Akhirnya hari ini pun tiba. Setelah sebulan kemarin para murid disibukkan dengan yang namanya UKK. Baik ujian tertulis, lisan ataupun praktek.
Kini mereka bisa bernapas lega karena kegiatan tahunan telah tiba. Camping. Semua murid kelas satu khususnya diwajibkan ikut kegiatan ini. Sekalian refreshing.
"Fadyaaaaaa......."
Teriakan Nanda sedikit banyak mengundang perhatian para siswa yang sedang berkerumun menunggu jatah bus yang akan mereka tumpangi.
Pun dengan Rino yang sedari tadi menunggu kedatangan Fadya. Rino pikir Fadya tidak akan ikut kegiatan ini. Mengingat mantan kekasihnya itu sering sakit.
"Berisik banget sih Nan! Malu-maluin tau."
"Sorry deh Ay. Gue tuh seneng banget lo bisa ikutan kegiatan ini."
"Iya iya gue tau."
"Cie...aya ada kemajuan sekarang ngomong nya gue elo."
"Apaan sih kamu ga penting juga."
"Iya deh. Semangat move on aya sayang."
"Gga sopan ya."
Nanda tersenyum sembari mengacungkan dua jarinya. Ya. Nanda berharap sahabatnya ini segera move on. Karena Nanda tau bahwa setiap malam Fadya menangis.
Hampir setiap kegiatan yang mereka lakukan selalu terselip kenangan Fadya dan Rino. Juga setiap lagu yang Fadya dengar. Akan membuatnya kembali mengingat Rino. Dan Nanda sangat prihatin akan hal itu.
Fadya memilih duduk disamping jendela. Nanda pun tidak keberatan. Hanya saja kemungkinan terbesar sahabatnya itu akan dengan sengaja mendengarkan lagu sambil menatap kearah jendela dan kembali mengingat mantannya.
Duh Rino. Lo apain sahabat gue sampe susah lupain lo gini? Seberapa manis kenangan antara kalian berdua. Plisss kalo bisa sembuhin dia. Balikin Fadya yang ceria kaya dulu lagi.
-----
Sesampainya di tempat kemah. Semua peserta bersama kelompoknya diminta untuk membuat tenda. Dengan dibantu para guru juga anggota OSIS.Rino yang melihat kelompok Fadya kesulitan membuat tenda. Akhirnya menghampiri mereka.
"Eh Rino." Sapa Nanda
"Gue bantuin kalian boleh?"
"Boleh dong. Harus malah!" Sambung Nanda
Fadya masih fokus memegang kain tenda ketika tangan Rino mengambil alih kain itu untuk segera dirangkaikan dengan patok yang sudah terpasang sempurna.
"Makasih." Gumam Fadya sepelan mungkin namun Rino masih bisa mendengarnya.
"Sama-sama. Dengan senang hati bisa bantuin kamu."
Keduanya pun larut dalam diam. Teman-teman Fadya memang sengaja membiarkan keduanya kembali berinteraksi setelah putus. Bukankah tidak baik jika kita tidak lagi saling sapa setelah berubah status menjadi mantan?
"Selesai. Aku balik dulu ke tenda kelompok kelas aku."
Fadya hanya mengangguk. Entah mengapa rasanya jadi canggung seperti ini. Dan dalam diamnya ia masih setia memandangi kepergian Rino. Cowok itu tidak menoleh sekali pun.
Tidak lupa teman-teman Fadya mengucapkan terimakasih kepada Rino tadi.
"Dah deh Ay. Jangan diliatin sebegitunya. Ayo kita bebenah barang-barang and masuk tenda trus istirahat deh sejenak." Ajak Nanda
Fadya pun mengikuti ajakan Nanda. Dengan hati dan pikiran masih tertuju pada satu nama. Ferino Aksen.
Malamnya. Semua siswa dibebaskan dari kegiatan. Karena seharian tadi mereka sudah cukup lelah dengan perjalanan menuju tempat camping dan juga disibukkan dengan kegiatan memasang tenda.
KAMU SEDANG MEMBACA
him (END)
Teen FictionBertahan atau melepaskan Selalu ada alasan yg menyertai keduanya Tapi ada satu hal yg sulit dihentikan ketika kamu melepaskan seseorang Kamu tidak selalu bisa benar2 menghapusnya dalam ingatanmu Meskipun kamu sudah berusaha keras mengenyahkan segala...