Bab 31(b)

173 18 0
                                    

"PUTRI," panggil Fahri. "Sini!"

Gadis itu pun langsung beranjak dari duduknya dan mengahampiri Fahri. Putri nampak bingung saat melihat Fahri, temannya ini sangat berantakan sekali.

Dengan nafas yang terengah-engah Fahri berkata, "Adnan, itu ...." tunjuk Fahri dengan tangannya. Dia seperti mengisyaratkan bahwa Adnan ada di sana.

"Adnan kenapa?!" tanya Putri yang mulai khawatir.

"Berantem."

Deg.

Jantung Putri mencelos saat mendengar itu. Pikirannya tiba-tiba saja jadi tak karuan. Kembali dia teringat dengan ucapan Adnan tempo hari.

"Aku janji gak akan berantem lagi, Put. Suer!" katanya kala itu sambil mengangkat tangannya membentuk huruf v.

Saat itu Putri langsung percaya begitu saja dengan ucapan Adnan.

Bodoh.

Putri merutuki dirinya sendiri, harusnya dia tak langsung percaya dengan perkataan Adnan--lebih tepatnya Putri selalu saja percaya dengan laki-laki itu.

Putri berlari mengikuti langkah besar Fahri menuju tempat dimana Adnan berada. Langkah mereka terhenti tepat di gudang belakang sekolah. Putri menyisir pandangannya ke semua arah mencari sosok Adnan.

"Lewat sini," kata Fahri menunjuk suatu tempat. Putri mengikuti langkah Fahri.

Bug! Bug!

"Mati lo, bangsat!"

Bug! Bug!

"Gue gak akan pernah maafin lo!"

Bug! Bug!

"Sekali lagi lo lakuin itu, gue pastiin lo mati!"

BUG!

Adnan memukul tepat di perut lawannya dengan sangat keras. Membuat sang lawan memuntahkan cairan merah lewat mulutnya.

Adnan terlihat puas.

Putri terlihat ketakutan.

Tubuh gadis itu bergetar hebat begitu melihat kejadian barusan. Ini baru pertama kali dia melihat Adnan seperti orang kesetanan.

Dia tahu Adnan suka berkelahi, tapi tak separah ini.

Adnan memutar tubuhnya kebelakang dan dia sangat terkejut begitu melihat Putri ada di sana.

Gadis itu menangis.

Putri menggelengkan kepalanya tak percaya lalu dengan gerakan cepat dia memutar tubuhnya dan berlari.

Walaupun sesungguhnya dia tak mampu untuk berlari. Tenaganya sudah terkuras habis karena melihat Adnan tadi.

"Put!" panggil Adnan. Laki-laki itu mengejar Putri. "Dengerin penjelasan aku dulu ...."

Putri tak merespon dia terus berlari.

"Putri! Berhenti!"

Putri semakin mempercepat langkahnya. Tapi berhasil Adnan hentikan.

Adnan memutar tubuh Putri jadi menghadap dia. Tangannya dia letakkan di bahu Putri dan menundukan tubuhnya sedikit agar sejajar.

Putri menunduk.

"Sayang, dengerin penjelasan aku dulu. Yang kamu liat tadi gak--"

"PENJELASAN APALAGI?!" Putri berteriak pada Adnan.

Adnan tak bergeming.

"Kamu udah janji sama aku gak akan berantem lagi, tapi apa yang aku lihat barusan?!"

"Put, dengerin aku dulu--"

"Gak, aku gak mau denger!" ucap Putri seraya menutup kedua telinganya dengan tangan.

"Put, aku berantem tadi ada alasannya. Kamu mau tau apa alasanya? Alasanya tuh--"

"Aku gak mau denger, Nan! Kamu udah janji dan kamu malah ingkarin."

"Put!" bentak Adnan. "Gak usah alay bisa?!"

Putri mengatup bibirnya rapat-rapat. Dia semakin terisak.

"Nan! Gak usah bentak Putri. Dia cewek!" itu Suara Fahri. Adnan langsung tersadar dengan apa yang dia lakukan barusan.

Dia merasa bersalah.

"Put, m-maafin aku. A-aku-- Put!"

Belum sempat Adnan menyelesaikan perkataannya Putri sudah melesat pergi dari hadapannya.

Hati Putri sakit sekali. Perasaannya hancur.

Untuk pertama kalinya Adnan membentaknya.


Story Of Putri [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang