SWM - Chapter 27

7.7K 529 180
                                    

_____

Sore yang cerah untuk pasangan suami istri yang saat ini sedang saling bermesraan di dalam kantor. Atau mungkin, sang pria agaknya sedikit terganggu karena pekerjaannya yang harusnya selesai sore ini, harus tertunda karena istri tercintanya yang sedang hamil itu meminta sang suami untuk bermanja-manja.

Ah, memang Sehun selalu suka setiap kali mereka saling bermesraan, apalagi jika Irene meminta sebuah ciuman. Oh, sungguh Sehun bahagia bukan main saat melayaninya. Namun meski begitu, hanya sebatas ciuman saja yang bisa mereka lakukan. Tidak lebih.

Namun sore ini, Sehun sepertinya harus menolak keinginan isrtrinya itu untuk bermanja-manja karena pekerjaannya belum selesai. Apalagi ia harus mempersiapkan materi untuk rapat besok pagi. Irene yang duduk di pangkuan pria itu hanya menggeleng saat Sehun menyuruhnya duduk di sofa.

"Sayang –"

"Sehun ayo beli gulali." Ujar Irene bersemangat sambil memainkan dasi Sehun dan terkadang gadis itu menggesekkan hidungnya pada suaminya itu. Sehun mendesah berat sambil menarik dagu Irene dan mencium kilat bibir gadis itu, "Aku mau membelinya. Tapi setidaknya, ijinkan aku untuk menyelesaikan pekerjaanku sayang." Ucap Sehun sambil mengusap perut Irene yang agaknya sudah semakin berisi.

"Hm? 2 menit cukup?"

"2 menit? Apa yang bisa aku selesaikan dalam waktu 2 menit sayang?"

"Baiklah, 5 menit?"

"Irene, berikan aku waktu 1 jam. Aku berjanji akan menyelesaikannya dengan sangat cepat. Karena itu, duduklah di sofa dan biarkan aku menyelesaikannya hm? Ayolah Irene sayang, aku berjanji setelah ini akan membawamu ke mana pun kau inginkan." Kata Sehun menjanjikan dan Irene nampak mengerucutkan bibirnya. Sehun benar-benar gemas melihat ibu hamil ini jadinya. Astaga, jika saja ia tidak sedang di landa tugas kantor yang menumpuk seperti gunung, Sehun bisa menerkam Irene di kantornya sekarang juga.

"Tidak bisakah aku duduk di sini saja? Aku tidak akan menganggu. Aku janji." Kata Irene sambil merebahkan kepalanya pada ceruk leher Sehun. Bahkan Sehun harus menghela nafasnya beberapa kali saat bibir Irene dengan sengaja mencium area itu dengan lembut, "Hun? Kau tidak merindukanku?"

"Bicara apa kau ini? Tentu saja aku merindukanmu. Bahkan merindukanmu di atas ranjang." Irene tertawa kecil kemudian menatap Sehun dengan senyuman indahnya. Sontak hal itu membuat hati Sehun menghangat. Benar sekali, hanya Irene yang bisa memberikan rasa nyaman di hati pria Oh itu.

"Kau benar-benar menahannya untuk bayi kita?" Sehun menghela nafasnya dengan wajah sedikit cemberut dan akhirnya mengangguk, "Tentu saja. Aku tidak mau sesuatu yang buruk terjadi pada bayi kita sayang." Kata Sehun mencium pipi Irene membuat gadis itu mengangguk setuju sambil mengumbar senyum.

"Suami dan ayah yang baik." Irene mengecup bibir Sehun dengan lembut membuat pria itu tertawa gemas melihat sikap istrinya yang semakin hari terlihat semakin menggemaskan. Layaknya ia seorang anak kecil berumur 5 tahun. Terkadang Irene menangis jika Sehun tidak mau memakai baju sesuai pilihannya. Atau pun terkadang Irene menangis ketika Sehun bertanya padanya tentang buah yang selalu habis dengan cepat, padahal mereka baru membelinya sehari sebelumnya.

"Aku masih harus bekerja." Kata Sehun menyesal membuat Irene mendesah berat. Ia berdiri dari pangkuan Sehun namun tangan kanannya masih setia menggenggam jemari suaminya itu. Irene masih mengerucutkan bibirnya, "Jika aku bosan?"

"Memandangi wajah tampanku adalah satu-satunya obat untuk mengusir kebosananmu."

"Jika aku lapar?"

"Aku akan memesankan makanan jika kau lapar."

"Kalau aku mau minum?" Sehun menggeleng pelan dengan berbagai alasan yang Irene ajukan padanya. Memang semua itu tidak masuk akal. Karena di kantor Sehun tersedia semua hal yang Irene butuhkan.

• Stay With Me | Hunrene ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang