Bab 24

258 19 2
                                    

"MANTAP, Cha. Geng liar aja bisa takut sama lo." Nando berdecak kagum. Sungguh Chacha memang keren dimatanya.

Chacha tersenyum puas, dia menyombongkan diri, "ya iya lah, gue gitu loh."

"Tapi kayaknya yang liar itu lo deh bukan mereka." ucap Nando lagi.

Wajah Chacha yang sebelumnya ceria seketika berubah menjadi asam. "Enak aja! Mulut lo tuh yang liar!" Nando terkekeh pelan, dia tak membalas perkataan Chacha lagi.

Laki-laki itu jadi senang menggoda Chacha, lebih tepatnya dia senang melihat wajah Chacha yang merah karena marah. Hmm, kayaknya bakal ada yang balikan nih.

"Oh iya, Put, gimana perasaan lo gue kasih kejutan kayak tadi? Seneng 'kan akhirnya tuh orang sarap minta maaf juga ke lo."

Putri nampak berpikir dan sedetik kemudian dia menjawab, "hmm .... jadi ini yang lo maksud kejutan?"

Chacha mengangguk, "iya, gimana?"

"Yaa .... gak nyangka aja sih mereka bakal minta maaf gitu."

"Ya iya lah, Put, pada gak nyangka wong temen lo ini lebih liar dari mereka." bisik Nando pada Putri. Chacha mendengarnya kemudian perempuan itu memukul, mencubit, menjambak dan menganiyaya Nando dengan sadis. Lagian sih, cari gara-gara sama Chacha, kena juga kan lu, Nan.

Mampus.

Saat ini mereka sedang berjalan menuju kelas. Bel tanda masuk sudah berbunyi tadi bertepatan dengan selesainya Rani dan kawan-kawannya meminta maaf pada Putri.

Chacha memang hebat, salut lah, bisa jinakin Rani dan gengnya. Padahal cuman pake omongan gak pake cara jambak-jambakan, pukul-pukulan. Kalau aja tadi Rani CS nerima ajakan Chacha, bisa aja tuh adegan kayak gitu terjadi. Tapi mereka sih milih cara aman. Karena mereka sadar diri gak bakal menang lawan Chacha.

Wkwk land.

"Van ...." panggil Kai dengan tatapan yang tak lepas dari layar ponselnya.

"Hm?"

"Sono ...."

Revan mengkerutkan keningnya, "apa?"

"Ck, ituu ...." Kai menunjuk Putri yang sedang berjalan sendirian di depannya. Revan tersenyum begitu tahu apa yang dimaksud temannya itu.

Revan pun mempercepat langkahnya agar sejajar dengan Putri dan meninggalkan Kai dibelakang. Berhubung Chacha lagi sibuk sama Nando dan juga Kai sibuk dengan gamenya jadi dia mengambil kesempatan ini.

Wahai Revan, berterima kasihlah pada teman-temanmu. Karena mereka kamu bisa dapat kesempatan seperti ini.

Ea.

Apaan dah lu, Thor.

Gak jelaz.

Bodo amad.

Author jadi gila.

Ok bhay.

Revan berdehem membuat Putri melihat ke arahnya. Tinggi Putri hanya sepundak Revan jadi perempuan itu harus mendongakkan kepalanya sedikit agar bisa melihat wajah ganteng Revan.

"Kenapa?" tanya Putri.

"Gak apa-apa sih, gue liat dari tadi lo diem aja."

Putri memanggguk seraya membentuk mulutnya seperti huruf O. Perempuan itu membuang pandangannya, dia lebih memilih melihat sepatunya dari pada objek di sampingnya. Karena semenjak kejadian kemarin dia agak canggung.

"Oh iya, soal kemarin ...." ucap Revan gantung.

Putri menoleh, "iya?"

Revan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "hmm .... anggap aja gue gak pernah ngomong gitu."

Story Of Putri [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang