PUTRI masih terisak dipelukan Chacha dan malah isakannya makin terdengar keras. Chacha jadi bingung, dia harus ngapain?
Tiba-tiba Revan datang, dia menarik tubuh Putri dari Chacha dan laki-laki itu langsung memeluknya. Suara histeris mulai terdengar, teriakan, sahutan serta siulan orang-orang yang berada disana. Kebanyakan sih kaum hawa yang histeris kayak gitu gaes. Dan yang bersiul itu Nando, teman kampretnya Revan.
Chacha sih diem aja tuh, dia jadi cengo sendiri. Dia syok.
Apa-apaan ini?
Chacha hendak mengeluarkan suaranya tapi matanya tak sengaja menatap sesosok makhluk yang tak diinginkan.
Siapa lagi kalau bukan, Adnan.
Sedangkan Putri? Ya jelaz sangat terkejud dan seketika dia berhenti menangis. Dia menghirup aroma maskulin dari tubuh Revan dan itu membuatnya merasa tenang dan nyaman.
Putri sangat menyukainnya.
Dengan sadar perempuan itu membalas pelukan Revan dan gantian Revan yang dibuat terkejut. Dia tersenyum samar dibalik sana dan dia berpikir, apakah perasaannya juga akan terbalas sama seperti pelukannya?
Ya, mungkin saja. Tapi...
Bisakah kalian melepaskan pelukannya? Jangan kelamaan, kalian ini belum muhrim. Astagfirullah, eta terangkanlah.
🌝
"Put," ucap Revan pelan. "Jangan nangis lagi ya."
Putri mengangguk dalam pelukannya.
"Gue sakit liat lo nangis kayak gini, apalagi karna cowok."
Deg.
Bagaimana Revan tahu?
Putri melepaskan pelukannya, dia mendongak dan menatap Revan tepat di manik matanya. Matanya terlihat sayu, gadis itu juga bisa merasakan kalau Revan sedang bersedih.
Tapi karena apa?
Dasar cewek gak peka-,-
Apaan sih, thor?
Kagak sih, Put.
Lu gak tau apa gue lagi sedih begini?
Tau kok tau.
Jangan dibecandain, ini gue serius sedihnya.
Iya maaf, Put.
Di maafin kok, thor.
Makasih ya.
Sama-sama ya.
Yap, seperti yang Putri bilang tadi dia lagi serius gak mau dibecandain. So, mari kita lanjutkan yang sempat tertunda tadi sebelum author makin di omelin Putri.
Revan balik menatap Putri, dia menghapus jejak bekas air matanya lalu berkata, "gak apa-apa kalau lo gak bales perasaan gue, tapi satu yang gue minta dari lo .... jangan nangisin orang yang udah nyakitin lo."
"Van .... l-lo?"
Revan mengangguk.
"Dari mana?"
Revan terkekeh pelan, nyaris seperti kekehan lebih tepatnya. "Lo gak perlu tau dari mana mananya, Put .... kalau lo butuh gue, kontak gue aja ya, gue selalu ada buat lo."
Putri diam beberapa saat, gadis itu menundukan kepalanya dan tak lama dia berkata, "Van, kalau gue bales perasaan lo gimana?"
"Enggak sekarang pas dihati lo masih ada orang lain, Put."
Putri mendongak, di hati gue udah ada lo, Van. Gue gini karena gue terlalu takut.
Ingin sekali Putri berkata seperti itu tapi dia bibirnya terasa kaku.
"Gue bakal nunggu lo kok, Put. Dengan sabar." ujar Revan sambil tersenyum dan Putri pun sama.
Senyuman itu, senyuman yang mampu meluluhkan hatinya. Senyuman yang mampu menyelamatkannya dari bayang-bayang masa lalunya. Padahal hanya sebuah senyuman tapi entahlah itu mampu membuatnya jatuh hati pada Revan.
Cinta memang sesederhana itu.
🌷🌷🌷
A/N
Huaa tau kok tau ceritanya makin gak jelaz gaez😭😭😭
Aku berharap kalian gak pada kabur yaa:")
Karena sebentar lagi cerita ini bakal selesai. Yeyy❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Putri [COMPLETED]
Teen FictionRevan bertanya, "mengapa wanita selalu beranggapan bahwa pria mudah bosan?" Gadis itu, Putri, menarik sudut bibirnya ke atas dan menjawab, "fakta membuktikan, beberapa pria beranggapan wanita tidak mempunyai pendirian. Dan beberapa wanita mengangga...