SWM - Chapter 16

6.7K 606 86
                                    

.

.

.

Suara gesekan sendok dan garpu pada piring, pasalnya memenuhi ruang makan itu. Hanya terdapat 3 orang saja di sana. Keheningan pun menjadi tema utama dalam acara makan malam mereka. Tak banyak juga yang ingin mereka obrolkan, dan lebih baik diam sambil menikmati makanan itu.

Malam. Ya, mereka sedang makan malam bersama di kediaman keluarga tuan Bae. Kris dan Yifei duduk bersebelahan sedang tuan Bae berada di tengah-tengah. Ah, harusnya ada seseorang yang duduk di sisi kanannya. Tentu, harusnya putri kesayangannya berada di meja yang sama dengan mereka. Namun apa yang mereka lewati selama satu bulan ini, hanyalah duduk bertiga tanpa kehadiran gadis cantik itu.

"Besok aku memiliki rapat penting. Divisi pembangunan yang diketuai oleh tuan Kim mengundurkan diri karena merasa sudah cukup lama memegang jabatan itu, dan katanya ia membutuhkan liburan. Jadi aku berpikir untuk mempercayakannya pada tuan Shin, bagaimana menurut appa?" Kris melontarkan pertanyaannya untuk sang ayah, yang nampak berpikir sambil mengunyah makanannya.

"Ya, tuan Shin bisa diandalkan. Tapi setidaknya kau pikirkan baik-baik." ucap tuan Bae memberi masukan dan Kris hanya mengangguk kecil, masih sambil menikmati hidangannya.

"Jadi kapan kalian menikah?" tanya tuan Bae tiba-tiba membuat Yife tersedak, dan Kris langsung menepuk punggung Yifei dengan lembut.

"Appa! Aku sudah bilang jangan bahas itu sekarang." Ucap Kris menghela nafasnya, dan Yifei hanya tersenyum canggung pada tuan Bae.

"Kalian sudah tidur bersama, namun belum mau menikah, jadi kapan?"

Oh, sungguh rona merah di wajah Yifei tidak bisa ditutupi lagi. Ya, Yifei malu dengan ucapan ayah Kris yang terdengar sangat jujur itu. Ah, tapi apa semua harus dikatakan sekarang? Bukankah mereka harus fokus mencari keberadaan Joo Hyun dulu? Setidaknya sampai Joo Hyun kembali pulang.

"Kita bicarakan ini nanti, Yifei dan aku memutuskan untuk menundanya hingga Joo Hyun ditemukan." Ucap Kris menatap sang ayah dengan serius, dan tuan Bae hanya mengangguk setelah itu.

.

.

Di waktu yang sama, Sehun dan Irene nampak menikmati makan malam mereka berdua. Ya, sebuah makan malam romantis tapi bukan di sebuah restaurant mahal, melainkan di rumah Sehun. Meski terbilang jauh dari kata mewah, namun bagi keduanya saling memandang wajah satu sama lain, adalah lebih dari cukup. Classic mungkin, tapi itulah yang mereka butuhkan.

"Ini pertama kalinya kau membantuku memasak." Kata Irene tersenyum sambil menyuapkan pasta ke dalam mulutnya.

"Ya, kau harus bangga karena dirimu adalah gadis pertama yang membuatku terjun ke dapur." Kata Sehun tertawa kecil sambil menatap Irene. Dan gadis itu mencibir dan melanjutkan kegiatan makannya.

"Aku sudah menyiapkan tiket ke Swiss, dan mungkin 2 hari setelah itu kita bisa berangkat." Ucap Sehun tersenyum dan Irene hanya mengangguk.

"Ah, apa tidak terlalu cepat? Kau sudah beritahu ayahmu tentang ini?"

"Belum, namun akan segera kuberitahu." Jawab Sehun pelan.

"Sehun?"

"Ya?"

"Kau tidak menyembunyikan apa-apa dariku?" tanya Irene, sontak membuat Sehun terdiam sambil menatap piringnya sendiri. Cukup lama pria itu nampak berpikir keras setelah mendengar ucapan Irene, yang seakan begitu peka dengan hal yang terjadi saat ini. Setelah cukup lama bergelut dengan pikirannya, Sehun mengangkat wajahnya dan tersenyum pada Irene.

• Stay With Me | Hunrene ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang