.
.
.
"Selamat malam Oh Depyeonim." Seru seorang pelayan menghampiri Sehun dan Irene.
"Ah–" Rintih Irene memegangi kepalanya, dan segera Sehun menatap kekasihnya itu dengan khawatir.
"Kau baik-baik saja? Kau merasa pusing? Mau pulang saja?" Pertanyaan bertubi-tubi yang dijajarkan Sehun membuat Irene tersenyum ringan. Dan mengelus punggung tangan sehun yang nerangkulnya.
"Tidak, hanya sedikit pusing. Aku baik-baik saja." Jelasnya singkat, meski begitu Sehun tetap merasa tidak nyaman dan mengkhawatirkan gadis itu.
"Meja anda sudah siap depyeonim."
"Terimakasih," Sehun tersenyum, "Ayo Irene." Ucap Sehun hangat.
Sehun menggandeng Irene dengan lembut, namun sebelum mereka mengikuti pelayan itu menuju meja yang sudah Sehun siapkan, pria Oh itu terhenti sebentar sambil tersenyum tipis membuat Irene bingung dengan tingkah pria itu. Lantas Sehun mengeluarkan sebuah penutup mata dari dalam saku dalam jasnya.
"Untuk apa itu?" Irene mengerutkan keningnya menatap benda berwarna hitam yang Sehun genggam.
"Tentu saja menutup matamu, apa lagi?" Sehun tersenyun manis, kemudian memakain penutup mata itu pada Irene. Sedang gadis itu hanya diam dan menurut pada perkataan Sehun tanpa berniat menolak.
Setelah semua siap, Sehun menggandeng Irene lagi untuk mengikuti langkahnya dengan perlahan. Tidak berhenti Sehun tersenyum, karena ia merasa Irene pasti sangat senang dengan kejutannya. Apalagi saat ini, ia sudah mempersiapkan hal special untuk gadisnya, dan Sehun berharap gadis ini bahagia atas apa yang Sehun lakukan untuknya malam ini.
Setelah sampai pada meja mereka, yang bertempat out door, Sehun mulai melepaskan penutup mata Irene dengan perlahan, namun tidak menutupi jika Sehun sangat gugup sekarang. Entah kenapa hatinya berdebar kencang dengan expresi apa yang akan Irene tunjukan nanti. Apakah gadisnya akan menangis? Ya, mungkin saja. Sejujurnya, Sehun sudah menyiapkan ini semenjak 2 minggu lalu, Irene harus senang dengan kerja kerasnya kan?
Setelah penutup mata Irene terlepas sempurna, gadis yang menggunakan dress hitam itu kini melihat dengan jelas sebuah pemandangan luar biasa yang membuatnya berdecak kagum. Ini lebih dari kata luar biasa mungkin.
Greb
Sehun memeluk tubuh Irene dari belakang, kemudian membenamkan dagunya pada ceruk leher Irene, dan beberapa kali menghirup aroma khas gadisnya dengan bebas.
"Kau suka?" tanya Sehun mencium pipi Irene, dan gadis itu hanya mengangguk dengan air matanya yang menetes membasahi tangan Sehun yang memeluk pinggangnya posesif, menandakan sebuah kepemilikan di sana.
"Aku sangat suka Sehun, terimakasih sayang." Irene memutar tubuhnya menatap Sehun, kemudian sedikit berjinjit dan memberikan sebuah ciuman di pipi Sehun. Namun pria itu malah menatap kesal pada Irene, "Hanya pipi? Kau tidak mau merasakan yang lain selain pipi?" Sontak pertanyaan Sehun itu membuat jantung Irene mau lepas, dan rona merah di wajahnya tidak bisa di tutupi lagi.
"Ti-dak." Ucap Irene dengan gugup sambil menunduk.
Sehun tersenyum kemudian menarik dagu gadis itu untuk menatapnya, bahkan wajah mereka sangat dekat hingga membuat hidung mancung keduanya bertabrakan."Mengapa jawabanmu seperti tidak jujur?"
"Sehun, bisakah kita mulai makan saja?" Irene meremas tangan Sehun yang sedang pria itu gunakan untuk memegang dagunya dengan lembut. Ya, Irene sangat berdebar sekarang. Meski mereka sudah tidur bersama, berciuman ataupun skinship lainnya, Irene jujur masih sangat malu jika Sehun menggodanya seperti ini, bahkan hatinya sangat tidak terkontrol berdekatan dengan pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
• Stay With Me | Hunrene ✔
Fanfiction#1 hunrene -- 20.11.2019 _______ Semua berawal dari seorang gadis amnesia yang Sehun temukan di jalan, seorang gadis yang membutuhkan pertolongan dan membuat Sehun mau tidak mau harus menolongnya. Sehun yang awalnya bersikap dingin dan benci pada I...