***
Sehun turun dari mobil berjenis BMW itu dengan wajah lelahnya, setelah sepanjang hari ia berkutat pada berkas-berkas kantor dan laptop. Matanya butuh istirahat dan penyegaran. Ahjumma membuka pintu dengan cepat setelah tahu, bahwa Tuan mudanya itu sudah pulang.
Sehun melepaskan jasnya dan memberikannya pada ahjumma, pria itu melipat lengan bajunya sebatas bawah siku, kemudian membuka dua kancing baju atasnya, memperlihatkan dada bidang yang berkulit putih itu.
Sehun melihat sekeliling penthouse untuk mencari keberadaan gadis amnesia bernama Irene di rumahnya. Namun nihil, gadis itu tidak ditemukan di lantai bawah.
Apa ia berada di kamarnya? batin Sehun
Ya, mungkin gadis itu sudah tidur mengingat ini sudah jam sepuluh malam. Sehun pun mengambil sekaleng bir dingin dari dalam kulkasnya untuk sedikit penyegaran kerongkongannya. Ia membuka penutup kaleng itu dan meneguknya secara perlahan.
"Di mana Irene?" Tanya Sehun, untuk meyakinkan spekulasinya pada ahjumma yang sedang sibuk mencuci piring, sehabis membersihkan sisa-sisa makan malam.
Ahjumma menoleh mendengar ucapan Sehun dan segera menghampirinya.
"Irene istirahat sejak siang setelah aku membawakan makan siang untuknya. Ia sepertinya sedang sakit, Tuan. Tadi siang, ia merintih kesakitan sambil memegang kepalanya saat sedang membantuku memasak. Setelah itu, ia istirahat sampai sekarang. Dan ia juga tidak keluar untuk makan malam. Aku sudah mengetuknya, namun ia tidak membuka pintunya," jelas ahjumma panjang lebar.
Sehun mengangkat wajahnya menatap kamar Irene dari bawah. Ia menghela napas, lihat? Menyusahkan, kan? Ini yang dia tidak suka dari menampung orang lain di rumahnya.
Apa dia baik-baik saja? Tanya Sehun dalam hati kembali.
Ini hanya rasa simpati kepada orang sakit. Ya hanya itu, dan tidak lebih. Sehun hanya penasaran mengapa Irene tidak keluar untuk makan malam. Jangan salah paham akan sikapnya ini. Bukan berarti jika ia mengunjungi kamar Irene, ia cemas dengan keadaan gadis itu. Tidak, tidak sama sekali! Tidak akan pernah!
Tok tok.
Sehun mengetuk pelan pintu itu, namun tidak ada jawaban dari dalam pun Irene tidak kunjung membuka pintu itu. Sehun kemudian memberanikan diri untuk masuk ke dalam kamar gadis ini. Ia menatap kamar yang gelap tanpa penerangan sedikit pun. Apa-apaan ini?
Ia pun menyalakan saklarnya membuat kamar besar itu kembali terang.
Setelahnya, ia menatap ranjang queen zise, di mana gadis itu tertidur.
"Dia tidur sampai sekarang?" Sehun bergumam sembari melangkah mendekat.
Dan setelah berhasil berdiri di depan gadis itu, mata Sehun membelalak kaget saat Irene tengah mengigil dalam tidurnya. Wajahnya pucat dan ekspresinya seperti orang ketakutan.
Sehun menempelkan telapak tangannya pada kening Irene, dan setelah merasakan suhu tubuh gadis itu, sehun langsung menarik tangannya yang tadi ia tempelkan pada dahi Irene. Suhu tubuhnya panas, dan gadis itu berkeringat. Sehun nampak panik melihat itu.
"Kenapa tidak telepon saja, sih?!" kesal Sehun karena Irene memilih menahan sakitnya tanpa berkata apa pun padanya.
"Harusnya aku menyuruh Hyun Joo membawanya ke rumah sakit lebih dulu tadi," ucapnya menyesal.
Kemudian dengan cepat, ia membuka selimut yang menghalangi tubuh mungil Irene. Dengan segera, pria bermarga Oh tersebut mengangkat tubuh Irene ala bridal style, dan membawanya keluar kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
• Stay With Me | Hunrene ✔
Fanfiction#1 hunrene -- 20.11.2019 _______ Semua berawal dari seorang gadis amnesia yang Sehun temukan di jalan, seorang gadis yang membutuhkan pertolongan dan membuat Sehun mau tidak mau harus menolongnya. Sehun yang awalnya bersikap dingin dan benci pada I...