.

Serem sekali mukanya, macam preman gaes.

Laki-laki itu menendang tembok yang ada di dekatnya. Dia mengadu kesakitan tapi sakit di kakinya tak seberapa dibanding sakit dihatinya.

Lagian tembok lagi diem malah ditendang, kurang kerjaan amad lu bang-,-

"Sial!" umpat Adnan. Dia mengusap wajahnya kasar lalu di pandangan beralih lagi pada Putri yang saat ini sedang mengobrol serius dengan laki-laki yang tadi memeluknya.

Adnan tak tahu namanya.

Adnan berjalan mendekati Putri, dia benar-benar sudah sangat lelah karena harus bersembunyi terus dari gadis itu. Adnan melihat Putri yang terkejut karena melihatnya.

Revan menyadari raut wajah Putri dan mengikuti arah pandangnya. Revan tersenyum sarkastik saat mengtahui siapa yang datang.

"Akhirnya lo keluar juga," kata Revan dengan nada tak suka.

Adnan menautkan kedua alisnya, apa dia tau gue?

Adnan mendecih, "gue gak ada urusan sama lo, minggir!"

Revan menarik tubuh Putri kebelakangnya saat Adnan ingin menarik Putri secara kasar.

Adnan geram.

Revan juga.

Sedangkan Putri dia bersembunyi dibalik punggung Revan dengan tubuh yang gemetaran. Gadis itu tak menyangka bahwa Adnan akan benar-benar muncul lagi dihadapannya.

"Minggir!" ucap Adnan.

"Kalau gue gak mau .... gimana?"

BUG!

Satu pukulan mengenai wajah Revan, laki-laki itu terhuyung kebelakang sambil memegangi wajahnya.

Revan meringis.

Adnan tersenyum sarkastik.

Putri menghampiri Revan dan membantunya berdiri. Dia memegangi wajah Revan yang terkena pukulan Adnan tadi. Revan menatap Putri pun sebaliknya, mereka jadi tatap-tatapan.

Romantis sekali kalian):

Adnan menggertakan giginya lalu menarik Putri dengan kasar, membuat perempuan itu terkejut. Pandangan Putri beralih pada Adnan.

"Ikut aku!" perintah Adnan tegas.

Putri menggeleng kuat, "gak mau!"

"IKUT AKU!" Adnan berteriak pada Putri. Dan tak lama...

BUG!

Chacha datang dengan sebongkah berlian eh maksudnya dengan sebongkah balok kayu yang dia gunakan untuk memukul punggung Adnan tadi. Dan hasilnya sekarang laki-laki tersungkur di atas aspal.

Mampus.

Baik Putri dan Revan mereka sama-sama terkejut dengan apa yang Chacha lakukan tadi. Ternyata Chacha bergerak cepat.

"Jangan macem-macem lo sama Putri! Kalau lo macem-macem sama dia gue pastiin lo bakalan mandul!" ancam Chacha galak.

Widih mbak Chacha, sadis sekali.

Chacha langsung berbalik dan menarik Putri menjauh dari sana. Tempat parkir yang semula sepi sekarang berubah menjadi ramai.

Sebelum meninggalkan tempat itu Chacha sempat berbicara pada Revan, "urus dia, Van, jangan sampe dia muncul lagi. Kalau bisa lo bunuh aja sekalian. Gue empet liat mukanya. Cuih!"

Revan mengangguk paham.

🌷🌷🌷

"CEMEN banget lo," kata Revan meremehkan. Saat ini dia dan Adnan sedang berada disebuah tempat yang entah tempat apa author juga gak tahu):

Mereka sedang adu jotos gaes, dan hasilnya Adnan kalah. Posisi laki-laki itu terlentang di atas tanah dengan kaki kanan Revan yang berada di perut Adnan.

Adnan sudah tak mampuh.

Revan menarik kerah baju Adnan membuat laki-laki itu mau tidak mau terbangun dari posisinya. Deru nafas Adnan sudah tak beraturan sama seperti wajahnya.

"Gue emang jarang berantem sama orang gak kayak lo, tapi sekalinya berantem gue bakal menang." ucap Revan menyombongkan diri.

Mantap bwank Revan.

Adnan terkekeh pelan, "gue gak akan kalah dari lo."

"Awal tadi lo bilang begitu juga, tapi liat sekarang .... lo udah kalah. Ya 'kan?"

Adnan diam. Dia memang mengakui kalau dirinya kalah tapi dia tak mau mengucapkan itu pada Revan. Gengsi lah tjoy.

Revan menghempaskan tubuh Adnan secara kasar membuat laki-laki itu terjatuh. Adnan memegangi bokongnya yang terasa sakit.

"Jauhin Putri." kata Revan.

"Kalau gue gak mau gimana?"

BUG!

Revan menghajar wajah Adnan dengan keras. Membuat wajah laki-laki itu makin tak beraturan.

"Jauhin gue bilang."

Adnan tersenyum meremehkan, "gue tanya tadi 'kan, kalau gue gak mau gimana?"

BUG!

"Gue bakal bunuh lo."

Adnan langsung menyemburkan tawanya. Entah apa yang lucu dari perkataan Revan, yang jelas author sama bingungnya sama Revan.

"Gak ada yang lucu anjing!"

"Emang." ucapnya disela-sela tawanya, "tapi baguslah kalau lo mau bunuh gue."

Revan menyerhit.

"Lagian gue bosen hidup."

Story Of Putri [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang