***
Kantor polisi nampak ricuh mendengar tahanan mereka yang bernama Ji Sung tengah kabur. Beberapa polisi menggeram kesal karena mereka harus disibukkan untuk menulis laporan pada atasan mereka. Sungguh, ini membuat kepala mereka hampir pecah dan rasanya ingin membunuh Ji Sung secara masal.
"Sialan!" umpat ketua Kim itu sambil berdecak pinggang. Pandangannya tajam ke depan dan napasnya tidak teratur. Kenapa juga Ji Sung bisa melakukan hal keji seperti itu? Suho mengusap kasar wajahnya seiring emosinya yang meletup-letup.
"Hyung, kami mendapat rekaman cctv-nya." Ujar Mingyu membuat Suho mengangguk cepat dan langsung mengikuti Mingyu dari belakang. Tangannya tidak berhenti terkepal karena emosinya.
"Kami memeriksa seluruh cctv yang berada di sekitar klinik itu dan nyatanya sebuah mobil menjemputnya."
"Apa?!" Suho membulatkan matanya tidak percaya dengan penjelasan salah satu anggotanya itu. Suho menggeram kesal sedang tangannya kembali meremas jemari tangannya. Ia sangat marah sekarang. Bisa-bisanya Ji Sung menyusun rencan untuk kabur dari mereka. Brengsek!
"Kau ingat orang yang kemarin menjenguknya? Kurasa itu kaki tangannya. Mereka menyusun rencana untuk melarikan diri." Kata Lay menjelaskan namun Suho masih tidak percaya. Karena di ruangan itu ada cctv. Tentu saja, mereka bisa mendengar dan mengetahui rencana pelarian diri Ji Sung kan?
"Mereka tidak berbicara namun saling menulis surat." Jelas Min Seok sambil menunjukkan cctv di mana Ji Sung dan pria berjas hitam itu sedang sibuk bertukar pesan. Jujur, rasa ingin membunuh Ji Sung langsung merasuki pikiran Suho. Demi Tuhan, ia ingin memenggal kepala pria itu saja rasanya.
"Cari dia sampai dapat. Periksa kembali rumahnya dan rumah orang tuanya. Pergi menuju semua villa yang ia miliki di Seoul maupun di Jeju. Aku ingin dia tertangkap hidup atau mati!" bentak Suho hingga setiap anggotanya langsung menundukkan kepala dan pergi untuk melaksanakan tugas mereka.
***
Pasangan suami istri itu terengah disela kegiatan panas mereka. Sehun yang benar-benar sudah menahan hasratnya sejak lama tidak menyentuh tubuh Irene, akhirnya terpuaskan malam ini. Tidak, bahkan mereka sudah melakukannya beberapa jam sejak sore tadi Sehun pulang kantor.
Meski begitu, Sehun tetap melakukannya dengan pelan dan tidak kasar karena tahu di dalam tubuh Irene ada buah hati mereka. Sehun tersenyum melihat wajah Irene yang terbasahi oleh peluh dengan rona merah di pipinya. Sehun pun mencium kening istrinya lama lalu turun untuk melumat rakus bibir Irene yang menggoda.
Tangan Irene hanya diam sambil menyusupkan jemarinya untuk meremas rambut Sehun, menikmati setiap sentuhan suaminya pada tubuhnya yang sangat menggairahkannya juga, "Ah.." Irene mendesah pelan ketika merasa gerakan Sehun pada tubuhnya sedikit cepat.
"Sehun, bayinya. Hati-hati." Irene setengah berbisik dengan suara yang hampir terdengar mendesah.
"Iya sayang. Aku tahu." Sehun mengecup mata Irene sebentar.
Masih terus bergerak untuk mendapatkan kepuasan yang mereka rindukan sejak lama. Irene mencengkram lengan Sehun saat dirasanya gelombang ketiganya hampir datang. Dan tidak lama Irene lemas setelah merasa tubuhnya benar-benar lelah.
Sehun tidak lama menyusul dan akhirnya keduanya sama-sama mengatur deru napasnya. Sehun melepaskan kontak mereka lalu memeluk tubuh Irene dari belakang. Meski begitu, tangannya tidak tinggal diam hanya untuk memeluk perut telanjang Irene. Melainkan, tangan Sehun menyentuh bagian tubuh Irene yang masih polos dan bebas terjamah.
"Aku puas." Bisik Sehun tersenyum membuat Irene hanya ikut tersenyum dan tidak memprotes kegiatan Sehun yang bermain pada dadanya. Ia diam dan ikut menikmati. Perasaanya juga berdebar kala mereka sehabis melakukan kegiatan itu. Ia ingin memuaskan suami tercintanya itu. Ya, Irene pikir juga sebagai hadiah karena Sehun sudah sabar menunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
• Stay With Me | Hunrene ✔
Fanfiction#1 hunrene -- 20.11.2019 _______ Semua berawal dari seorang gadis amnesia yang Sehun temukan di jalan, seorang gadis yang membutuhkan pertolongan dan membuat Sehun mau tidak mau harus menolongnya. Sehun yang awalnya bersikap dingin dan benci pada I...