"LO dimana?" suara Revan membuat seseorang diseberang sana terkejut.
Mampus, jangan-jangan Rani ketauan ....
"Lo dimana gue tanya?!" tanya Revan sekali lagi.
Martha diam sejenak lalu menjawab, "ada apa ya lo nanyain gue? Penting gitu?"
"Gak usah banyak bacot, tinggal jawab aja lo dimana sekarang?!"
Di ujung sana terdengar suara gelak tawa Martha membuat Revan sedikit menjauhkan ponsel dari telinganya. Aneh memang, gak ada yang lucu perempuan itu selalu saja tertawa.
Mungkinkah dia gila?
"Lo gak ada urusan sama gue, udah cepet balikin hpnya ke Rani."
Revan berdecak begitu mendengar ucapan Martha, dia pikir dia siapa main nyuruh-nyuruh Revan like a boss gitu, bossok mungkin iya. Revan sungguh amat marah sekarang gaes.
Kai berjalan menghampiri Revan lalu membisikkan sesuatu. Awalnya Revan menolak tapi akhirnya dia menurut juga. Adegan pandang-pandangan pun terjadi saat Kai selesai membisikkan sesuatu pada temannya itu. Ingin sekali Author memberikan mereka backsound musik India atau gak Korea gaes, hmm.
Revan menatap Kai begitu pun sebaliknya. Kai mengangguk yakin kemudian Revan menatap Rani kembali. Tanpa bicara apa-apa Revan mengembalikan ponsel perempuan itu.
Rani melepaskan pelukannya dari Yunny, dia langsung saja mengambil ponselnya dan menempelkan benda itu pada telinga kanannya.
"H-hallo ...."
"Jangan bilang lo gagal?"
Langsung saja Martha berbicara seperti itu. Rani melirik sekilas ke arah Revan dengan perasaan takut. Rani diam tak menjawab dan itu membuat kecurigaan Martha terungkap.
"Bener 'kan? Lo tuh gimana sih ...."
"Kita bicarain ini nanti aja, udah dulu ya. Bhay."
Rani langsung memutuskan sambungan telponnya, sekaligus langsung mematikan ponselnya. Dia menyerka sisa air matanya dan menatap Revan, yang di tatap sih masa bodo.
"Kamu ikut aku," kata Rani. "Kita perlu ngobrolin masalah ini berdua."
Revan mendengus kasar, pikiran dia tertuju pada Putri. Jujur saja dia sangat khawatir pada gadis itu. Abang Revan galau dek.
Tapi tiba-tiba sebuah tangan menepuk pundaknya pelan. Iya, itu tangan Kai. Revan melirik sekilas ke arahnya dan menatap wajah temannya itu. Lagi-lagi Kai mengangguk meyakinkan.
Revan memejamkan matanya sebentar lalu berjalan ke arah luar meninggalkan semua yang ada di ruangan ini.
"Ayo."
🌷🌷🌷
SEKARANG mereka berdua; Revan dan Rani si 2R sedang duduk disebuah taman. Yap, taman yang sama waktu Revan dan Putri duduk berdua menghabiskan sore bersama.
Bukan Revan yang memilih tempat ini tapi Rani. Alasannya karena taman ini menyimpan banyak kenangan. Revan sih malah lupa kalau dia sering kesini sebelumnya dengan Rani, justru yang dia ingat adalah moment bersama Putri. Walaupun baru sekali kesini dengan Putri tapi itu merupakan moment yang langka bagi Revan.
"Jadi inget Putri 'kan, author sih):"
Lah kenapa jadi nyalahin gwa lu, Van?-,-
Ok back to the topic.
"Van .... kamu kenapa sih?" Rani membuka suaranya.
Revan mendengus pelan, "sorry sebelumnya kalau tadi gue kasar sama lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Putri [COMPLETED]
Teen FictionRevan bertanya, "mengapa wanita selalu beranggapan bahwa pria mudah bosan?" Gadis itu, Putri, menarik sudut bibirnya ke atas dan menjawab, "fakta membuktikan, beberapa pria beranggapan wanita tidak mempunyai pendirian. Dan beberapa wanita mengangga...