"Tinggal di rumahku untuk sementara," kata Sehun sambil memangku kakinya dan kembali memainkan iPadnya di atas pahanya sebagai bentuk pengahlian kegugupannya.
Irene mengerjap-ngerjapkan matanya pada Sehun, ia merasa tidak percaya dengan yang diucapkan pria dingin itu barusan. Hei, seorang Oh Sehun mengizinkanmu tinggal di istananya? Luar biasa!
Tunggu, apakah Irene yang sedang bermimpi di sini? Oh, tidak tentu saja. Sehun nyata di depannya dan pria itu juga benar-benar mengucapkan kalimat langkah dari bibirnya.
"Kau sedang bercanda?" papar Irene dengan wajah yang masih bertanya-tanya. Apa Sehun serius dengan ucapannya?
Ya, bahkan Sehun sendiri bimbang dengan ucapannya barusan. Ia juga kaget mengatakannya tanpa keraguan, apa benar yang baru saja ia katakana itu? Ia mengizinkan Irene tinggal di rumahnya? Oh mengapa sekarang menjadi seperti ini?
Sehun juga bingung dengan pernyataannya barusan, tapi ia tidak bisa menariknya bukan? Apa ia harus berkata di depan gadis itu jika ia salah bicara? Itu tidak mungkin, dan sekali lagi, tidak ada yang bisa Sehun sesali sekarang. Karena otaknya yang entah tiba-tiba sedikit terbentur itu tidak memikirkan resiko apa yang akan Sehun tanggung jika mengizinkan Irene tinggal di rumahnya.
"Jangan sampai aku berubah pikiran!" ujar Sehun dingin dan wajah datar yang masih terfokus pada layar IPadnya. Irene mencibir pelan sambil membuang pandangannya ke arah lain.
"Jadi aku harus memanggilmu Tuan mulai sekarang?" tanya Irene membuat Sehun kini menatapnya dengan pandangan tajam dan Irene ikut menatap pria itu dengan tatapan yang dibuat seolah-olah Irene juga sedang marah.
"Akan lebih baik saat kau tidak memanggilku apa pun, dan juga tidak berbicara apa pun padaku!" tukas Sehun dengan wajah cueknya lalu kembali melakukan aktifitasnya pada layar IPad itu.
Lagi-lagi Irene hanya memutar bola matanya malas. Sungguh, betapa menyebalkan dan dinginnya seorang Sehun itu, apa ia betah hidup sebagai pria brengsek sepanjang hidupnya?
Bahkan jika nanti Sehun memiliki kekasih dan menikah, apa ia akan tetap berlaku dingin pada mereka? Atau jika Sehun memiliki anak, bagaimana nanti sifatnya pada anaknya itu?
🔹🔹🔹
Hyun Joo menepikan mobilnya di depan kantor Willis Group, lalu Hyun Joo kemudian turun dari mobil dan segera membukakan pintu mobil untuk Tuan besarnya. Pria itu turun dari mobil sambil memegangi beberapa berkas kantor di tangan kanannya, sedang Irene masih duduk diam di dalam mobil dan ia nampak bingung apa ia harus ikut turun juga, ataukah tetap berada di dalam mobil?
Sehun melirik gadis itu sekilas kemudian menatap Hyun Joo kembali yang masih setia berdiri di samping mobil, entah mengapa Sehun masih kesal dengan supirnya itu. Dan sungguh Sehun berterima kasih, supir di depannya itu membuat sehun terjebak untuk kurun waktu tidak tentu bersama seorang gadis asing. Sungguh, jika tidak ada Irene di sini Sehun ingin mengeluarkan setiap geraman di dalam hatinya pada supirnya yang satu ini.
Hyun Joo pun hanya pura-pura polos. Seperti tidak mau mengerti pandangan Sehun yang sudah seperti seorang setan memang, padahal Hyun Joo begitu mengerti mengapa Tuan besarnya itu menatapnya dengan pandangan seorang pembunuh yang sudah siap membunuhnya. Namun entah mengapa Hyun Joo merasa lewat Irene, Tuan mudanya itu akan menjadi seseorang yang lebih peduli pada orang lain.
"Jangan kira kau bisa selamat setelah berani berbicara seperti tadi!" ucap Sehun sedikit pelan namun tetap beraura dingin dan mematikan, ia tidak mau Irene mendengar ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
• Stay With Me | Hunrene ✔
Fanfiction#1 hunrene -- 20.11.2019 _______ Semua berawal dari seorang gadis amnesia yang Sehun temukan di jalan, seorang gadis yang membutuhkan pertolongan dan membuat Sehun mau tidak mau harus menolongnya. Sehun yang awalnya bersikap dingin dan benci pada I...