"Kemarin gimana kerja kelompoknya?" Rino bertanya sambil menopang dagu memandangi wajah cantik Fadya dihadapannya.
"Lancar." Fadya berusaha menormalkan mimik wajahnya. Ia tidak mau membebani Rino jika menceritakan kejadian kemarin. Ia masih harus menyelami keadaan yang mungkin saja ada hubungannya dengan Rino.
"Pulang sama siapa kemarin?"
"Dijemput Pak Dodo."
"Minggu ada acara ga?"
"Tumben nanya dulu?"
"Biasanya?"
"Langsung jemput depan pintu rumah!" Fadya meminum kembali es jeruk dihadapannya.
"Ya gapapa, pengen mastiin aja biar kamu ga kaget aku jemput dadakan." Rino mencubit pelan ujung hidung Fadya membuat gadisnya meringis. Padahal ya ga sakit juga.
"Mau kemana emang?"
"Kejutan."
"Dih dalam rangka apakah coba?" Fadya mengaduk-ngaduk es jeruknya sesekali matanya bertemu pandang dengan Dika yang duduk di ujung kantin sekolah.
Fadya masih ingat kejadian di perpustakaan kemarin. Dan ia masih sedikit takut berhadapan dengan cowok itu. Akan tetapi sesuatu dalam dirinya mendorong untuk mencari tahu tentang Rino dari mantan orang-orang terdekatnya mungkin.
Meski ia berharap secepatnya Rino akan lebih terbuka mengenai banyak hal menyangkut kehidupan pribadinya. Apapun itu Fadya ingin mengetahuinya. Dan bila memang harus hal yang jelek sekalipun, Fadya akan tetap berusaha mencintai Rino. Ia tidak akan pernah menghentikan perasaannya ini.
###
Siang itu, Rino sudah duduk manis di teras halaman rumah Fadya. Kebetulan kedua orang tua Fadya sedang tidak ada di rumah. Mereka mengunjungi Kak Radit di Yogya, tempat Kakak satu-satunya Fadya kuliah.
Pak Dodo yang kebetulan sedang mencuci mobil pun sudah menyuruh Rino menunggu di dalam. Tetapi Rino menolaknya kaatanya disini lebih sejuk. Ia bisa memandangi halaman rumah Fadya yang dipenuhi bunga-bunga indah.
Seindah pemiliknya...
Fadya membuka pintu utama. Ia masih berusaha memasukkan handphone ke dalam tasnya. Tampak sedikit kesusahan karena mulutnya mengapit jepitan rambut. Rambut panjangnya ia kumpulkan kesebelah leher sambil diapit juga.
Rino yang melihat pemandangan indah didepannya langsung berdiri. Sepertinya Fadya belum tahu jika Rino sudah sedari tadi menunggunya.
Rino mendekat kearah Fadya. Memegangi rambut yang terkumpul itu, mengambil alih jepitan rambut dari mulut gadisnya itu. Mengapit jepitan rambut Fadya. Membantu Fadya memasukkan handphone ke dalam tas.
Fadya cukup terkejut ditempatnya. Ia mengalihkan perhatian kepada lelaki dihadapannya. Rino memakai t-shirt hitam, celana jeans selutut, ditambah jam tangan hitam di tangan kanannya. Fadya terpesona sesaat dengan penampilan cowoknya.
Rino dengan telaten menggelung rambut Fadya kemudian menjepitnya. Merapikan sedikit helaian anak rambut diwajah cantik gadisnya.
"Cantik." Rino tersenyum masih dengan mengelus lembut pipi Fadya. Membuat sang empunya merah merona dibuatnya.
"Ehm, ko ga bilang udah disini?" Fadya berusaha menetralkan detak jantungnya.
"Belum lama ko. Sengaja biar kejutan."
"Apaan sih? Kejutan mulu deh ngomongnya."
"Biar romantis. Berangkat sekarang?"
Fadya mengangguk, melangkah duluan ke mobil Rino. Tidak lupa ia berpamitan ke Pak Dodo. Rino pun tersenyum seraya berpamitan kepada Pak Dodo.
"Mau kemana?" Fadya menoleh sambil memakai safebelt nya.
"Ke Lembang mau ga?"
"Boleh."
Akhirnya jatuhlah pilihan mereka pada kawasan wisata di daerah Lembang itu. Mereka memutuskan akan menghabiskan hari ini di Farm House susu Lembang.
Farmhouse adalah sebuah kawasan wisata yang pengelolaannya berada dalam satu group usaha D' Ranch,Floating Market dan Rumah Sosis. Oleh karenanya konsep sistem penjualan tiketnyapun sama dengan ketiga tempat wisata di lembang diatas, yaitu setiap tiket masuk dapat ditukar dengan 1 (satu) cup Susu Sapi atau 1 (satu) sosis bakar yang lezat.
Meskipun tergolong tempat wisata yang baru, namun daya tarik dan pikat wisatanya mampu menjadikan tempat wisata di Lembang, kabupaten bandung barat ini menjadi primadona baru Pariwisata Bandung.
"Eh beli gembok cinta yu." Ajak Fadya dengan wajah berseri-seri.
Rino hanya mengangguk. Diamnya didekat gadisnya memancarkan kebahagiaan tersendiri. Ia begitu menikmati setiap moment kebersamaan dengan kekasihnya ini.
"Semoga takdir maha baik, suatu hari nanti kita bisa kesini lagi ya, liat gembok cinta kita."
"Pasti." Rino mengacak puncak kepala Fadya. Membawanya kedalam pelukan, mengecup kening gadisnya singkat.
"Ih malu tau!" Fadya mencubit pelan perut Rino. Rino hanya tersenyum sambil memandangi dua gembok cinta dengan lambang huruf F yang sudah terkunci disana. Mengingatnya lekat agar kelak dapat dengan mudah ditemukan.
Selepas itu mereka makan disalah satu foodcortnya. Memilih menu andalan yang terkenal di tempat tersebut. Sesekali Rino menghentikan aktifitas makannya. Memberi sedikit waktu untuk memandangi wajah cantik gadisnya yang asik melahap makanan. Ia pun akan tersenyum lalu kembali menyantap makanan dihadapannya. Sebelum ketahuan.
Fadya Kamila💙: makasih buat hari ini Rino....
Fadya tersenyum bahagia di dalam kamarnya. Ia tidak bisa menghilangkan sedikitpun moment indah hari ini. Rasanya perasaan ini telah menetap untuk satu lelaki bernama Ferino Aksen.
Dan ketika tidak sengaja ia mencoba tertidur di mobil Rino tadi. Ia merasakan kecupan lembut dikeningnya. Sapuan Rino akan rambut panjangnya. Belaian tangan Rino di pipinya. Membuat Fadya ingin menghentikan waktu agar tetap seperti ini.
Kebahagiaan dan kebersamaan yang indah.
Ferino Aksen: sama-sama tuan putriku Fadya Kamila💓😘😍
Fadya Kamila💙: lebai ih emotnya😛
Ferino Aksen: ay kamu mah ih ga mempan dimodusin😚
Fadya Kamila💙: ha ha ha
##########
KAMU SEDANG MEMBACA
him (END)
Teen FictionBertahan atau melepaskan Selalu ada alasan yg menyertai keduanya Tapi ada satu hal yg sulit dihentikan ketika kamu melepaskan seseorang Kamu tidak selalu bisa benar2 menghapusnya dalam ingatanmu Meskipun kamu sudah berusaha keras mengenyahkan segala...