15💕cewek masa lalu

38 3 0
                                    

Tirai jendela dibuka. Membuat seorang gadis yang masih tertidur lelap dibalik selimut tebal itu pun menggeliat. Ia mengucek kedua matanya. Membalikkan badan untuk menghindari silaunya mentari pagi.

"Jam berapa sih?" Suara parau khas orang bangun tidur menyeruak di ruangan itu.

"Udah jam sepuluh, gue anter lo pulang." Ucap seorang lelaki yang tadi membuka tirai.

"Dika sayang, aku masih mau disini."

"Pacar gue balik dari Bogor hari ini. Gue ga mau dia liat lo disini."

"Sedih deh rasanya. Aku jadi yang kedua."

Dika tidak menanggapi ucapan Bunga. Ia hanya ingin segera mengantar cewek ini pulang. Masih baik kan daripada mengusirnya.

Bunga memang pernah memberikan tubuhnya demi bisa menjadi pacar Dika. Meski gadis itu tau kalau dirinya hanya jadi yang kedua. Tapi karena cewek Dika tidak berada di kota ini, Bunga berharap ia bisa mengungguli posisi kekasih jauh Dika.

Bunga rela setiap akhir pekan menemani Dika tidur di apartemennya. Meski kadang, Dika tidak menginginkan tubuhnya. Tapi dengan godaan liar Bunga. Lama kelamaan Dika pun semakin luluh. Meski begitu Dika tidak memutuskan hubungannya dengan kekasih jauhnya.

Dika sudah terlanjur jatuh hati teramat dalam dengan kekasihnya. Meski kini apa yang dilakukannya akan menyakiti kekasih jauhnya itu apabila ketahuan. Karenanya Dika menutup rapat hal ini. Termasuk kepada teman-temannya agar menyimpan ini sebagai rahasia. Dika tidak mau menyakiti perasaan kekasihnya.

Keberadaan Bunga disampingnya hanya untuk mengisi rasa kesepiannya menjalani kisah LDR dengan kekasihnya itu. Ia berharap kekasihnya pindah kembali ke kota ini.

###

Sore itu seorang gadis berparas ayu berdiri manis disebelah mobil honda jass berwarna putih. Ia bersidekap dada, memindahkan letak kacamatanya keatas rambut. Ia mengedarkan pandangannya sambil menunggu seseorang.

"Tumben ga bawa motor lo Dik?" Tanya Danu saat mereka berjalan bersisian di koridor sekolah.

"Gue dijemput cewek gue."

"Yang di Bogor itu?"

"Hmmm."

"Si Bunga?"

"Udah paham ko dia."

"Lo ga kasian sama dia?"

"Dia yang nawarin diri. Jadi buat apa gue kasian sama dia."

Danu hanya menggelengkan kepala. Ia prihatin kenapa ada cewek murahan seperti Bunga. Selagi banyak cowok di dunia ini. Mengapa ada cewek yang mau menjadi yang kedua.

"Gue duluan." Tepukan di bahu Danu menyadarkan lamunannya.

"Oke. Hati-hati bro." Dika mengangguk sekilas.

###

Rino melajukan motornya kearah gerbang sekolah dengan Fadya diboncengannya. Ia sengaja belum memakai helm karena akan menemani Fadya makan es krim di kedai dekat sekolah.

Seketika laju motornya terhenti. Dihadapannya berdiri seorang cewek yang pernah ia rindukan setiap malam.

"Vera."
"Rino."

Fadya memperhatikan keduanya. Hatinya berdesir tidak karuan. Sepertinya ada lagi yang ia tidak ketahui tentang Rino. Dan tatapan mereka seperti menyiratkan sesuatu.

"Udah lama nunggu?" Suara Dika menghentikan aksi tatap mentatap itu.

Dika menoleh kearah Rino juga Fadya. Ia tersenyum penuh kemenangan. Dika mengetahui sejak lama kalau diam-diam Rino menyukai Vera. Dika sengaja mendekati Vera tanpa sepengetahuan Rino. Mengingat Rino dan Vera bersahabat sedari kecil.

Vera pun tidak pernah menceritakan kedekatannya dengan Dika kepada Rino. Dan ketika Rino menyatakan perasaannya, Vera sudah lebih dulu jadian dengan Dika. Itu yang membuat Vera memilih menjauh dari Rino.

Vera tidak ingin merusak persahabatan mereka. Dengan menjadi kekasih Dika dan tetap menjadi sahabat Rino tentu akan membuat keadaan tidak enak.

"Gue duluan." Rino akhirnya menyerah. Ia kemudian melajukan motornya kearah jalanan di depannya.

Vera masih memandangi laju motor Rino.

"Malah diliatin." Sentuhan lembut Dika dibahunya menyadarkan Vera.

"Eh sorry. Aku kaget aja ketemu Rino disini. Dia satu sekolah sama kamu?"

"Hmm." Dika menjawab seperlunya. Apakah Rino akan memberitahu penghianatan yang dilakukan Dika kepada Vera?

Tidak jauh dari tempat itu. Sepasang mata Bunga mengamati pemandangan di gerbang sekolah itu. Raut wajah kesal tercerak jelas diwajahnya. Bagaimana tidak kekasih hatinya berduaan dengan pacar sungguhannya. Juga cowok yang dia suka berboncengan dengan kekasihnya.

Lengkap sudah penderitaan Bunga. Kalau bukan karena bayaran dari Dika mungkin ia tidak akan serendah ini. Kehidupan ekonomi Bunga memang tidak sebaik teman-temannya.

###

Sesampainya di kedai. Fadya berinisiatif untuk memesan es krim kesukaannya dan minuman dingin kesukaan Rino. Sebenarnya tadi Fadya sudah meminta Rino untuk langsung pulang saja. Melihat raut wajah Rino berubah membuat Fadya ingin segera pulang ke rumah.

Tapi Rino berusaha untuk tetap tersenyum manis dihadapan Fadya. Banyak hal berkeliaran dipikirannya mengenai Vera yang bertemu Dika tadi. Namun, Rino tidak mau mengecewakan Fadya. Ia tetap menepati janji mereka untuk menghabiskan waktu di kedai ini.

Meski banyak juga rasa kecewa dan penasaran dalam diri Fadya. Ia masih berusaha bersikap biasa di depan Rino. Jika sudah waktunya ia berharap lelaki ini mau menceritakan semuanya.

Keduanya lebih banyak diam. Meski sesekali Fadya mencoba mencairkan suasana. Tetapi Rino menanggapinya seadanya. Fadya mencoba lebih bersabar. Mungkin ini sisi lain Rino yang baru ia ketahui.

##########

him (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang