*visual Dika Mahardika
Ferino Aksen:
Lagi apa Ay?...😊1 detik
5 detik
30 detik1 jam
Ferino Aksen:
Jangan lupa besok gue jemputDeuh, ga dibales lagi. Ni cewek lagi ngapain ya?
Rino pun merebahkan tubuhnya diatas kasur empuknya. Mendengarkan alunan lagu di laptopnya.
Bunga bangke:
Lagi apa Rino?😉 kangen....Rino melemparkan hp nya keatas kasur. Sayang kalau dilempar ke lantai, tadi siang kan udah jatoh tu hp. Alasan Rino hanyalah malas berurusan lagi dengan cewek yang namanya Bunga. Bangke!
Entah kenapa cewek itu masih saja mengganggunya. Mengiriminya pesan tidak penting. Dasar cewek kegatelan. Dan dongkolnya Rino, dialah yang kena batunya atas ulah Bunga.
Aya mengucek matanya dan meregangkan otot tubuhnya. Entah kenapa ia sangat lelah hari ini. Sepulang sekolah Aya hanya menghabiskan waktunya berdiam diri di kamarnya. Ia menyalakan tv dan lama kelamaan tertidur.
Aya memilih bangkit ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Ia melirik sekilas hp nya diatas meja belajar. Ada notiv masuk, siapa ya?
Fadya Kamila💙: sorry, aq br bangun
Rino kembali memungut hp yang ia lemparkan tadi. Wajahnya berseri ketika membaca pesan balasan dari Fadya. Namun sebelumnya ia menghapus pesan dari Bunga. Rino bisa saja menjadikan itu sebagai bukti kalau selama ini Bunga lah yang mendekatinya tapi ia cukup malas untuk berurusan lagi dengan Bunga apalagi Dika. Biar nanti saja ia langsung menjalankam rencanya untuk menjebak Bunga sekaligus menyadarkan Dika.
Ferino Aksen: oh ya gpp, tidur lagi aja yang nyenyak ya jangan lupa mimpiin gue...😀
Fadya Kamila💙: masa bangun tidur suruh tidur lagi?
Ferino Aksen: oh iya ya...hehe
Bingung. Rino kelabakan sendiri untuk kembali mengirimi Fadya pesan. Gadis yang ia dekati ini pun seperti tidak begitu merespon.
Kenapa ya?
###
Keesokan harinya, Rino sudah standby di ruang tamu rumah Fadya. Rino sedang ngobrol dengan Ayah Fadya.
Tumben Ayah mau diajak ngobrol orang yang baru dikenal.
Bunda pun terlihat sibuk menyiapkan sarapan. Tak lama bunda mendekati Fadya ketika menyadari anak gadisnya itu baru turun dari kamarnya di lantai 2.
"Aya sayang, ko ga cerita sama bunda kamu punya temen cowok?"
"Aku ga begitu kenal dia ko bun."
"Ga kenal tapi udah dijemput. Itu apa namanya kalau ga deket?"
"Dianya yang nawarin jemput kali bun. Kebetulan Pak Dodo kan masih sakit juga. Yaudah."
"Bunda seneng sayang, akhirnya kamu mau membuka hati kamu lagi buat lelaki setelah kejadian waktu itu."
"Bunda...." Bunda memeluk erat Fadya sekilas kemudian melanjutkan pekerjaannya menyiapkan sarapan.
"Udah ayo, ajak dia sarapan bareng, masih jam 6.30 juga."
"Oh iya, kamu pake jaket gih. Naik motor kan angin, bunda ga mau kamu sakit nanti." Lanjut bunda melirik sekilas kearah Fadya yang sedari tadi belum bergeming di tempatnya.
"Yaudah aku naik ke kamar dulu ngambil jaket."
Jaket. Hampir lupa balikin jaket levis punya Rino.
"Sini Aya, duduk sebelah bunda." Bunda berhadapan dengan Rino. Ayah duduk di singgasananya sebagai kepala keluarga.
"Ayo nak Rino mulai dimakan sarapannya."
"Kamu ga nyapa Rino yang udah dateng buat jemput kamu?" Suara ayah seperti memerintah putrinya.
"Kan dari tadi Ayah sama Bunda yang ngomong terus. Aya jadi ga kebagian ngomong."
"Gapapa ko Om Tante. Aya udah senyum ke saya dari tadi."
Aya pun melotot kearah Rino, seolah mengatakan siapa yang senyum ke kamu.
"Duh maaf nak Rino, ini Aya dari kemarin bawaannya bete mulu kaya yang mau PMS."
"Bunda." Aya merengek kaya anak TK tapi itu bikin dia makin lucu dimata Rino. Rino jadi sedikit tau kebiasaan Aya.
Aya melirik sekilas kearah Rino yang sudah selesai menyantap nasi goreng buatan bunda. Ayah pun mengajak berbincang kembali dengan Rino.
Berasa ada temen nih Ayah. Jauh dari Kak Radit sih.
###
"Nah gitu dong, inisiatif peluk perut gue kalo dibonceng." Mereka telah sampai di parkiran sekolah. Hal ini menarik perhatian banyak pasang mata.
"Iya." Aya mengeluarkan jaket levis dari tasnya.
"Kaya kenal jaketnya."
"Ini kan jaket kamu waktu itu. Udah aku cuci dan setrika."
"Yakin kamu yang nyetrika?"
"Ih apaan sih."
"Ketauan deh yang manja."
"Aku ga manja ya!" Ekspresi Fadya mulai berubah.
Kayanya bener dia mau pms.
"Iya iya Ay..." Rino tersenyum jahil sambil mengedipkan sebelah matanya. Rino meraih jaket yang disodorkan Fadya.
"Ga akan dipake aja nih Ay jaketnya. Gue seneng ko kalo lo mau pake jaket gue."
"Gausah, ini aku udah pake kan?Makasih ya."
"Yaudah." Rino mengamit jemari tangan Fadya dan menuntunnya menuju kelas mereka masing-masing.
Di sudut lain, Dika memperhatikan pemandangan yang menarik perhatiannya sedari tadi.
Gue bakal ngebiarin kalian saling jatuh cinta semakin dalam dulu.
Senyum licik Dika muncul di wajahnya yang tampan. Ia meludah kearah samping lalu mengajak teman-temannya untuk meninggalkan parkiran dan menuju kelas mereka.
##########
Bingung sendiri mulai konfliknya...😂
KAMU SEDANG MEMBACA
him (END)
Teen FictionBertahan atau melepaskan Selalu ada alasan yg menyertai keduanya Tapi ada satu hal yg sulit dihentikan ketika kamu melepaskan seseorang Kamu tidak selalu bisa benar2 menghapusnya dalam ingatanmu Meskipun kamu sudah berusaha keras mengenyahkan segala...