Bab 31(a)

185 18 0
                                    

"SELAMAT ulang tahun, Putri!" teriak seseorang dibelakangnya. Putri menoleh dan mendapati Adnan sedang berdiri di ujung sana dengan membawa kue di tangannya.

Adnan mengingat ulang tahun Putri kali ini.

Dan Putri sangat bahagia.

Mata Putri berkaca-kaca dan tak lama air matanya jatuh. Dia menangis.

Adnan berjalan ke arah gadis itu dengan senyuman yang tidak lepas sedari tadi. Laki-laki itu juga terlihat bahagia, hanya itu yang Putri tahu.

Putri menghapus air matanya dengan punggung tangan, dia memberikan senyuman terbaiknya pada Adnan. Berharap laki-laki itu tak berpaling darinya, lagi.

"Selamat ulang tahun my Princess," ulang Adnan begitu sampai dihadapan Putri. Gadis itu tersenyum.

"Makasih, Nan." balasnya dengan senyuman.

"Ya udah sekarang kamu tiup lilinnya. Tapi make wish dulu ya!"

Putri mengangguk antusias, kemudian dia memejamkan matanya dan mulai membuat permohonan.

Permohonannnya hanya satu yaitu; semoga kebahagian selalu menyertai orang-orang yang dia sayang.

Putri membuka matanya, dia menatap Adnan sebentar kemudian meniup lilinnya. Dengan sekali tiup lilin itu sudah mati.

Semua orang bertepuk tangan, mereka semua ikut berbahagia. Putri juga baru sadar ternyata keluarga dan teman-temanmya ada di sini. Pantas saja Adnan mengajaknya ke sebuah tempat yang dia tidak tahu.

Ternyata Adnan memberikan kejutan untuknya.

Adnan meletakkan kue yang dibawanya ke meja yang tak jauh darinya. Putri tersentak saat sebuah tangan menariknya kebelakang. Gadis itu membulatkan matanya lucu saat mengetahui siapa yang menariknya.

Iya, itu Adnan.

Jantung Putri berdetak dengan sangat cepat. Dia tak pernah memandang Adnan sampai sedekat ini. Jarak wajahnya dengan wajah Adnan benar-benar sangat dekat.

Adnan menarik tubuh Putri kedalam pelukannya membuat gadis itu terkejut. Gerakannya sangat cepat dan Putri tidak sempat untuk berontak.

Dan sialnya pelukan Adnan sangat hangat dan membuatnya merasa nyaman.

"Jangan tinggalin aku," bisiknya tepat di telinga Putri. "Aku minta maaf, aku cinta kamu, Put."

Putri yang semula tak membalas pelukan Adnan perlahan-lahan menggerakkan tangannya untuk membalas pelukan laki-laki itu. Mata Putri memanas kembali dan selaput bening lagi-lagi menghalangi penglihatannya.

"Maafin aku, Put." ucap Adnan lagi seraya mengeratkan pelukannya.

Putri menganggukan kepalanya dan berkata, "aku udah maafin kamu kok, Nan. Jangan di ulang lagi ya."

Iya, Putri sudah memaafkan semua kesalahan Adnan. Laki-laki itu memang sering sekali menyakiti perasaan Putri. Banyak sekali kesalahan yang dia perbuat sampai-sampai tak terhitung. Beruntung Putri sabar orangnya, disakitin beberpa kali pun dia sih tahan banting.

Cewek strong.

Dan gantian sekarang giliran Adnan yang mengangguk. Tiba-tiba sebuah deheman yang cukup keras membuat 2 orang remaja ini melepaskan pelukannya.

Hadi menatap tajam ke arah keduanya dan Putri menundukan kepalanya tak berani menatap mata sang ayah. Sedangkan Adnan menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal sambil terkekeh pelan.

Kejadian tadi benar-benar diluar kesadaran Adnan.

Putri menatap Adnan dengan mata yang masih berkaca-kaca. Dia tidak menyangka Adnan akan berubah seperti ini.

Putri sangat bahagia.

Story Of Putri [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang