***
Sehun berjalan mondar mandir di depan sebuah ruangan. Tangannya terkepal kuat sambil terkadang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali, melainkan karena ketakutannya. Nafasnya terasa sulit untuk dikeluarkan dengan normal. Dalam hatinya, ia terus berdoa pada Tuhan agar wanita di dalam ruangan itu baik-baik saja.
Sudah hampir 1 jam menunggu. Kenapa Donghae belum juga keluar dari sana? Apa sesuatu yang buruk terjadi pada istrinya? Jika iya, Sehun jamin jika pria bernama Ji Sung akan ia kubur hidup-hidup. Bayangan pelecehan yang Ji Sung berikan pada istrinya membuat Sehun tiba-tiba menggeram. Ingin sekali ia menghancurkan wajah sialan pria itu.
"Kau tidak bisa duduk? Aku tahu kau khawatir tapi setidaknya, tenangkan dirimu Sehun." Chanyeol yang baru datang membawa beberapa cup coffee untuk para sahabatnya itu memberikan salah satu coffee itu pada Sehun. Pria Oh itu menerimanya dengan tampang cemas. Tentu saja, memangnya ia bisa tenang disaat Irene tidak baik-baik saja di dalam sana?
"Chanyeol benar. Kita serahkan pada Donghae hyung saja." Tambah Baekhyun namun Sehun rasanya tidak bisa mendengarkan nasehat sahabatnya itu.
"Aku sangat takut –"
Sret
Baru saja Sehun ingin berucap ruangan itu terbuka menampakkan sosok dokter muda tampan yang baru saja membuka maskernya. Sehun menghampiri dengan harap cemas. Berharap jika Donghae tidak memberikan kabar buruk untuknya. Karena sejujurnya, Sehun tidak ingin mendengar kabar buruk apa pun. Kehilangan Irene beberapa hari saja sudah membuatnya hancur. Jika sesuatu yang buruk sampai terjadi pada istrinya, Sehun tidak tahu apa ia bisa hidup dengan tenang lagi atau tidak.
"Bagaimana keadaannya? Dia baik-baik saja kan hyung?" Sehun menatap wajah Donghae yang sulit diartikan. Pandangan yang mengisyaratkan kecemasan dan kelegaan disaat bersamaan. Apa maksudnya sebenarnya? Tolong, jelaskan pada Sehun dengan segera.
"Beberapa luka di badannya memang tidak perlu dikhawatirkan." Donghae tersenyum membuat Sehun ikut lega mendengarnya. Sungguh, tidak ada yang lebih menenangkan selain mendengar bahwa istri tercintanya baik-baik saja. Sehun tersenyum bahagia namun tidak lama. Karena wajah Donghae seketika murung, membuat hatinya kembali berkecamuk.
"Bayinya, bagaimana dengan bayi kami?" Sehun yang seperti bisa membaca pikiran Donghae langsung mengungkapkan pertanyaannya. Donghae menghela nafasnya kasar, "Bayinya –"
"Bayinya baik-baik saja kan hyung? Katakan padaku!" Sehun sedikit bersuara dengan keras, bahkan setengah membentak. Donghae semakin ragu mengatakannya. Beberapa sahabat Sehun juga seperti sedang menanti jawaban Donghae. Nampak mereka semua sangat gelisah mendengarnya. Kenapa? Apa yang terjadi?
"Bayinya –"
***
Sehun mengusap lembut pipi Irene yang tertidur pulas dengan selang infus yang terpasang di tangannya. Matanya tertutup lembut dan bibirnya pucat pun terdapat luka kecil di sana. Beberapa lebam dan Sehun tidak bisa membayangkan semua itu lebih lama lagi. Air mata pria itu terjadi melihat keadaan istrinya saat ini. Terlihat benar-benar mengerikan, mimpi buruk yang teramat ia benci.
"Maafkan aku sayang." Sehun terisak sambil mencium tangan Irene lembut. Air matanya lantas membasahi punggung tangan Irene. Pria itu tidak pernah sesedih ini selama hidupnya. Sehun merasa menjadi pria paling bodoh dan tidak berguna di dunia.
"Maafkan aku tidak bisa menjaga kalian dengan baik." Sehun seperti meminta ampun pada Irene. Ia teramat sedih. Hatinya seperti tersayat, begitu perih dan menyakitkan.
"Bangun sayang –ayo bangun Irene." Sehun meletakkan tangan Irene pada pipinya. Mencium tangan istrinya berkali-kali dan kala itu hatinya semakin pedih. Keadaan Irene saat ini seperti menamparnya keras sekali. Sehun benar-benar menyesal meninggalkan istrinya, andai ia bisa memutar kembali waktu, ia tidak akan melakukan tindakan teramat bodoh itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
• Stay With Me | Hunrene ✔
Fanfic#1 hunrene -- 20.11.2019 _______ Semua berawal dari seorang gadis amnesia yang Sehun temukan di jalan, seorang gadis yang membutuhkan pertolongan dan membuat Sehun mau tidak mau harus menolongnya. Sehun yang awalnya bersikap dingin dan benci pada I...