Sehun membuka kancing kemejanya sambil melirik istrinya yang sedang mengobrol melalui ponselnya. Dan, siapa lagi yang menelpon istrinya malam-malam begini jika bukan Krystal? Entahlah, Sehun selalu heran kenapa keduanya selalu membicarakan hal yang tidak penting? Ya, kalian tahu, salon, belanja dan masalah wanita lainnya.
Sehun terkadang sangat kesal karena Irene bisa saja mengabaikannya karena mengobrol dengan Krystal. Dan hal itu nampak seperti ia adalah obat nyamuk di sana. Menyebalkan? Jangan tanya lagi. Sehun benar-benar kesal luar biasa.
"Aku janji setelah kembali dari Maldives, kita akan segera belanja bersama lagi. Aku juga rindu ke salon bersamamu." Ucap Irene sambil memeluk guling di atas ranjang kamar hotel mereka.
Irene melirik Sehun sekilas yang kini beralih membuka sebuah botol champagne dan meneguk minuman itu dalam sekali tegukan. Entah kenapa, Irene merasa Sehun sangat seksi sekarang. Jakun pria itu naik turun dan perlu Irene ingat kembali jika pria itu tidak memakai baju dan hanya memakai boxernya saja.
"Krystal? Kita lanjut besok, ya?" ucap Irene masih dengan memandang Sehun yang kini duduk di sofa santai sambil menonton acara televisi yang sebenarnya tidak ada yang menarik.
Irene menutup sambungan itu dan menyimpan ponselnya di atas kasur. Kaki kecilnya berjalan menuju Sehun dan tanpa ijin, gadis itu langsung mendaratkan tubuhnya pada pangkuan Sehun. Pria itu tersentak saat tubuh Irene kini berhadapan dengannya. Membuat Sehun tidak fokus apalagi karena jubah tidur Irene yang pendek membuat paha mulusnya tersingkap.
Sehun mematikan televisi kemudian merengkuh pinggang mungil itu semakin dekat pada tubuhnya. Irene tersenyum kemudian mencium bibir Sehun dengan lumatan kecil. Sehun membalasnya dengan senang hati bahkan membiarkan Irene yang mendominasi permainan mereka dan Sehun hanya mengimbangi.
"Hun?" Irene menarik dirinya menjauh membuat tatapan pria itu sedikit kecewa karena ia belum selesai merasakan bibir Irene.
"Hm?" gumamnya lembut sembari mengusap punggung Irene dengan membuat pola-pola tidak beraturan yang membuat Irene menggeliat geli bahkan hampir saja ia tertawa, "Geli!" katanya manja sambil bergerak tidak tenang di atas Sehun.
Pria itu tersenyum jahil kemudian terus menggelitik perut Irene hingga gadis itu tertawa dengan keras. Bahkan, berulang kali Irene memohon untuk menghentikan kegiatan ini. Irene tidak tahan.
"Sehun! Sudah, geli!" teriaknya sambil menahan tangan Sehun untuk menggelitik pinggangnya lagi.
"Hun!" kata Irene sedikit membentak dan akhirnya Sehun menghentikannya. Gadis itu menormalkan napasnya lalu bersandar di dada Sehun, "Aku rindu Min Jae." Ucap Irene mengerucutkan bibirnya. Sehun tersenyum gemas kemudian mengusap rambut istrinya dan memberikan kecupan hangat di puncak kepala Irene.
"Dia akan baik-baik saja bersama kakek dan neneknya." Sehun tersenyum.
"Apa menurutmu kita tidak jahat meninggalkannya sendiri? Harusnya kita mengajaknya, Hun."
"Yang benar saja sayang! Kita sedang honeymoon! Kau mau dia melihat adegan dewasa, hm? Lagi pula Min Jae sudah 1 tahun. Aku rasa tidak masalah. Dan lagi pula, kita hanya 4 hari di sini, sayang." tanya Sehun membuat Irene tersipu di persembunyiannya. Wajahnya memerah dan Sehun tahu itu namun ia tidak berniat menggoda Irene saja.
"Hun?"
"Iya sayang?" kata Sehun seperti menekankan ucapannya barusan. Irene terkekeh lalu menegakkan tubuhnya menatap Sehun. Diusapnya rambut Sehun lembut kemudian mencium hidung Sehun dengan lembut, "Mau mandi bersama?" tanya Irene membuat Sehun melebarkan matanya tidak percaya dengan apa yang Irene tawarkan barusan.
Oh, bahkan Sehun tidak perlu berpikir lagi untuk menjawab. Karena jawabannya akan selalu 'iya' dia pasti sangat mau. Ada apa dengan istrinya ini? Kenapa Irene tumben sekali menawarkan mandi bersama. Padahal, sedikit sulit untuk mengajak gadis itu mandi bersama. Bahkan, Sehun harus merayu Irene dulu.
"Tidak mau?"
"Siapa bilang?" kata Sehun cepat membuat Irene tersenyum geli kemudian turun dari pangkuan Sehun dan menatap pria itu dengan senyuman manisnya.
Sehun melebarkan matanya ketika Irene berjalan mundur sambil melepaskan ikatan jubah tidurnya dan Sehun sudah bisa membayangkan apa yang akan ia lihat di balik jubah tidur sialan itu. Namun setelah membuka ikatan tersebut, Irene yang berniat menurunkan jubah tidurnya langsung mengurunkan niatnya.
"Kau tidak mau membukanya sendiri?" tanya Irene sambil menaikkan alisnya. Sehun meneguk salivanya sendiri, "Jangan salahkan aku jika nanti malam kau tidak bisa tidur, sayang!" ucap Sehun dengan sedikit kesal karena berani-beraninya Irene menggodanya malam ini.
Irene mengidikkan bahunya sambil tertawa gemas, "Jika kau bisa menangkapku, mungkin..." Irene tersenyum lagi dan Sehun yang sudah terpancing langsung berdiri dan berlari mengejar Irene.
"Aaah!" teriak Irene terkejut sambil tertawa saat Sehun membopong tubuhnya dan menaruhnya di atas pundak Sehun, "Hun! Turunkan aku sekarang!"
"Kau memancing kemarahanku, sayang." Ucap Sehun sambil memukul bokong Irene gemas, "Sehun! Tapi tidak usah dibopong seperti ini! Kepalaku pusing!" jerit Irene sambil memukul punggung suaminya berkali-kali.
Berakhirlah keduanya di dalam kamar mandi setelah Sehun menutup pintu kamar mandi dengan keras.
Dan, plis gaes, kalian gak usah maksa buat streaming kegiatan mereka. Karena saat vange mau ngeliput, pintunya udah dikunci :"> dan sekarang vange ada di depan pintu kamar mandi... ada yang mau nemenin vange gak ini? :")
~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
• Stay With Me | Hunrene ✔
Fanfiction#1 hunrene -- 20.11.2019 _______ Semua berawal dari seorang gadis amnesia yang Sehun temukan di jalan, seorang gadis yang membutuhkan pertolongan dan membuat Sehun mau tidak mau harus menolongnya. Sehun yang awalnya bersikap dingin dan benci pada I...