.
.
.
Irene nampak memilih kemeja yang akan Sehun gunakan untuk ke kantor. Ya, gadis itu sengaja bangun lebih pagi untuk melakukannya, dan saat ini Sehun masih tertidur pulas di bawah selimut tebalnya. Irene menjatuhkan pilihannya pada sebuah kemeja berwarna abu-abu, kemudian memilih jas berwarna putih beserta celana berwarna senada dengan jasnya, untuk Sehun gunakan hari ini.
Irene tersenyum, kemudian menaruh baju itu di atas ranjang. Detik selanjutnya, Irene melangkah menuju ranjang besar itu, dan duduk di tepian ranjang, sambil mengusap rambut Sehun dengan lembut.
"Hun?" seru Irene sambil menggoyang lengan pria itu, namun Irene hanya bisa menghela nafasnya karena kekasihnya itu masih menutup matanya tanpa bergerak sedikit pun. Irene mengecup singkat kening Sehun, namun masih sama, pria itu tidak bangun atau pun bergerak.
"Oh Sehun! Bangun!" kata Irene sedikit keras, dan sepertinya hal itu membuahkan hasil. Pria yang tidak menggunakan kaos itu, alias hanya bertelanjang dada, menggeliat pelan dan mulai membuka matanya yang sebenarnya masih sangat susah untuk terbuka.
"Hm? Aku masih mengantuk Irene, biarkan aku tidur lebih lama." Ucap Sehun sambil melingkarkan tangannya pada Irene, dan bermanja-manja pada gadis itu.
Irene mengerecutkan bibirnya samba meremas rambut Sehun dengan sayang.
"Tapi ini sudah jam setengah delapan, kekasihku." Bisik Irene tepat di telinga pria itu.
"Lalu kenapa? Tidak ada yang berani memarahiku jika aku terlambat." Sahut Sehun masih memejamkan matanya, dan hal itu membuat Irene tersenyum kecil.
"Jika kau bangun sekarang, aku akan memberikan–"
Chup
"Sehun!" Irene memegang bibirnya yang baru saja di cium oleh Sehun tanpa mengatakannya dulu. Irene menatap wajah pria itu dengan kesal, dan pria itu hanya tersenyum kecil sambil menegakkan tubuhnya, membuat selimut putih itu turun ke bawah dan menampilkan tubuh berotot Sehun.
"Bukankah kau mau memberikan ciuman?"
"Bu –kan!"
"Wajahmu memerah sayang." Ucap Sehun gemas sambil mencubit pipi Irene dengan pelan.
"Cepat mandi, dan aku menunggu untuk sarapan, mengerti?" ucap Irene kemudian berdiri dari tempatnya dan segera keluar dari kamar itu.
Irene memegang pipinya yang terasa panas, meskipun Sehun sudah mencicipi bibirnya beberapa kali, namun jika pria itu melakukannya tiba-tiba, tetap saja membuat Irene berdebar. Dan rasanya seperti seorang anak muda yang baru jatuh cinta. Bahkan Irene tidak bisa menyembunyikan rona merah di wajahnya, itu memalukan tentu saja.
~~~
Sehun tersenyum melihat baju yang disiapkan Irene untuknya, lantas pria itu langsung memakai pakaian itu tanpa berpikir lebih lama lagi. Sehun mengancing kemeja itu sambil menatap diri di kaca, dengan pikiran yang tidak lagi memikirkan gadisnya, melainkan memikirkan sebuah hal yang berusaha ia tutupi, mengapa ia sangat takut saat ini? Ia takut semua tidak berjalan sesuai dengan keinginannya.
Drrt
Sehun menatap ponsel yang berada di atas mejanya itu, dan kemudian meraih ponsel itu. Sehun membaca sebuah kontak nama di sana, tertulis Kim Jongdae. Ada apa pria itu mengirimnya pesan pagi-pagi? Tidak biasanya Jongdae mengirimnya sebuah pesan di pagi hari. Lantas, Sehun segera membuka ponselnya dan membaca isi pesan itu.
From Kim Jongdae: "Ada yang ingin bertemu denganmu, dan dia sudah menunggumu. Cepatlah ke kantor!"
Sehun nampak berpikir sejenak, siapa yang ingin bertemu dengannya tanpa membuat janji terlebih dahulu? Sehun menghela nafasnya kemudian menaruh ponsel itu di saku jasnya. Ia menatap sekali lagi penampilannya di depan kaca, dan tersenyum singkat. Segera Sehun keluar dari kamar, dan melihat gadisnya yang sibuk di dapur menyiapkan sarapan bersama ajhuma Han. Lantas, Sehun mendekat kemudian menarik lengan Irene dan memeluk gadis itu dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
• Stay With Me | Hunrene ✔
Fanfiction#1 hunrene -- 20.11.2019 _______ Semua berawal dari seorang gadis amnesia yang Sehun temukan di jalan, seorang gadis yang membutuhkan pertolongan dan membuat Sehun mau tidak mau harus menolongnya. Sehun yang awalnya bersikap dingin dan benci pada I...