25💕kangen

26 3 0
                                    

Gilang: Fadya, apa kabar?

Dan seketika itu juga Fadya menegakkan tubuhnya. Ia sedang mengerjakan tugas di kamarnya sambil mendengarkan musik. Bunyi notif hp yang ia kira dari orang yang ia sayang memecah konsentrasinya.

Tapi raut wajah Fadya berubah ketika mendapati lelaki di masa lalu kembali menghubunginya. Untuk apa dan mau apa lagi? Fadya pun memutuskan untuk tidak membalas chat dari Gilang. Dan ia cukup menyesal belum menghapus kontak Gilang di hp nya.

Minggunya Fadya semakin kelabu. Rino sedang berada di luar kota karena neneknya meninggal. Hari sabtu pun mereka hanya bertemu ketika Rino menjemputnya pergi sekolah. Rino yang mendapat kabar duka dari keluarganya langsung meminta izin pulang lebih dulu.

Hingga saat ini tidak ada kabar dari Rino yang membuat Fadya murung. Ditambah adanya pesan tiba-tiba dari Gilang menambah mood Fadya menurun.

Dan akhirnya Fadya menyudahi kegiatannya dan memutuskan untuk tidur lebih awal. Ia tidak mau kesiangan lagi saat upacara senin pagi.

Fadya jadi teringat waktu Rino sakit dan tidak bisa menjemputnya. Mama Rino yang menelpon Fadya saat itu karena kondisi Rino yang panas dingin tapi tidak mau pergi ke dokter. Karena ia sempat menunggu kedatangan Rino, jadinya ia harus terlambat ke sekolah. Di hari senin pula. Fadya pun masuk dalam barisan anak-anak yang terlambat dan harus mendapat hukuman.

Sepulang sekolah Fadya dikagetkan dengan motor Rino yang berhenti tepat di depannya. Ya, lelaki yang lagi sakit ini nekat menjemputnya ke sekolah. Fadya hendak mengomel karena khawatir melihat keadaan wajah Rino yang pucat.

"Jangan ngomel dulu Ay, aku pusing nih cepet naik."

Fadya pun menuruti keinginan Rino untuk naik di motornya. Dan ternyata Rino membawanya ke rumah. Di depan rumah Rino mama Diah sudah menunggu dengan cemas.

"Duh. Anak ini bikin jantungan aja deh."

Rino pun melenggang masuk rumah dan kembali ke kamarnya untuk menghilangkan rasa pusing di kepalanya.

"Maafin Aya tante."

"Eh ga apa2 Ay. Tante maklum ko. Rino emang gitu suka ga bisa dibilangin. Tadi pagi ngomel2 ke mama katanya telat ngabarin Aya. Pasti nanti Aya nyampe sekolah kena hukuman karena telat ikut upacara. Lah mama kan ga tau dia sakit. Dikira mama dia udah siap mau ke sekolah taunya deman tinggi. Panas dingin. Untung mau minum obat. Eh udah agak mendingan ngeluarin motor. Taunya jemput kamu ke sekolah."

"Fadya jadi ga enak nih ma."

"Udah2 ga papa2 yang penting kalian dah nyampe dengan selamat. Orang sakit bawa motor kan bikin takut. Dah ayo masuk Ay. Duh mama jadi nyerocos sendiri gini."

"Heee. Ga papa ma."

Terus Rino ko aku ga dipulangin malah dibawa kesini. Jadi canggung.

"Nih Ay. Tolong ya bawain makan sorenya Rino. Aneh dia katanya nanti aja makannya nunggu disuapin princess. Gitu katanya."

"Eh. Iya ma."

"Duh. Cantiknya princessnya Rino."

Mama sama anak sama aja suka bikin aku diabetes karena so sweetnya mereka.

Fadya mengetuk kamar Rino. Karena tidak ada tanda2 si empunya membukakan pintu. Fadya pun berinisiatif membukanya. Dan ia mendapati Rino masih meringkuk dibalik selimut.

"Ino. Makan dulu nih."

Fadya menyenggol2 badan Rino karena Rino hanya diam saja.

"Ino ih. Aku tinggal ya?"

him (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang