"INI tangan siapa sih?" gadis itu, Rani, sedang menatap foto yang Revan posting di instagramnya. Sesekali dia zoom dan memutar layar ponselnya. Dia tak habis pikir bahwa Revan bisa secara terang-terangan selingkuh darinya.
"Udahlah, Ran, jangan ditatap terus, santai lah." ucap Martha, sahabat karib Rani.
"Iya tau nih, panik banget sih. Lagian lo juga selingkuh 'kan sama si Ferdi." sambung Cilla membuat Rani langsung menatap tajam ke arah sahabatnya ini.
"Gue selingkuh sama si Ferdi karena gue ngejar uangnya, cinta gue sih cuman buat Revan." Kata Rani.
Sekarang mereka sedang berada di sebuah caffe di salah satu mall. Setelah Rani melihat postingan Revan, perempuan itu langsung menghubungi teman-temannya dan menyuruh mereka untuk berkumpul disini. Rani ingin mencari tahu siapa perempuan yang ada di dalam foto itu.
"Ah elah sok-sokan ngomongin cinta, sama Revan juga gitu 'kan, ngejar uangnya doang." lagi-lagi Cilla mendapatkan tatapan tajam Rani, tapi gadis itu tak menghiraukannya. Memang benar, ucapan mbak Cilla berhasil membuat hati mbak Rani panas. Unch.
"Udah lah santai sayang, gak usah panik gitu."
"Lo bilang santai, Tha? Mana bisa lah gila lo." Rani jadi esmosi, rasa-rasanya dia ingin melempar gelas yang ada dihadapannya ini tapi berhasil dicegah oleh Martha.
Ya iya sih pasti esmosi 'kan ya kalau doi kita ketahuan selingkuh, bawa rasa pengen bunuh aja tuh orang yang ganggu hubungan kita, tapi gak boleh 'kan dosa. Mau putus tapi masih sayang, bertahan makan ati mulu, jadi serba salah kayak lagunya Raisa. Kalau udah gitu mau gimana lagi selain sabar? Iya sabar wae lah entar juga dapet balasannya.
Lah kenapa author jadi curhat?👀
Ok back to mbak Rani.
"Lo kenapa sih sampe segininya sama Revan? Biasanya gak kayak gini sama cowok lo yang dulu-dulu."
Rani mendengus, "gue cinta sama Revan, kalian pikir gue bohong?"
"Wow," Cilla menepuk tangannya, "seorang Rani sudah menemukan cinta sejatinya."
Martha tertawa, "yakin cinta sejati, Cill? Palingan kalau ketemu cowok yang lebih tajir dari Revan pasti berpaling." dan kemudian baik Martha dan Cilla mereka sama-sama tertawa. Sedangkan Rani, dia sudah memasang wajah jengkelnya.
Dengan nada hampir membentak Rani berkata, "kalian mau bantuin gue atau gak sih sebenernya? Kalau gak mau bilang langsung lah biar gue cari tau sendiri."
Rani ingin beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan tempat ini, tapi sebuah tangan menahannya. Itu tangan Martha gaes. "Ya ampun sayang, santai. Kita pasti bantu lo lah. Ya gak, Cill?"
Cilla mengangguk, "iya lah, pasti itu."
Rani mendengus kesal lalu kembali duduk. "oke, kita cari tau sama-sama siapa yang berani rusak hubungan gue."
Siapapun lo, liat aja nanti.
🌷🌷🌷
"YA sekarang giliran Nando," ibu Susan menatap Nando, laki-laki itu terlihat ogah-ogahan untuk maju ke depan. Dia rasa harus menulis ulang puisi yang dia tulis. Gak pede abang dek.
Nando beranjak dari duduknya dia sudah siap untuk maju ke depan, tapi tak lama dia kembali duduk lagi, "bu gak pede saya." ujar laki-laki itu.
"Eeeh .... yang lain saja pede kok, masa kamu gak? Ayo cepat." balas guru itu. Nando menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal kemudian tatapannya beralih pada Kai dan Revan, dia bermaksud meminta bantuan mereka tapi Revan malah mengacau membuat Nando ingin menyumpal mulut temannya itu dengan kaos kakinya yang bau. Ewh, jorok banget sih bang-,-
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Putri [COMPLETED]
Teen FictionRevan bertanya, "mengapa wanita selalu beranggapan bahwa pria mudah bosan?" Gadis itu, Putri, menarik sudut bibirnya ke atas dan menjawab, "fakta membuktikan, beberapa pria beranggapan wanita tidak mempunyai pendirian. Dan beberapa wanita mengangga...