.
.
.
Irene nampak sibuk di dapur, sedari tadi gadis itu berkutat pada bumbu-bumbu dapur seorang diri karena ia melarang ajhuma Han untuk ikut membantu. Irene ingin memasakan sesuatu untuk Sehun mengingat semalam, Sehun begitu baik sudah merawatnya dengan lembut. Paling tidak dengan membuatkan makanan untuk pria itu, bisa membayar rasa terimakasihnya untuk apa yang Sehun lakukan.
Pagi-pagi sekali Irene sudah bangun untuk menyiapkan bahan-bahan makanan. Ia bertanya pada ajhuma apa yang Sehun sukai? Dan ajhuma menjawab sehun tidak pernah memilih-milih makanan, dan itu berarti Sehun bisa memakan apa saja.
Irene merasa sangat mahir saat di dapur, seperti ini sebuah pekerjaan yang sering ia lakukan, hal yang sangat dekat dengan hidupnya. Mungkinkah dulu ia memang suka memasak? Ah, jika memikirkan masa lalunya, demi Tuhan Irene sangat takut jika masa lalunya memang mengerikan. Namun tidak! Ia harus percaya kata-kata Sehun, bahwa ia adalah gadis baik-baik.
Lihatlah bagaimana ia memotong bawang dan sayuran dengan ahli, juga cara memasak dengan gesit dan cepat. Irene tersenyum sempurna dikala masakan itu hampir siap. Ia dengan semangat mengatur makanan-makanan itu dengan rapih di atas piring, lalu menaruh makanan itu di atas meja. Kimbap, japchae, kimchi, daging dan telur dadar gulung menghiasi meja makan sehun. Melihat indahnya hasil makanannya Irene begitu puas. Hanya tinggal menunggu Sehun mencicipinya.
Dan tidak lupa ia membuat sebuah jus jambu dipagi hari untuk menambah stamnia Sehun dalam bekerja. Mengingat Sehun sangat suka meneguk minuman sehat berbahan buah-buahan itu setiap hari. Dan Irene sangat berharap Sehun akan memakannya, agar upaya memasaknya dengan tulus hati ini tidak sia-sia.
Meski menurut ajhuma, Sehun tidak pernah makan di rumah, namun entah mengapa Irene berharap Sehun memberikan pengecualian untuknya sekali lagi, mungkin? Irene berharap Sehun menerima niat baik Irene sebagai bentuk terimakasih yang tulus darinya.
Irene kini mengedarkan pandangannya, melihat ke atas kamar Sehun dan tidak menunggu lama, manik mata indah Irene melihat jelas sosok tampan yang berjalan menuruni anakan tangga dengan memeriksa berkas-berkas kantor di tangannya. Ya, Sehun yang selalu sibuk dengan pekerjaan. Tiada waktu baginya untuk beristirahat, jika mengenai pekerjaan kantornya.
Irene segera berjalan menghampiri Sehun yang sudah berada di ruang tengah sambil memeriksa kembali berkas-berkas yang akan dibawa ke kantor. Sehun takut jika nanti ada yang tertinggal, karena hari ini ia memiliki meeting di kantornya.
"Sehun-ssi." panggil Irene lembut, membuat Sehun menatapnya sebentar dan kembali melihat file kantornya. Ya, setidaknya namja itu mau meliriknya sedikit kan?
"Wae?" Tanya Sehun cepat dengan suara khasnya yang begitu Irene kenali, karena memang suara itu yang paling sering ia dengar selama ini. Bahkan jika dibilang, suara Sehun adalah suara favoritnya sekarang.
"Aku memasak sesuatu untukmu sebagai ucapan terimakasihku. Maukah kau mencicipinya sedikit?" Kata Irene memohon pada pria itu. Sehun berhenti melihat filenya dan menatap arah meja makan yang sudah dipenuhi dengan masakan gadis itu. Sehun pun beralih pandang menatap Irene lagi, "Tidak terimakasih. Aku tidak biasa makan di rumah." Kata Sehun tanpa senyuman dan kembali berkutat pada kesibukannya. Irene kecewa dengan penolakan itu. Ayolah, apa Sehun tidak bisa melihat ketulusan Irene yang rela memasak dari pagi untuknya? Bahkan hanya sedikit?
"Bahkan hanya sedikit? Aku mohon. Hal itu tidak akan membuat waktumu terbuang percuma kan?" Irene masih berharap jika Sehun merubah pikirannya, dan memilih menerima tawaran Irene untuk mencicipi hasil masakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
• Stay With Me | Hunrene ✔
Fanfic#1 hunrene -- 20.11.2019 _______ Semua berawal dari seorang gadis amnesia yang Sehun temukan di jalan, seorang gadis yang membutuhkan pertolongan dan membuat Sehun mau tidak mau harus menolongnya. Sehun yang awalnya bersikap dingin dan benci pada I...