Hari dimana persiapan pensi sekolah dalam rangka perpisahan murid kelas XII pun dimulai. Fadya yang sudah terlanjur masuk di OSIS mau tidak mau banyak mengurusi banyak hal.
Ia akan mulai disibukkan dengan rapat. Ia terkadang lupa makan. Lupa istirahat. Juga lupa mantan. Semoga.
Setelah ancaman Rino kepada Vera ketika itu pun berhasil. Cewek itu tidak lagi mengganggunya. Entah sudah menyerah atau sedang merencanakan hal lain. Ingat! Vera tidak berbeda jauh dari Bunga dan Fadya masih harus waspada.
Meski begitu ia tetap menjaga jarak aman dengan Rino. Ia masih ingin menjalankan hari-harinya di sekolah dengan damai.
Pun dengan ajakan Rino untuk kembali merajut kasih. Selalu Fadya tolak. Dan sebanyak Fadya menolak sebanyak itu pula Rino tanpa lelah tetap mengejarnya.
Fadya sudah bilang benci kepada Rino. Tapi Rino tetap pada pendiriannya bahwa apa yang pernah Fadya lihat itu tidak benar.
Kalau aku beneran ngelakuinnya. Mungkin saat ini aku udah kehilangan muka didepan kamu.
Begitu kata Rino selalu berusaha meyakinkan Fadya.
Seperti siang ini. Ketika Fadya akan rapat OSIS untuk mempersiapkan acara pensi yang akan diadakan 3 bulan lagi.
"Aku tunggu di depan. Kalo udah mau selesai kasih kabar."
"Hmmm."
"Inget jangan coba lari terus dari aku."
Fadya hanya mengangguk pasrah. Sejauh ia menghindar, Rino akan selalu menemukannya. Entah bagaimana caranya.
"Gue pikir. Lo udah ga deket lagi sama Rino. Eh nyatanya. Ga kasian lo sama Vera?"
Suara siapa itu?
Jujur Fadya sudah lelah. Entah dengan tujuan apa cewek satu ini masih saja ikut campur urusannya.
"Memangnya kenapa?"
Fadya yang lugu dan polos kini sudah menjelma menjadi gadis yang lebih tegas. Ia sudah lelah diremehkan."Ga jijik lo? Dia kan udah pernah sama gue. Dan setau gue. Dia juga suka diminta nginep sama nyokapnya Vera karena cewek itu sering ditinggal sendirian sama ortunya."
Satu lagi yang baru Fadya ketahui. Ternyata diam-diam Rino masih perhatian kepada Vera.
"Ga usah ngdrama lagi deh kalian. Aku udah capek ngeladeninnya selama ini." Lanjutkan Fadya. Orang-orang seperti ini memang harus dilawan.
"Oh. Oke. Lo ga percaya. Kapan-kapan gue suruh Vera motret deh. Ato sekalian direkam. Gimana?"
"....."
"Bye. Fadya. Semoga lo masih bisa tahan ngadepin Rino yang penuh misteri."
Fadya mengepalkan kedua tangannya. Entah apalagi ini. Yang jelas selalu saja ada sisi lain Rino yang tidak ia ketahui.
Kenapa Rino selalu menyembunyikan sesuatu darinya?
"Hai kakak cantik. Kok ngelamun sih? Ayo kita sama-sama masuk ke dalem. Udah mau mulai tuh rapatnya."
"Iya."
Dan satu lagi. Rendi masih saja mengejarnya meski ia tau kalau Rino selalu didekatnya. Anak ini juga mendaftarkan diri menjadi anggota OSIS. Agar bisa dekat dengan Fadya jujurnya.
Cinta harus diperjuangkan selama janur kuning belum melengkung. Begitu katanya. Ada-ada saja ini anak kemarin sore. Tapi Fadya juga cukup terhibur dengan keberadaan Rendi.
Kalau begitu kenapa tidak dicoba saja dengan anak kecil ini. Itung-itung membalas ketidakjujuran Rino lagi. Bolehkah kini Fadya sedikit membuat Rino cemburu?
KAMU SEDANG MEMBACA
him (END)
Teen FictionBertahan atau melepaskan Selalu ada alasan yg menyertai keduanya Tapi ada satu hal yg sulit dihentikan ketika kamu melepaskan seseorang Kamu tidak selalu bisa benar2 menghapusnya dalam ingatanmu Meskipun kamu sudah berusaha keras mengenyahkan segala...