***
Sehun sedang menggendong Min Jae dan mengajak putranya untuk bermain bersama. Sedang istrinya sedang membuat salad di dapur untuk mereka nikmati bersama. Sehun berada di ruang tamu, bersama Min Jae yang sibuk bermain dengan mainannya.
Min Jae terkadang berceloteh tidak jelas yang membuat Sehun tertawa gemas melihat tingkah lucunya itu. Bayi yang sudah sudah berumur 4 bulan itu nampaknya semakin menggemaskan dan terkadang membuat Sehun ingin sekali menggigit pipi gembulnya. Dan jika seperti itu, Irene akan marah karena Sehun sudah membuat putra mereka menangis.
"Ta da!" Irene meletakkan sepiring salad buah di atas meja sambil tersenyum kemudian mencuri sebuah kecupan singkat di pipi putranya.
"Mau?" tanya Irene pada Sehun dan suaminya itu mengangguk cepat sambil tersenyum. Irene pun menyuapi Sehun dengan makanan sehat itu dengan sabar dan terkadang membersihkan noda di sudut bibir Sehun dengan lembut membuat hati Sehun berdesir.
Min Jae yang menyaksikan aksi Irene yang menyuapi Sehun langsung menangis dengan keras merasa cemburu jika dirinya diabaikan di sini. Irene yang terkejut anaknya menangis, langsung meletakkan salad itu di atas meja dan mengambil Min Jae dari gendongan Sehun.
"Min Jae mau?" putranya tidak jawab melainkan masih menangis meski sudah berada di gendongan Irene. Lantas, Irene tertawa gemas kemudian menatap bubur yang sudah ia siapkan di atas meja untuk putranya itu, "Hun, tolong ambilkan bubur Min Jae di meja makan." Ucap Irene tanpa menatap Sehun karena menurutnya, saat ini, pangeran kecilnya lebih menarik untuk dilihat ketimbang suaminya sendiri.
Sehun menyodorkan mangkuk berisi bubur itu pada Irene. Sang istri menatap Sehun sebentar, "Kau yang menyuapi atau aku?" tanya Irene membuat Sehun terdiam cukup lama. Bukan karena apa, melainkan ia memang jarang sekali menyuapi Min Jae. Mengingat beberapa minggu yang lalu, ia berusaha menyuapi dengan sabar putra kecilnya itu namun Min Jae malah menumpahkan bubur tersebut ke baju Sehun.
"Aku –tidur." Ucapnya dengan menyengir membuat Irene menggeleng, "Gendong dia Hun. Biarkan aku yang menyuapinya." Irene memberikan Min Jae pada Sehun dan pria itu hanya menerimanya saja. Dan sekarang, Irene tengah menyuapi Min Jae dengan buburnya. Begitu penuh dengan kelembutan dan kasih sayang.
Sehun yang melihat itu nampak berpikir sejenak dan membedakan cara Irene dan dirinya yang menyuapi Min Jae. Saat itu, Sehun tidak menyuapi Min Jae dengan rayuan seperti cara Irene. Maksudnya, ia hanya menyuapkan dengan mengatakan 'Aaa' saja. Berbeda dengan Irene yang penuh dengan tawa hangat dan kasih sayang. Pantas saja Min Jae menumpahkan bubur itu.
"Maaf karena pekerjaanku, kita jadi menunda liburan kita." Sesal Sehun membuat Irene tersenyum sambil mengambil tisu basah dan mengelap bibir dan tangan Min Jae dengan hati-hati.
"Tidak masalah sayang." Kata Irene tersenyum lalu berdiri membawa piring kotor namun sebelumnya, Irene memberikan kecupan hangat di kening Sehun, menandakan Irene tidak mempermasalahkan apa pun mengenai tertundanya liburan mereka.
Sehun sangat bersyukur memiliki Irene yang selalu mengertinya. Tidak mengeluh jika Sehun memiliki banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dan Irene tidak pernah marah jika Sehun menunda acara keluarga mereka seperti ini. Benar-benar istri yang sempurna Sehun dapatkan.
Sehun yang saat ini masih menggendong Min Jae yang terlihat kekenyangan dan hanya membaringkan kepalanya pada dada bidang Sehun, membuat ayah muda itu tersenyum lalu mengambil ponselnya dan mencuri beberapa foto dari Min Jae. Senyum bahagia pun tidak terelakkan dari wajah Sehun. Ia tidak pernah membayangkan akan memiliki anak secepat ini. Ah, bahkan pertemuannya dengan Irene dulu terasa baru kemarin.
Teng nong!
Suara bel rumah Sehun terdengar dan sontak ajhuma langsung berlari untuk membukakan pintu. Sehun masih sibuk menggendong Min Jae sembari tangannya mengusap punggung pangeran kecil itu lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
• Stay With Me | Hunrene ✔
أدب الهواة#1 hunrene -- 20.11.2019 _______ Semua berawal dari seorang gadis amnesia yang Sehun temukan di jalan, seorang gadis yang membutuhkan pertolongan dan membuat Sehun mau tidak mau harus menolongnya. Sehun yang awalnya bersikap dingin dan benci pada I...