Bab 09

302 22 3
                                    

PUTRI sekarang sedang sarapan bersama keluarganya plus makhluk yang datang tak diundang dan pulang tak diantar. Eh gakdeng dia bukan setan kok tapi hantu(:

Apa sih?-,-

Oke back to Putri.

Putri menatap bingung objek di hadapannya ini, yang ditatap sih malah sibuk memakan roti selainya. Ada yang bisa menebak dia siapa? Yak tul, itu Revan sang hantu tampan.

Memang sebelum kesini Revan ngabarin Putri dulu kalau dia mau datang kerumahnya. Niat Revan sih murni gaes mau jemput Putri doang tapi Rita bilang harus sarapan dulu baru boleh berangkat bareng. Kalau kata orang tua sih pamali nolak rejeki, jadi Revan gak nolak toh di lapar juga, hoho.

"Revan satu kelas dengan Putri?" tanya Hadi.

Revan menelan sisa makanannya kemudian menjawab, "Iya om, dari kelas 10."

Hadi mengangguk, "nanti berangkatnya hati-hati ya, jangan ngebut bawa mobilnya."

"Iya om saya bakal hati-hati kok." Revan sempat melirik Putri, gadis itu sedang mengoleskan selai di rotinya.

"Bang," panggil Fitri, Revan menoleh. "Maaf soal sikap saya semalem ya."

Putri menghentikan gerakannya, tatapannya beralih pada Fitri dan Revan bergantian. Semalem emang ada apa?

"Gak apa-apa santai, harusnya saya yang minta maaf masuk tanpa permisi dulu." jawab Revan sambil terkekeh. Putri diam mendengarkan obralan mereka sambil memakan roti selainya.

Fitri nyengir kuda, "makasih juga bang udah mau gendong mbak Putri sampe kamar."

"Uhuk .... uhuk ...." Putri yang mendengar itu langsung tersedak, semua pasang mata tertuju padanya. Perempuan itu memukul dadanya kemudian mengambil segelas susu dan langsung dia minum sampai habis.

Jadi yang gendong gue Revan?

Revan?

Serius?

Demi apa?

Ya Allah jantung dedek mau copot.

"Santai aja makannya mbak gak ada yang minta ini kok." kata Fitri.

"Jangan sambil ngelamun kalo lagi makan, Put." Rita membuka suaranya.Putri masih diam dia masih syok gaes.

"Emang ada apa Putri sampe di gendong segala?" tanya ayahnya mulai curiga. Hmm.

"Itu loh yah, Putri ketiduran waktu keluar sama Revan. Katanya udah dibangunin tapi malah gak bangun-bangun, Revan gendong Putri sampe kamarnya. Itu juga ada ibu yang ngawasin mereka jadi ayah jangan berpikiran yang aneh-aneh ya." jelas Rita pada Hadi. Ayahnya mengangguk paham lalu meminum kopinya. Hadi percaya pada istrinya.

Revan tersenyum samar melihat keluarga Putri, dia cukup kagum dengan keluarga ini. Keluarganya harmonis, ibu dan ayahnya sangat perhatian, pengertian dan penuh dengan kasih sayang. Sedangkan keluarganya? Tak seperti ini.

Dan entah kenapa perasaan Revan jadi menghangat selama berada disini. Mungkin dia rindu suasana keluarga yang seperti ini.

"Apaan sih, Fit, orang ayah yang gendong juga. Ya 'kan yah?" Putri berharap ucapannya ini benar walaupun kenyataannya tidak.

"Dih apaan sih mbak, orang bang Revan kok yang gendong. Mbak gak liat ayah aja sampe bingung gitu tadi ...."

Putri memandang Hadi dan ayahnya itu langsung menjawab, "ayah pulang subuh tadi, Put."

Deg.

"Tuh 'kan ...."

Pandangan Putri beralih pada Revan, laki-laki itu juga sama sedang memandang Putri dengan alis terangkat satu. Mereka saling tatap-tatapan dengan pikiran masing-masing dan itu berlangsung cukup lama.

Story Of Putri [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang