Malam semakin larut namun kedua insan yang sedang menuntaskan hasrat mereka seperti tidak memikirkan sudah pukul berapa saat ini. Mereka mengejar kenikmatan dunia yang tidak bisa mereka temukan di mana pun kecuali di ranjang mereka. Lelah dan badan yang penuh dengan keringat membuat mereka semakin bersemangat.
Desahan demi desahan yang lolos keluar dari mulut keduanya membuat ruangan kamar itu menjadi saksi bisu pergulatan hebat mereka. Sehun pun hanya menuntun pinggul molek itu untuk terus bergerak di atasnya. Dan selang beberapa menit kemudian, keduanya mencapai puncaknya dan Irene langsung ambruk pada dada bidang Sehun. Ya, berkat rengekan Sehun yang menginginkan Irene memimpin permainan mereka, terjadilah pergulatan hebat di mana Irene membuat Sehun hampir gila di bawah kurungannya.
Sehun mengusap punggung Irene yang berkeringat sedang istrinya masih menikmati sisa-sisa pelepasannya. Terasa hebat membuat Irene bahkan terkejut dengan kemampuannya memuaskan Sehun. Jika saja kalian dengar bagaimana frustasinya Sehun ketika Irene menyentuh titik lemahnya berkali-kali. Sehun meracau tidak jelas.
"Hh..." napas Irene tersengal dan ia memejamkan matanya. Menghirup aroma tubuh Sehun juga menikmati pijatan lembut di sekitaran punggungnya sampai pinggangnya oleh tangan Sehun.
"Kau hebat." Puji Sehun tersenyum. Irene hanya diam kemudian berguling ke samping Sehun dan memeluk pinggang suaminya lalu membenamkan kepalanya pada dada bidang Sehun.
"Pukul berapa?" tanya Irene dengan suara seraknya. Ia bahkan lupa pukul berapa mereka memulai kegiatan panas ini. Sehun melirik jam di atas nakas sebentar dan matanya sedikit melebar kala melihat jarum jam yang menunjukkan pukul 2 pagi.
"2 pagi." Ucap Sehun menghela napasnya begitu pun Irene yang saat ini seperti menyesal karena kegiatan mereka membuat tidur malam keduanya jadi terlambat.
"Kau kan harus bekerja besok." Sesal Irene masih memejamkan matanya. Sehun yang mendengar itu langsung mengusap punggung Irene lagi dengan lembut, "Tidak apa-apa, sayang."
"Tapi –"
"Istirahat, Rene. Kau pasti lelah, kan?" ucap Sehun mencium puncak kepala Irene dengan sayang. Irene mengangguk saja hingga tidak menunggu lama, Sehun tidak lagi mendengar jawaban Irene karena istrinya sudah tidur dengan nyenyak.
***
Sehun tersenyum sambil menggenggam buket bunga untuk Irene. Entah kenapa, setelah ia pulang kantor, Sehun sangat ingin sekali membelikan bunga untuk Irene. Ah, bahkan ia berniat mengajak istri dan putranya untuk makan malam sekarang. Bahkan ia juga sudah menyiapkan acara makan malam mereka bertiga di restauran mewah.
Rasanya hatinya terus berbunga-bunga sedari tadi. Irene pasti sangat bahagia sekali. Dan tidak menunggu lama, mobil Sehun pun terparkir di depan halaman rumah besar Sehun. Hyun Joo bergegas untuk membukakan pintu bagi tuan besarnya itu.
"Siapkan mobil, Hyun Joo-ya." Ucap Sehun cepat dan Hyun Joo hanya mengangguk sambil menundukkan kepalanya.
"Mobil yang mana depyeonim?" tanya Hyun Joo ketika Sehun hampir masuk ke dalam rumah besar itu. Sehun memutar tubuhnya dan menatap Hyun Joo lagi lalu sedikit berpikir, "Yang mana saja." Katanya sedikit acuh dan Hyun Joo lagi-lagi menundukkan kepalanya mengerti.
Sehun membuka pintu rumahnya dan nampaklah ajhuma Han yang sedang menggendong putranya dengan tangan Min Jae yang sedang memegang biskuit. Ajhuma Han seperti sedang menggendong cucunya dan Sehun ikut senang karena ajhuma Han bisa tersenyum seperti itu.
Sehun menaruh buket bunga itu di atas meja lalu berjalan menghampiri Min Jae.
"Selamat malam anak appa." Kata Sehun mengecup pipi Min Jae yang masih berada di gendongan ajhuma Han. Min Jae yang melihat Sehun langsung tertawa dan tidak sengaja membuang biskuitnya ke bawah. Mulut bayi itu sedikit kotor namun Sehun sama sekali tidak mempermasalahkannya. Min Jae menepuk tangannya seperti meminta Sehun untuk menggendongnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
• Stay With Me | Hunrene ✔
Fanfiction#1 hunrene -- 20.11.2019 _______ Semua berawal dari seorang gadis amnesia yang Sehun temukan di jalan, seorang gadis yang membutuhkan pertolongan dan membuat Sehun mau tidak mau harus menolongnya. Sehun yang awalnya bersikap dingin dan benci pada I...